• link terbaru forum gocrot per 16 November 2024 : KLIK DI SINI

[SHARE] SEDULUR PAPAT

Silver79

Supranatural
SEDULUR PAPAT ....


Anak pertama tentu saja kakak dari sang janin, yaitu ketuban atau kawah. Ketika seorang ibu melahirkan, yang pertama kali keluar adalah ketuban, karenanya disebut saudara tua. Dia berfungsi sebgai penjaga bandan sang bayi di dalam rahim.

Saudara kandung yang lebih muda adalah ari-ari, tembuni atau plasenta. Pembungkus janin di dalam rahim di dalam perut ibu yang menyampaikan ke tujuan. Begitu bayi lahir maka ari-ari itu ikut keluar. Ia mengantarkan sampai ke tujuan, yaitu lahir dengan selamat disertai pengorbanan dirinya.

Darah adalah saudara dari sang janin. Tanpa ada darah, janin bukan saja tidak tumbuh, tetapi juga akan mengalami keguguran.

Saudara yang ke empat adalah pusar atau orang Jawa biasa menyebutnya puser atau wudel. Dalam bahasa Jawa kuno, istilah untuk pusar adalah nabi. Yang dimaksudkan dengan pusar, tentu saja tali pusar, sedangkan pusar sendiri sebenarnya adalah bekas menempelnya tali pusar pada perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Ia sebagi alat untuk menyalurkan adri ibu ke bayi dalam kandungan. Dengan tali pusar itu bayi mendapatkan pasokan makanan dari induknya. Pusar berfungsi untuk memenuhi permintaan sang jabang bayi.


Umumnya orang menganggap bahwa ketuban, ari-ari, darah, dan tali pusar itu hanya wahana atau alat yang diperlukan untuk pertumbuhan jabang bayi di dalam perut. Begitu bayi dilahirkan, maka semuanya itu tidak berfungsi lagi. Tidak ada lagi sangkut pautnya dengan kehidupan. Yang demikian ini merupakan pandangan materialistik. Pandangan serba duniawi.

Lain halnya dengan pandangan Jawa. Pandangan yang diterima oleh orang Jawa. Maksud saya, orang Jawa yang mengerti pandangan Jawa, meski beragama apapun tetap mempercayai bahwa dalam hidup di dunia ini, saudara empat itu tetap menjaga. Baik masih di kandungan maupun di alam nyata.
Yang kembali ke anasir-anasir bumi, air, udara, dan api hanyalah keempat jasadnya.

Begitu bayi lahir, jasad saudara empat itu kembali keasalnya. Air ketuban dan darah dibersihkan, begitu bayi dilahirkan. Ari-ari dan potongan tali pusar di pendam. Jasad yang terlahir hidup adalah bayinya, sedangkan secara metafisik saudar empat kita itu tetap menjaga kita hingga kita mati.

Ternyata dalam model kehidupan di alam ini, Tuhan meberikan penjaga-penjaga kepada setiap diri manusia. Meskipun sudah disebutkan di awal ayat bahwa Tuhan itu Mahakuasa atas segala hamba-Nya, tetapi ada mekanisme alam yang telah ditetapkan-Nya. Tuhan tidak bertindak secara langsung. Ada beberapa penjaga yang dikirimkan kepada setiap orang. Bukan satu penjaga buat satu orang, melainkan beberapa penjaga.
Penjaga-penjaga ini tidak terihat oleh mata jasmani. Karena mereka berupa roh.
Menurut konsep Jawa, penjaga-penjaga itu ya saudara gaib kita sendiri. Bukan orang lain.

SALAM RAHAYU 🙏☺️
 
Last edited:
SEDULUR PAPAT ....


Anak pertama tentu saja kakak dari sang janin, yaitu ketuban atau kawah. Ketika seorang ibu melahirkan, yang pertama kali keluar adalah ketuban, karenanya disebut saudara tua. Dia berfungsi sebgai penjaga bandan sang bayi di dalam rahim.

Saudara kandung yang lebih muda adalah ari-ari, tembuni atau plasenta. Pembungkus janin di dalam rahim di dalam perut ibu yang menyampaikan ke tujuan. Begitu bayi lahir maka ari-ari itu ikut keluar. Ia mengantarkan sampai ke tujuan, yaitu lahir dengan selamat disertai pengorbanan dirinya.

Darah adalah saudara dari sang janin. Tanpa ada darah, janin bukan saja tidak tumbuh, tetapi juga akan mengalami keguguran.

