Perkenalkan, namaku Dessy. Kali ini aku akan menceritakan curahan hatiku, lebih tepatnya luka dalam dadaku yang telah kusimpan selama 3 tahun ini. Umurku saat ini 27 tahun. Seorang gadis single dengan usia yang telah mencapai usia matang. Pasti akan diteror dengan pertanyaan panas yang selalu mengganggu hari-hari kita. Ya, pertanyaan yang berhubungan dengan jodoh dan pernikahan.
Aku tahu, bahwa menikah adalah suatu keputusan. Mengubah status dari single menjadi wanita beristri merupakan impian kebanyakan wanita, bukan? Begitupun aku. Aku juga ingin menjadi seorang istri, membangun rumah tangga, memiliki anak dari suamiku, hidup bersama pria yang kucintai, dan membangun mahligai kebahagiaan bersama untuk meraih cita dan impian yang belum tercapai. Suatu impian indah bukan. Aku juga ingin, aku juga berharap sama.
Dulu, saat aku masih remaja, aku selalu membayangkan akan kehidupan dewasa. Kelak bila aku telah mencapai usia 25 tahun, aku akan menikah dan memulai kehidupan baru sebagai seorang istri. Usia 22 tahun lulus kuliah, kerja tiga tahun dan menikah diusia 25 tahun. Sehingga kelak anak ku akan melihat ibunya masih muda dan cantik. Sungguh indah. Tetapi setelah aku melewati usia 25 tahun ini, dan masih single. Rasanya seperti angan-angan yang indah tetapi terenggut oleh gelapnya malam dan terbawa aus waktu di malam hari. Alias kita sebut sebagai mimpi saja. "huft.. hanya mimpi"
Mengapa hingga sekarang aku belum menikah,, dan mengapa aku tidak menginginkan menikah dengan segera atau cepat seperti teman-temanku? Semua ini karena ada luka yang mengganjal di hatiku. Aku mencoba menahan semua rasa sakit ini. Aku berharap semua ini hanya sebentar, tetapi sayangnya, luka ini semakin hari semakin sakit dan tak tertahankan, apalagi saat mendengar nama nya. Ya, nama seorang pria yang telah menghancurkan hati ku. Panggil saja dia Andi.
Dulu, Andi seperti nada nada indah dalam hidupku. Di dalam dadaku dan anganku semua tentang Andi. Pernah gak kalian merasa jatuh cinta? ya itu yang kurasakan saat itu. Andi adalah teman SMA ku. Andi seorang gitaris band di sekolahku. Pintar bergaul, pintar public speaking, anggota OSIS, tim futsal, dan memiliki banyak teman di sekolah dan di rumahnya. Berbeda dengan ku. Aku pemalu, aku kutu buku, dan anak rumahan.
Andi mulai mendekatiku saat aku dan dia sama sama dalam program OSIS. Aku yang merupakan perwakilan kelas mengurus acara pensi, dan Andi sebagai anggota OSIS sekaligus band pengisi dalam acara itu. Jujur aku merasa tertarik dengan nya saat melihatnya. Senyumannya, tatapannya padaku, nada bicaranya, dan cara dia bercanda. Semua nya membuatku tertarik. Aku memang suka dengan pria yang bertipe kepribadian sanguins. Tipe pria menarik perhatian, pria suka bergaul, ekstrovert dan mampu menjalin komunikasi. Semua nya kutemukan dalam Andi. Memang dia tidak setampan pria lainnya. Ada ketua OSIS yang bernama Heru. Dia tinggi dan berjiwa kepemimpinan tinggi. Ada juga Panji, dia tampan, putih nampak seperti Baekhyun EXO. Sungguh tampan. Tetapi tetap saja aku tidak ada rasa cinta terhadap mereka. Tidak seperti saat ku bertemu Andi.
