• link terbaru forum gocrot per 16 November 2024 : KLIK DI SINI

[SHARE] TAMIYA mini 4 WD

Hedonisme

Bayi GoCrot
Panitia Gath
Tamiya Mini 4WD



Class Variants:

BEGINNER CLASS (STOCK RACE CLASS):

Merupakan kelas pemula dimana tujuan dari kelas ini adalah untuk menarik minat pemain baru terhadap Mini 4WD dimana tingkat kesulitan dari proses setup / setting diminimalisir agar lebih memudahkan dan mengedepankan faktor “kebiasaan” dan”fun”. Dalam kelas ini terbagi menjadi 2 kategori umum, yaitu:

1. STB Murni (Stock Class): Merupakan singkatan dari “Standard Tamiya Box” (dikenal juga dengan istilah: STBox, STB Kotakan, Kotakan, Stock Race, TOB (Tamiya Original Box), Murnian, STB Rookie). Kategori ini merupakan kategori untuk pemula yang benar-benar baru di hobi Mini 4WD dan merupakan kategori dimana pemain dapat langsung mengikuti perlombaan (tanpa harus melakukan upgrade pada mobil mini 4wd nya).
Beberapa kit favorit yang digunakan untuk kelas STB Murni diantaranya adalah: Shadow Shark Yellow Special, Brocken Gigant Jet Black Special, Heat Edge Green Special, dan masih banyak lagi lainnya yang dapat digunakan dalam kelas STB Murni. Dengan chassis favorit adalah: AR, SFM, MA dan Super-II

CIRI STB MURNI:
  • Mobil rakit langsung dari kit / dus / box nya
  • Tidak ada part / aksesoris tambahan pada bagian mobil
  • Menggunakan part default yang ada pada bawaan kit / dus / box
  • Harus menggunakan motor bawaan kotak yaitu mabuchi FA-130 atau S.M.C motor
  • Dapat diikuti oleh: penghobi mini 4wd baru, anak-anak, dewasa
Kit dengan “Narrow Large Wheels” (ban diameter besar seperti pada gambar diatas) juga menjadi kit yang cocok untuk pemula yang ingin mencoba kelas STB Murni, dikarenakan diameter yang besar memberikan RPM yang cukup tinggi, akan tetapi hati-hati, usahakan menggunakan ban large narrow hard dikarenakan ban diameter besar dengan karet non-hard lebih rawan membal saat mendarat.

Contoh kit dengan chassis Super-II yang menjadi favorit untuk kelas STB Murni, seperti yang bisa kalian lihat pada video Race STB Murni di GIIAS bulan Agustus tahun 2017 lalu bahwa juaranya menggunakan kit dengan ban large narrow (seperti pada gambar diatas, kit Aero Manta Ray dan Aero Thundershot) dan juga juara ketiga menggunakan kit Spin Cobra Premium dengan chassis Super-II dan ban small seperti pada gambar diatas.

2. STCB (Advance Stock Class): Merupakan singkatan dari “Standard Tamiya Cross Box” (dikenal juga dengan istilah: STB Plus, STB+, STB++, Advance Stock Race). Kategori ini merupakan kategori untuk pemula yang ingin tantangan lebih, dan merupakan kategori dimana pemain dapat langsung mengikuti perlombaan dengan melakukan modifikasi minimal pada mobil mini 4wd nya (penambahan part yang dibatasi) dan merupakan kelas STB yang masih melibatkan aspek seting / setup. Jadi bisa dibilang kelas ini merupakan kelas berikutnya dari STB Murni dimana ada tambahan part yang diperbolehkan untuk digunakan mengacu pada regulasi terkait.

CIRI STCB:
  • Mobil rakit langsung dari kit / dus / box nya
  • Diperbolehkan menggunakan part tambahan seperti roller naga (double roller plastic)
  • Part default bawaan kit / dus / box nya boleh saling tukar dengan part dari kit lain
  • Diperbolehkan menggunakan type motor “Tuned Series” seperti torque tuned, atomic tuned, rev tuned, baik single ataupun double shaft.
  • Dapat diikuti oleh: penghobi mini 4wd baru yang sudah berpengalaman lebih, anak-anak dengan pendampingan orang dewasa, dan orang dewasa
Body Strato Vector menjadi body favorit racer STCB untuk dipergunakan pada S/FM chassis.

Contoh mobil juara 1-6 plus BTO (Best Time Overall) 1 dan 2, semua menggunakan body Strato Vector, kecuali Juara 3 menggunakan body Brocken Gigant. Dan semua menggunakan chassis SFM.