Saudara yang ke empat adalah pusar atau orang Jawa biasa menyebutnya puser atau wudel. Dalam bahasa Jawa kuno, istilah untuk pusar adalah nabi. Yang dimaksudkan dengan pusar, tentu saja tali pusar, sedangkan pusar sendiri sebenarnya adalah bekas menempelnya tali pusar pada perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Ia sebagi alat untuk menyalurkan adri ibu ke bayi dalam kandungan. Dengan tali pusar itu bayi mendapatkan pasokan makanan dari induknya. Pusar berfungsi untuk memenuhi permintaan sang jabang bayi.


Umumnya orang menganggap bahwa ketuban, ari-ari, darah, dan tali pusar itu hanya wahana atau alat yang diperlukan untuk pertumbuhan jabang bayi di dalam perut. Begitu bayi dilahirkan, maka semuanya itu tidak berfungsi lagi. Tidak ada lagi sangkut pautnya dengan kehidupan. Yang demikian ini merupakan pandangan materialistik. Pandangan serba duniawi.

Lain halnya dengan pandangan Jawa. Pandangan yang diterima oleh orang Jawa. Maksud saya, orang Jawa yang mengerti pandangan Jawa, meski beragama apapun tetap mempercayai bahwa dalam hidup di dunia ini, saudara empat itu tetap menjaga. Baik masih di kandungan maupun di alam nyata.

Yang kembali ke anasir-anasir bumi, air, udara, dan api hanyalah keempat jasadnya.

Begitu bayi lahir, jasad saudara empat itu kembali keasalnya. Air ketuban dan darah dibersihkan, begitu bayi dilahirkan. Ari-ari dan potongan tali pusar di pendam. Jasad yang terlahir hidup adalah bayinya, sedangkan secara metafisik saudar empat kita itu tetap menjaga kita hingga kita mati.

Ternyata dalam model kehidupan di alam ini, Tuhan meberikan penjaga-penjaga kepada setiap diri manusia. Meskipun sudah disebutkan di awal ayat bahwa Tuhan itu Mahakuasa atas segala hamba-Nya, tetapi ada mekanisme alam yang telah ditetapkan-Nya. Tuhan tidak bertindak secara langsung. Ada beberapa penjaga yang dikirimkan kepada setiap orang. Bukan satu penjaga buat satu orang, melainkan beberapa penjaga.
Penjaga-penjaga ini tidak terihat oleh mata jasmani. Karena mereka berupa roh.
Menurut konsep Jawa, penjaga-penjaga itu ya saudara gaib kita sendiri. Bukan orang lain.

SALAM RAHAYU 🙏☺️
Matur nuwun ilmu nya lur

Adakah cara agar kita bisa berkomunikasi dengan saudara2 kita itu lur ... terutama yang mudah dan gak terlalu berat risikonya

Salam rahayu
 
Cara yg paling mudah...

Sering² nyebut mereka dlm setiap kegiatan yg kita kerjakan..,
misal saat makan... Bisa dibarengi saat kita doa sblm makan... Selanjutnya bs sebut saja .... " dulur papat, mari kita makan... Smoga bla bla bla.... "
Dalam bekerja misal.... " Dulur papat, tolong dibantu dlm mengerjakan hal ini saya agar cepat selesai dan berhasil "
Dan hal² kegiatan lainnya...
Tp jangan diajak tidur ya... Karena mereka sejatinya menjaga kita saat kita tertidur... agar kita terhindar dr "bahaya²" saat kita tidur....
Kemudian, memberikan penghargaan saat hari weton kita (hari lahir)... Klo biasanya dlm adat kejawen dg memberikan bubur merah putih, kopi, teh, air putih...yg dihidangkan di kamar tidur kita seharian penuh (24jam)
Dan perlu diingat, komunikasi itu ga dg mudahnya terjalin dg instan... Butuh proses dan waktu tergantung tiap² individu dlm mengerjakannya....

Demikian sih hal² mudah yg bisa dilakukan untuk menjalin komunikasi dg "dulur papat"

rahayu 🙏
 
Butuh proses dan waktu tergantung tiap² individu dlm mengerjakannya
Nah ini suhu ,kadang kalau gak wujud2
Kita nya yg jadi bosen atau ngerasa kok kagak ada efek apa2 gitu ....