Bagiku, hanya andi yang bisa membuat hatiku menjerit dan bergetar tiada menentu saat bertemu dengan nya. Cinta pertama di usia SMA pun kurasakan saat melihat Andi. Aku sadar, ia memiliki banyak cewek yang pernah menjadi pacarnya. Banyak wanita juga suka dengannya. Termasuk aku. Tetapi keberuntungan ternyata jatuh kepadaku. Sering ketemu, sering ngobrol dan perhatian dariku yang kutumpahkan secara utuh terhadap kehidupan Andi membuahkan hasil yang manis. "Dess.. Aku tahu dari dulu kamu menginginkan aku setengah mati, aku tahu kamu pasti menyukai ku sejak pertama kali bertemu aku, kan?", ucap Andi dengan pelan-pelan saat duduk berdua di ruang musik.
Aku hanya diam dan tersenyum sambil melirik malu kepadanya. Tiba tiba dia berkata," Dess, aku ingin lebih dari ini. Aku ingin kita lebih dekat, lebih dari teman. Aku tahu semua kisahmu, kamu juga tahu aku seperti apa. Aku ingin kita dekat dan benar-benar dekat. Karena cuman aku yang bisa mengerti kamu". Seketika hatiku seperti mendapatkan siraman air dingin yang membuat dada seperti tanah lumpur di pagi hari. Iya ku akui, Andi memang benar-benar yang bisa mengerti isi hatiku. Dan dengan mantap ku katakan,"Ndi, kita jalin hubungan lebih serius yuk, aku mau kok kita ber-relationship". Dan semenjak itu, kami menjalin hubungan pacaran. Saat itu kami duduk di kelas 2 semester 2. Dan hubungan kami terjalin hingga kami lulus.
Setelah lulus, kami tetap berkomunikasi dengan baik. Karena kami tinggal satu kota, jadi masih mudah untuk bertemu. Aku lanjut kuliah, dan dia memilih bekerja di sebuah kantor sebagai admin. Kami mulai sibuk dengan kuliah dan kerja. Jarang bertemu dan tidak semesra dulu lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk break dari hubungan cinta remaja ini. Dan aku menerima keputusan ini. Aku sibuk juga dengan kuliahku dan dia juga bekerja karena ingin kuliah juga di tahun selanjutnya.
Setelah berlalu satu tahun, Andi melanjutkan kuliah. Dan ternyata, Andi satu fakultas dengan ku. Sungguh rasanya seperti mimpi indah yang datang kembali. Hal ini membuat kami kembali akrab. Karena memang kita putus bukan karena bermusuhan dan status kami hanya "break". Akhirnya aku ngekost dan dia juga ngekost tidak jauh dari kost putri tempat aku tinggal. Rasa cinta yang beku itu seolah mencair kembali. Kami semakin dekat dan akhirnya kami menjalin hubungan percintaan lagi. Selama setahun itu, aku juga tidak pacaran, jadi hanya dia laki-laki yang menjalin cinta denganku. Aku juga semenjak SMP tidak pernah pacaran dengan orang lain selain Andi.
Selama menjalin pacaran di kuliah, aku tahu ada yang tidak beres dengan Andi. Dia sepertinya menyembunyikan sesuatu. Ya, aku tahu dia selingkuh. Dia pacaran dengan beberapa cewek lain. Dia menyelingkuhi aku, dan memilih menutupinya seolah aku tidak tahu. Setiap kali aku mengetahui ia selingkuh dan aku marah, ia selalu meminta maaf dengan wajah yang tulus dan menyedihkan. Aku pun tak bisa berkata tidak, aku tak bisa berkata kasar dan membencinya. Entah mengapa. Aku sungguh sungguh merasa terpenjara oleh cintanya.
Pada saat aku semester 7, ia semester 5. Saat itu malam minggu, banyak anak anak kost yang pulang. Hanya Andi sendiri disana. Jadi ia meminta ku menemani nya di kost. Meskipun kami pacaran total sudah hampir 4 tahun sejak SMA, kami tidak pernah melakukan hubungan badan. Hanya pernah satu kali kami berciuman di bibir itupun saat aku ulang tahun di semester 5. Tetapi malam itu, aku benar-benar sudah melepaskan kesucianku pada Andi.
