• link terbaru forum gocrot per 16 November 2024 : KLIK DI SINI

[SHARE] Cahaya di Balik Kegelapan✨

bunnyrabbit13

Bayi GoCrot
Aria, seorang wanita berusia 27 tahun, baru saja pindah ke sebuah kota kecil untuk memulai hidup baru setelah peristiwa traumatis di masa lalu. Ia menyewa sebuah kamar di rumah tua yang tampak sempurna untuk menciptakan ketenangan yang dibutuhkannya. Namun, saat ia mulai menyesuaikan diri, ia mulai merasakan keanehan di sekitarnya.

Malam demi malam, Aria mengalami mimpi buruk yang sama—sekelompok orang dengan wajah tertutup, berdiri dalam lingkaran di bawah cahaya bulan purnama. Ketika dia mencoba untuk mencari tahu lebih lanjut, dia menemukan jurnal tua di dalam dinding kamar tidurnya. Jurnal tersebut mengisahkan tentang sebuah cult kuno yang berusaha mengubah peradaban dunia dengan kekuatan gelap yang mereka sembunyikan.

Ketika Aria semakin dalam mengeksplorasi misteri ini, ia menyadari bahwa rumah itu bukan hanya tempat tinggalnya—melainkan pusat dari kekuatan yang berbahaya. Cult tersebut sudah ada selama berabad-abad, dan mereka memiliki rencana untuk membangkitkan sesuatu yang sangat mengerikan. Aria harus menghadapi kegelapan yang mengancam untuk menghancurkan semua yang ia cintai dan mengungkap kebenaran sebelum terlambat.

Dengan ketegangan yang semakin meningkat dan misteri yang mengelilingi rumah, Aria berjuang melawan kekuatan gelap yang ingin memanipulasi takdir dunia. Apakah ia dapat mengungkap rahasia tersebut dan menyelamatkan dirinya dari kehancuran yang menunggu?
 
Part 1: Kegelapan yang Menyelimuti

Aria memandangi gedung apartemen yang kini ia tinggalkan dengan tatapan penuh penyesalan. Hujan gerimis mulai membasahi jendela mobil tua yang baru ia beli dengan susah payah. Ia baru saja meninggalkan hidupnya di kota besar, sebuah kota yang dulu penuh dengan harapan, namun kini hanya menyisakan tumpukan utang dan kenangan buruk.

Setelah kehilangan pekerjaan di perusahaan tempatnya bekerja selama lima tahun, Aria merasa dikhianati dan terpuruk. Utang kartu kredit yang menumpuk, ditambah dengan biaya pengobatan akibat stres berat, membuatnya merasa terjebak tanpa jalan keluar. Semua mimpi yang ia miliki seolah runtuh dalam waktu sekejap.

“Selamat tinggal, semuanya,” ucap Aria sambil menghela napas panjang. Dia memeriksa peta dan GPS di ponselnya, memastikan bahwa dia berada di jalur yang benar menuju kota kecil yang dijanjikan oleh iklan kamar sewa yang ia temukan. Kota ini adalah tempat terakhir yang dia coba sebelum menyerah.

Setibanya di kota tersebut, Aria disambut oleh suasana yang kontras dengan kehidupan metropolitan yang biasa ia jalani. Di malam yang dingin dan berkabut, ia menuju ke sebuah rumah tua yang terletak di pinggir kota. Rumah itu berdiri dengan megah namun tampak menyeramkan di bawah cahaya bulan. Catnya yang pudar dan jendela-jendela yang kotor memberikan kesan suram.

Seorang pria tua dengan janggut panjang dan mata tajam membuka pintu ketika Aria mengetuk. “Selamat datang,” ucap pria itu dengan suara serak. “Saya Pak Herman, penjaga rumah ini.”

“Terima kasih,” balas Aria, berusaha menunjukkan senyum meski hati nya terasa berat. “Saya Aria. Saya sewa kamar yang ada di sini.”

Pak Herman mengangguk, membuka jalan bagi Aria untuk masuk. “Silakan masuk. Kamar Anda ada di lantai atas.”

Aria melangkah memasuki rumah dengan suasana yang membuatnya merasa tidak nyaman. Dinding-dinding rumah tampak seperti menyimpan banyak cerita, dengan lukisan-lukisan tua dan perabotan kuno yang mengisi ruangan. Suara langkah kaki Aria bergaung di koridor panjang saat ia mengikuti Pak Herman menuju kamarnya.

Saat pintu kamar terbuka, Aria merasakan hawa dingin yang tak wajar. Kamar itu luas dengan perabotan minimalis dan jendela besar yang menghadap ke kebun belakang rumah. Namun, ada sesuatu yang membuat Aria merasa gelisah. Mungkin karena kesan tua dan tidak terawat yang menempel pada setiap sudut kamar.

“Saya akan membiarkan Anda beristirahat,” kata Pak Herman sebelum menutup pintu kamar. “Kalau Anda membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk memanggil saya.”

Aria mengangguk dan mulai menyusun barang-barangnya. Ia merapikan tempat tidur dan duduk di tepi ranjang, merasa lelah secara fisik dan emosional. Ketika lampu dimatikan dan dia berbaring, suara hujan yang menetes di atap rumah menciptakan suasana yang menenangkan.

Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Ketika malam semakin larut, Aria mulai melihat bayangan aneh bergerak di sudut-sudut mata. Dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah permainan cahaya dan kelelahan. Tapi suara berbisik lembut yang tidak bisa dia identifikasi membuatnya semakin terjaga.

“Siapa di sana?” tanya Aria dengan nada gugup, namun tidak ada jawaban. Bayangan-bayangan itu semakin jelas, seolah ada sesuatu yang bergerak di luar jendela. Aria memutuskan untuk memeriksa, tetapi saat ia mendekati jendela, tidak ada apa-apa di luar sana—hanya kegelapan malam yang mencekam.

Setelah beberapa saat, Aria kembali ke tempat tidur dengan tubuh yang bergetar. Mungkin itu hanya efek dari stres dan kelelahan yang berkepanjangan. Dia menutup mata, berharap untuk tidur dengan nyenyak, namun rasa cemas dan ketidakpastian tetap mengganggu pikirannya.

Saat itulah, sebuah suara berbisik lembut di telinganya, membuatnya terjaga dalam ketakutan. Suara itu seperti sebuah panggilan dari jauh, penuh dengan makna yang tidak bisa dipahami.

Aria menenangkan dirinya dan mencoba memejamkan mata lagi, namun pikirannya terus dibanjiri oleh bayangan aneh dan suara misterius. Rumah tua ini tampaknya menyimpan lebih banyak rahasia daripada yang ia bayangkan. Dan di malam pertama tinggal di sini, Aria baru saja mulai merasakan betapa dalamnya misteri yang akan ia hadapi.
 
Back
Top