Supaya kita gak bosen atau ngerasa gak ada efek apa2 itu ...apa ada tanda2 awal kah suhu

Mungkin untuk sedikit ngerasa ada nya kehadiran mereka
 
Kadang kita manusia itu berbuat sesuatu selalu ingin ada hasil yg dilihat yg dirasa sesuai dg apa pikiran kita, tp jarang sekali bahwa kadang kita menyadari bisa menyelesaikan suatu hal yg awalnya kita kira ga mampu ternyata bisa selesai dlm waktu dan hasil yg baik....
Jangan terfokus pada wujud, tp pada hidup yg kita jalani... Keberhasilan² pada hal² nyata dlm hidup kita, jika kita slalu baik terjalin komunikasi batin dg dulur papat...maka biasanya akan banyak kemudahan...

Atau kalau mau bisa dicoba step² expert seperti puasa weton, mutih, sampai ngebleng yg selalu dibarengi dg meditasi sndirian, bs dikamar sndiri...

Namun itu pun ya namanya ghaib ya... Dulur papat itu kan wujud astral bukan nyata... Jd ya sulit bs nampak secara mata real...
Makanya bs dirasakan saat kita menjalani kehidupan ini... Kemudahan² yg di dapatkan...dll
 
SEDULUR PAPAT ....


Anak pertama tentu saja kakak dari sang janin, yaitu ketuban atau kawah. Ketika seorang ibu melahirkan, yang pertama kali keluar adalah ketuban, karenanya disebut saudara tua. Dia berfungsi sebgai penjaga bandan sang bayi di dalam rahim.

Saudara kandung yang lebih muda adalah ari-ari, tembuni atau plasenta. Pembungkus janin di dalam rahim di dalam perut ibu yang menyampaikan ke tujuan. Begitu bayi lahir maka ari-ari itu ikut keluar. Ia mengantarkan sampai ke tujuan, yaitu lahir dengan selamat disertai pengorbanan dirinya.

Darah adalah saudara dari sang janin. Tanpa ada darah, janin bukan saja tidak tumbuh, tetapi juga akan mengalami keguguran.

Saudara yang ke empat adalah pusar atau orang Jawa biasa menyebutnya puser atau wudel. Dalam bahasa Jawa kuno, istilah untuk pusar adalah nabi. Yang dimaksudkan dengan pusar, tentu saja tali pusar, sedangkan pusar sendiri sebenarnya adalah bekas menempelnya tali pusar pada perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Ia sebagi alat untuk menyalurkan adri ibu ke bayi dalam kandungan. Dengan tali pusar itu bayi mendapatkan pasokan makanan dari induknya. Pusar berfungsi untuk memenuhi permintaan sang jabang bayi.


Umumnya orang menganggap bahwa ketuban, ari-ari, darah, dan tali pusar itu hanya wahana atau alat yang diperlukan untuk pertumbuhan jabang bayi di dalam perut. Begitu bayi dilahirkan, maka semuanya itu tidak berfungsi lagi. Tidak ada lagi sangkut pautnya dengan kehidupan. Yang demikian ini merupakan pandangan materialistik. Pandangan serba duniawi.

Lain halnya dengan pandangan Jawa. Pandangan yang diterima oleh orang Jawa. Maksud saya, orang Jawa yang mengerti pandangan Jawa, meski beragama apapun tetap mempercayai bahwa dalam hidup di dunia ini, saudara empat itu tetap menjaga. Baik masih di kandungan maupun di alam nyata.
Yang kembali ke anasir-anasir bumi, air, udara, dan api hanyalah keempat jasadnya.

Begitu bayi lahir, jasad saudara empat itu kembali keasalnya. Air ketuban dan darah dibersihkan, begitu bayi dilahirkan. Ari-ari dan potongan tali pusar di pendam. Jasad yang terlahir hidup adalah bayinya, sedangkan secara metafisik saudar empat kita itu tetap menjaga kita hingga kita mati.

Ternyata dalam model kehidupan di alam ini, Tuhan meberikan penjaga-penjaga kepada setiap diri manusia. Meskipun sudah disebutkan di awal ayat bahwa Tuhan itu Mahakuasa atas segala hamba-Nya, tetapi ada mekanisme alam yang telah ditetapkan-Nya. Tuhan tidak bertindak secara langsung. Ada beberapa penjaga yang dikirimkan kepada setiap orang. Bukan satu penjaga buat satu orang, melainkan beberapa penjaga.
Penjaga-penjaga ini tidak terihat oleh mata jasmani. Karena mereka berupa roh.
Menurut konsep Jawa, penjaga-penjaga itu ya saudara gaib kita sendiri. Bukan orang lain.

SALAM RAHAYU 🙏☺️
Kupas tuntas kakang kawah adi ari-ari sedulur papat limo pancer.... Jozzzz
 
Back
Top