Malam itu, setelah kami ngobrol-ngobrol, dan saling peluk sambil nonton film di laptop. Tiba-tiba Andi mengecup berkali-kali keningku sambil mengelus-elus rambutku. "I love you, beb"
Lalu kami berciuman dengan panas. Tangannya mulai memegang payudaraku. Aku menahannya, tetapi dia berkata,"give it to me, you're my precious one". Dia mengecup bibirku lagi, dan memelukku sambil berpindah posisi menjadi diatasku. "Aku akan jaga supaya tidak hamil, kita hanya mencoba saja", ucapnya.
"Jangan sampai hamil ya beb, aku tidak mau", jawabku. Dipikiranku saat itu, kita sudah pacaran lama, dia juga kenal siapa aku, dan keluargaku kenal dia. Kalaupun sampai bocor, lebih baik nikah saja, karena sudah yakin kalau Andi lah pria yang tepat bagiku. Selain itu, aku berpikir dengan begini, Andi tidak akan jajan atau main dengan perempuan lain. Cukup aku, dan dia lah pria yang tepat bagiku. I DO IT FOR LOVE, I DO IT FOR HIM. Dan akhirnya malam itu, aku melepaskan keperawananku. Pria pertama yang telah memasukkan rudal nya kedalam gua suciku. Tetapi dia memang pintar, tidak sampai keluar di dalam, dia bisa menghandle permainan ranjang terlarang ini.
Semenjak itu hubungan kami makin dekat. Hingga kami lulus kuliah. Aku bekerja disini, dan dia bekerja di luar kota. Awalnya takut karena menjalani LDR. Tetapi aku percaya dia tidak akan main main disana. Setiap bulan sekali, kita ketemu dan pastinya setiap ketemu selalu melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Sekali lagi, aku melakukan ini karena aku tidak ingin dia nakal, dia jajan diluar, dia main dengan perempuan lain. Cukup aku.
Tetapi satu setengah tahun setelah aku lulus, dan dia baru bekerja selama 5 bulan, dia mulai tidak bisa diajak komunikasi. Alasannya sibuk, alasannya meeting. Oke aku terima, tetapi lama lama makin tidak bisa berkomunikasi. Dan setiap kali aku tanyakan kondisinya, dia hanya jawab sepatah kata saja. Dia mulai jarang pulang juga. Orang tuanya juga mulai tak seramah dulu. Mereka malah terkesan sengaja menjauhiku. Aku pun sebagai wanita juga merasa apa yang salah dan overthinking.
Akhirnya dia mulai menghilang bagai hantu. Kontak diblokir, sosmed diblokir, semua diblokir. Hilang tidak ada kabar. Status pacaran ini seperti gantung saja. Kenapa dia langsung hilang dan pergi tanpa kabar.
"Ndi, Apa kamu ingat aku? Ingat tidak saat kita bersama dulu? kok bisa bisanya lansung pergi tanpa kabar begini. Semua sudah kuserahkan. Hanya kamu satu satunya pria yang ada dalam hidupku", ucapku dalam hati. Mengapa dia langsung hilang tanpa kata terucap. Apa salahku, apa yang membuat dia meninggalkan aku. Tidak ada marah, tidak ada kebencian sebelum nya. Tetapi kenapa ini terjadi. Tanya itu terus memenuhi batin dan jiwaku.
Hari hari terus ku jalani. Selama satu tahun aku tidak pernah bertemu dengannya. Aku pun mencoba menjalani hari hariku tanpa pria. Aku masih berharap semoga ada kesempatan dengan nya. Aku hanya berharap ada kejelasan hubungan ini. Berakhir atau masih berlanjut. Jujur aku masih mencintainya tetapi kenapa dia menghilang begitu saja. Aku coba tanya tanya pada teman teman yang mengenalnya. Dan beberapa berkata dia bekerja di ibukota, ada juga yang bilang dia sukses sekarang.
Akhirnya aku coba mencari di linkedin. Dan aku ketemu akun profesionalnya. Dia bekerja di jakarta. Aku mulai menyadari mungkin dia memutuskan hubungan ini karena dia sibuk bekerja. Aku mulai berpikir positif. Karena perusahaan tempat dia bekerja merupakan perusahaan besar, dan posisi nya termasuk posisi kerja yang cukup memakan waktu dan otak. Aku terima kenyataan ini. Aku menyadari bahwa mungkin saat ini tidak bisa bertemu karena karir nya. Karena orang tuanya juga perlu dibahagiakan. Aku jadi sadar mengapa orang tuanya seperti jaga jarak denganku. Karena mungkin bagi mereka, akulah yang menghambat karir anaknya karena sibuk pacaran.
"Tidak mengapa. Asal kamu sukses dan meraih mimpimu. kalau jodoh tak akan lepas dan tak akan hilang dariku. Pasti akan kembali padaku", batinku. Aku mulai menjalani dengan ikhlas. Tetapi tidak bisa ku melupakannya. Tetap saja aku mencari tahu tentang dia. Dan kabar terbarunya.
Belum lama aku tahu posisi karirnya, temannya mengupload sebuah foto kalau dia sedang bertunangan dengan seorang wanita di Jakarta.
Perempuan cantik, langsing, putih, seksi dan pastinya dari keluarga berada. Aku langsung mengklik tautan dari foto itu. Kulihat profil calon istrinya. Sungguh dari keluarga berada dan memang cantik. Dia adalah calon istri Andi.
Jujur aku merasa seperti dibohongi, tidak dianggap, seperti tidak berharga.
Aku sudah serahkan semuanya, cinta, harta, jiwa dan juga kesucianku. Tetapi tiba tiba menghilang seperti asap, tidak ada kabar, tidak ada penjelasan. Lalu ada foto beredar di sosial media, dia tunangan dengan gadis cantik Jakarta.
Wanita mana yang bisa terima?
jujur aku tidak sanggup rasanya. Kejadian ini membuatku hancur dalam hati. Luka tak tertahankan dan rasa sesak dalam dada. Semakin hari, semakin membuatku terluka.
Andi..
Aku tahu kita tak mungkin bisa bersama. Masihkah ada kesempatan untukku? Masihkah bisa bertemu dan bersama lagi seperti dulu.
Lupakah kau dengan kebersamaan kita dulu?
Aku tahu, bahwa menikah adalah suatu keputusan. Mengubah status dari single menjadi wanita beristri merupakan impian kebanyakan wanita, bukan? Begitupun aku. Aku juga ingin menjadi seorang istri, membangun rumah tangga, memiliki anak dari suamiku, hidup bersama pria yang kucintai, dan membangun mahligai kebahagiaan bersama untuk meraih cita dan impian yang belum tercapai. Suatu impian indah bukan. Aku juga ingin, aku juga berharap sama.
Dulu, saat aku masih remaja, aku selalu membayangkan akan kehidupan dewasa. Kelak bila aku telah mencapai usia 25 tahun, aku akan menikah dan memulai kehidupan baru sebagai seorang istri. Usia 22 tahun lulus kuliah, kerja tiga tahun dan menikah diusia 25 tahun. Sehingga kelak anak ku akan melihat ibunya masih muda dan cantik. Sungguh indah. Tetapi setelah aku melewati usia 25 tahun ini, dan masih single. Rasanya seperti angan-angan yang indah tetapi terenggut oleh gelapnya malam dan terbawa aus waktu di malam hari. Alias kita sebut sebagai mimpi saja. "huft.. hanya mimpi"
Mengapa hingga sekarang aku belum menikah,, dan mengapa aku tidak menginginkan menikah dengan segera atau cepat seperti teman-temanku? Semua ini karena ada luka yang mengganjal di hatiku. Aku mencoba menahan semua rasa sakit ini. Aku berharap semua ini hanya sebentar, tetapi sayangnya, luka ini semakin hari semakin sakit dan tak tertahankan, apalagi saat mendengar nama nya. Ya, nama seorang pria yang telah menghancurkan hati ku. Panggil saja dia Andi.
Dulu, Andi seperti nada nada indah dalam hidupku. Di dalam dadaku dan anganku semua tentang Andi. Pernah gak kalian merasa jatuh cinta? ya itu yang kurasakan saat itu. Andi adalah teman SMA ku. Andi seorang gitaris band di sekolahku. Pintar bergaul, pintar public speaking, anggota OSIS, tim futsal, dan memiliki banyak teman di sekolah dan di rumahnya. Berbeda dengan ku. Aku pemalu, aku kutu buku, dan anak rumahan.
Andi mulai mendekatiku saat aku dan dia sama sama dalam program OSIS. Aku yang merupakan perwakilan kelas mengurus acara pensi, dan Andi sebagai anggota OSIS sekaligus band pengisi dalam acara itu. Jujur aku merasa tertarik dengan nya saat melihatnya. Senyumannya, tatapannya padaku, nada bicaranya, dan cara dia bercanda. Semua nya membuatku tertarik. Aku memang suka dengan pria yang bertipe kepribadian sanguins. Tipe pria menarik perhatian, pria suka bergaul, ekstrovert dan mampu menjalin komunikasi. Semua nya kutemukan dalam Andi. Memang dia tidak setampan pria lainnya. Ada ketua OSIS yang bernama Heru. Dia tinggi dan berjiwa kepemimpinan tinggi. Ada juga Panji, dia tampan, putih nampak seperti Baekhyun EXO. Sungguh tampan. Tetapi tetap saja aku tidak ada rasa cinta terhadap mereka. Tidak seperti saat ku bertemu Andi.
Bagiku, hanya andi yang bisa membuat hatiku menjerit dan bergetar tiada menentu saat bertemu dengan nya. Cinta pertama di usia SMA pun kurasakan saat melihat Andi. Aku sadar, ia memiliki banyak cewek yang pernah menjadi pacarnya. Banyak wanita juga suka dengannya. Termasuk aku. Tetapi keberuntungan ternyata jatuh kepadaku. Sering ketemu, sering ngobrol dan perhatian dariku yang kutumpahkan secara utuh terhadap kehidupan Andi membuahkan hasil yang manis. "Dess.. Aku tahu dari dulu kamu menginginkan aku setengah mati, aku tahu kamu pasti menyukai ku sejak pertama kali bertemu aku, kan?", ucap Andi dengan pelan-pelan saat duduk berdua di ruang musik.
Aku hanya diam dan tersenyum sambil melirik malu kepadanya. Tiba tiba dia berkata," Dess, aku ingin lebih dari ini. Aku ingin kita lebih dekat, lebih dari teman. Aku tahu semua kisahmu, kamu juga tahu aku seperti apa. Aku ingin kita dekat dan benar-benar dekat. Karena cuman aku yang bisa mengerti kamu". Seketika hatiku seperti mendapatkan siraman air dingin yang membuat dada seperti tanah lumpur di pagi hari. Iya ku akui, Andi memang benar-benar yang bisa mengerti isi hatiku. Dan dengan mantap ku katakan,"Ndi, kita jalin hubungan lebih serius yuk, aku mau kok kita ber-relationship". Dan semenjak itu, kami menjalin hubungan pacaran. Saat itu kami duduk di kelas 2 semester 2. Dan hubungan kami terjalin hingga kami lulus.
Setelah lulus, kami tetap berkomunikasi dengan baik. Karena kami tinggal satu kota, jadi masih mudah untuk bertemu. Aku lanjut kuliah, dan dia memilih bekerja di sebuah kantor sebagai admin. Kami mulai sibuk dengan kuliah dan kerja. Jarang bertemu dan tidak semesra dulu lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk break dari hubungan cinta remaja ini. Dan aku menerima keputusan ini. Aku sibuk juga dengan kuliahku dan dia juga bekerja karena ingin kuliah juga di tahun selanjutnya.
Setelah berlalu satu tahun, Andi melanjutkan kuliah. Dan ternyata, Andi satu fakultas dengan ku. Sungguh rasanya seperti mimpi indah yang datang kembali. Hal ini membuat kami kembali akrab. Karena memang kita putus bukan karena bermusuhan dan status kami hanya "break". Akhirnya aku ngekost dan dia juga ngekost tidak jauh dari kost putri tempat aku tinggal. Rasa cinta yang beku itu seolah mencair kembali. Kami semakin dekat dan akhirnya kami menjalin hubungan percintaan lagi. Selama setahun itu, aku juga tidak pacaran, jadi hanya dia laki-laki yang menjalin cinta denganku. Aku juga semenjak SMP tidak pernah pacaran dengan orang lain selain Andi.
Selama menjalin pacaran di kuliah, aku tahu ada yang tidak beres dengan Andi. Dia sepertinya menyembunyikan sesuatu. Ya, aku tahu dia selingkuh. Dia pacaran dengan beberapa cewek lain. Dia menyelingkuhi aku, dan memilih menutupinya seolah aku tidak tahu. Setiap kali aku mengetahui ia selingkuh dan aku marah, ia selalu meminta maaf dengan wajah yang tulus dan menyedihkan. Aku pun tak bisa berkata tidak, aku tak bisa berkata kasar dan membencinya. Entah mengapa. Aku sungguh sungguh merasa terpenjara oleh cintanya.
Pada saat aku semester 7, ia semester 5. Saat itu malam minggu, banyak anak anak kost yang pulang. Hanya Andi sendiri disana. Jadi ia meminta ku menemani nya di kost. Meskipun kami pacaran total sudah hampir 4 tahun sejak SMA, kami tidak pernah melakukan hubungan badan. Hanya pernah satu kali kami berciuman di bibir itupun saat aku ulang tahun di semester 5. Tetapi malam itu, aku benar-benar sudah melepaskan kesucianku pada Andi.
Malam itu, setelah kami ngobrol-ngobrol, dan saling peluk sambil nonton film di laptop. Tiba-tiba Andi mengecup berkali-kali keningku sambil mengelus-elus rambutku. "I love you, beb"
Lalu kami berciuman dengan panas. Tangannya mulai memegang payudaraku. Aku menahannya, tetapi dia berkata,"give it to me, you're my precious one". Dia mengecup bibirku lagi, dan memelukku sambil berpindah posisi menjadi diatasku. "Aku akan jaga supaya tidak hamil, kita hanya mencoba saja", ucapnya.
"Jangan sampai hamil ya beb, aku tidak mau", jawabku. Dipikiranku saat itu, kita sudah pacaran lama, dia juga kenal siapa aku, dan keluargaku kenal dia. Kalaupun sampai bocor, lebih baik nikah saja, karena sudah yakin kalau Andi lah pria yang tepat bagiku. Selain itu, aku berpikir dengan begini, Andi tidak akan jajan atau main dengan perempuan lain. Cukup aku, dan dia lah pria yang tepat bagiku. I DO IT FOR LOVE, I DO IT FOR HIM. Dan akhirnya malam itu, aku melepaskan keperawananku. Pria pertama yang telah memasukkan rudal nya kedalam gua suciku. Tetapi dia memang pintar, tidak sampai keluar di dalam, dia bisa menghandle permainan ranjang terlarang ini.
Semenjak itu hubungan kami makin dekat. Hingga kami lulus kuliah. Aku bekerja disini, dan dia bekerja di luar kota. Awalnya takut karena menjalani LDR. Tetapi aku percaya dia tidak akan main main disana. Setiap bulan sekali, kita ketemu dan pastinya setiap ketemu selalu melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Sekali lagi, aku melakukan ini karena aku tidak ingin dia nakal, dia jajan diluar, dia main dengan perempuan lain. Cukup aku.
Tetapi satu setengah tahun setelah aku lulus, dan dia baru bekerja selama 5 bulan, dia mulai tidak bisa diajak komunikasi. Alasannya sibuk, alasannya meeting. Oke aku terima, tetapi lama lama makin tidak bisa berkomunikasi. Dan setiap kali aku tanyakan kondisinya, dia hanya jawab sepatah kata saja. Dia mulai jarang pulang juga. Orang tuanya juga mulai tak seramah dulu. Mereka malah terkesan sengaja menjauhiku. Aku pun sebagai wanita juga merasa apa yang salah dan overthinking.
Akhirnya dia mulai menghilang bagai hantu. Kontak diblokir, sosmed diblokir, semua diblokir. Hilang tidak ada kabar. Status pacaran ini seperti gantung saja. Kenapa dia langsung hilang dan pergi tanpa kabar.
"Ndi, Apa kamu ingat aku? Ingat tidak saat kita bersama dulu? kok bisa bisanya lansung pergi tanpa kabar begini. Semua sudah kuserahkan. Hanya kamu satu satunya pria yang ada dalam hidupku", ucapku dalam hati. Mengapa dia langsung hilang tanpa kata terucap. Apa salahku, apa yang membuat dia meninggalkan aku. Tidak ada marah, tidak ada kebencian sebelum nya. Tetapi kenapa ini terjadi. Tanya itu terus memenuhi batin dan jiwaku.
Hari hari terus ku jalani. Selama satu tahun aku tidak pernah bertemu dengannya. Aku pun mencoba menjalani hari hariku tanpa pria. Aku masih berharap semoga ada kesempatan dengan nya. Aku hanya berharap ada kejelasan hubungan ini. Berakhir atau masih berlanjut. Jujur aku masih mencintainya tetapi kenapa dia menghilang begitu saja. Aku coba tanya tanya pada teman teman yang mengenalnya. Dan beberapa berkata dia bekerja di ibukota, ada juga yang bilang dia sukses sekarang.
Akhirnya aku coba mencari di linkedin. Dan aku ketemu akun profesionalnya. Dia bekerja di jakarta. Aku mulai menyadari mungkin dia memutuskan hubungan ini karena dia sibuk bekerja. Aku mulai berpikir positif. Karena perusahaan tempat dia bekerja merupakan perusahaan besar, dan posisi nya termasuk posisi kerja yang cukup memakan waktu dan otak. Aku terima kenyataan ini. Aku menyadari bahwa mungkin saat ini tidak bisa bertemu karena karir nya. Karena orang tuanya juga perlu dibahagiakan. Aku jadi sadar mengapa orang tuanya seperti jaga jarak denganku. Karena mungkin bagi mereka, akulah yang menghambat karir anaknya karena sibuk pacaran.
"Tidak mengapa. Asal kamu sukses dan meraih mimpimu. kalau jodoh tak akan lepas dan tak akan hilang dariku. Pasti akan kembali padaku", batinku. Aku mulai menjalani dengan ikhlas. Tetapi tidak bisa ku melupakannya. Tetap saja aku mencari tahu tentang dia. Dan kabar terbarunya.
Belum lama aku tahu posisi karirnya, temannya mengupload sebuah foto kalau dia sedang bertunangan dengan seorang wanita di Jakarta.
Perempuan cantik, langsing, putih, seksi dan pastinya dari keluarga berada. Aku langsung mengklik tautan dari foto itu. Kulihat profil calon istrinya. Sungguh dari keluarga berada dan memang cantik. Dia adalah calon istri Andi.
Jujur aku merasa seperti dibohongi, tidak dianggap, seperti tidak berharga.
Aku sudah serahkan semuanya, cinta, harta, jiwa dan juga kesucianku. Tetapi tiba tiba menghilang seperti asap, tidak ada kabar, tidak ada penjelasan. Lalu ada foto beredar di sosial media, dia tunangan dengan gadis cantik Jakarta.
Wanita mana yang bisa terima?
jujur aku tidak sanggup rasanya. Kejadian ini membuatku hancur dalam hati. Luka tak tertahankan dan rasa sesak dalam dada. Semakin hari, semakin membuatku terluka.
Andi..
Aku tahu kita tak mungkin bisa bersama. Masihkah ada kesempatan untukku? Masihkah bisa bertemu dan bersama lagi seperti dulu.
Lupakah kau dengan kebersamaan kita dulu?