Ciri yang paling tampak seperti disebutkan diatas untuk mobil kelas STCB adalah menggunakan roller naga, prinsip penggunaan roller naga ini ditujukan agar mobil lebih stabil pada saat melaju di lintasan, disamping itu dikarenakan regulasi dari kelas ini memperbolehkan menggunakan mesin tuned series, maka untuk mengakomodir spec mesin-mesin seri tuned tersebut digunakanlah roller naga,
STCB dapat juga menggunakan ban large diameter seperti pada gambar di atas, untuk melihat videonya (beserta BONUS tips BAGAIMANA MEMBERI DERAJAT KEMIRINGAN ROLLER NAGA)

JENIS LINTASAN / CIRCUIT UNTUK ST(C)B:

Jenis lintasan pada umumnya sama, hanya yang membedakan adalah faktor rintangan yang digunakan, pada ST(C)B tidak menggunakan RAMPS sedangkan rintangan lain seperti washboards, slope, banks, lane changer, rainbow changer, dan sejenisnya tetap dapat digunakan.

Contoh lintasan 3 jalur untuk event Kejurnas STCB di kota Palu yang diadakan bulan September tahun 2017 lalu

Contoh rintangan “washboards” pada lintasan 3 jalur untuk perlombaan STCB

=====================================================


EXPERT CLASS:

Merupakan kelas “ahli” dimana penghobi Mini 4WD yang masuk dalam kelas tersebut merupakan penghobi yang memiliki banyak pengalaman dan jam terbang lomba yang tinggi. Pada kelas ini tingkat kesulitannya cukup tinggi sehingga membutuhkan proses setup / seting yang handal dan peserta mampu beradaptasi pada kondisi perlombaan dalam waktu yang cukup singkat. Pada kelas ini mobil mini 4wd menggunakan full parts / upgrade. Secara umum dikenal juga dengan sebutan TOS, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. TOS: Merupakan singkatan dari “Tamiya Original Seratus” (dikenal juga dengan istilah awal STO “Standard Tamiya Seratus”). Kategori ini merupakan kategori dimana para peserta perlombaan Mini 4WD memiliki jam terbang serta pengalaman yang lebih, dikarenakan tingkat kesulitan lomba pada kategori ini maka wajib untuk melakukan modifikasi secara maksimal terhadap mobil mini 4wd yang kita ikutkan pada perlombaan agar kompetitif dengan mobil lawan.
Ciri yang tampak dari Mini 4WD kelas TOS seperti pada gambar diatas, salah satu contoh setup menggunakan chassis FM-A dari kit Rowdy Bull

Contoh expert class build menggunakan FM-A chassis diatas hanyalah satu dari sekian banyak varian setingan untuk kelas ini saja, sedangkan jika kalian ingin membangun menggunakan chassis lain itu dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip dasar setingan yang sama secara umum, untuk gambaran saja kalian dapat lihat “STO Murah” yang saya tulis sebelumnya di blog ini, disitu kalian bisa lihat prinsip dasar membangun Mini 4WD TOS mulai dari part yang digunakan hingga kisaran harga nya.

Contoh expert class build lain dengan variasi penggunaan Sliding Damper Part dari Tamiya pada bumper depan dan belakang, juga menggunakan setingan norio setup untuk mass damper stay samping kiri-kanan chassis


JENIS LINTASAN / CIRCUIT UNTUK TOS:
  • Technical / Semi Technical / Full Technical: merupakan model lintasan yang sangat menantang terdapat lompatan, dan rintangan yang mengedepankan strategi setup / seting dari mobil mini 4wd
  • Semi Speed / High Speed: dikenal juga dengan semi speed, merupakan model lintasan yang mengedepankan aspek kecepatan dan sedikit lompatan

Lintasan 5 jalur yang digunakan untuk perebutan juara ke Jepang saat event Grand Final Indonesia Cup 2017 yang lalu dalam sesi “Battle Race For Japan”, jenis lintasan ini termasuk technical / teknikal

Mobil-mobil yang mengikuti Battle Race diatas, 99% menggunakan chassis MS dengan inner suspension (suspensi) dan 1 orang menggunakan FM-A chassis

Contoh lintasan 3 jalur teknikal untuk kelas TOS, foto diatas diambil pada saat event Grand Final Indonesia Cup 2017 yang lalu

Mobil juara Open Race TOS di Grand Final Indonesia Cup 2017 yang lalu, 100% menggunakan MS chassis dengan inner suspension (suspensi)


Untuk mengetahui regulasi / peraturan Panasonic Eneloop INDONESIA CUP 2018 kalian dapat membacanya pada artikel dibawah ini: https://furush.*************/2017/11/10/indonesia-cup-2018-official-regulations/

2. SPEED STO: Merupakan kategori dimana mobil yang diikutsertakan dalam perlombaan mengedepankan aspek kecepatan, dalam hal ini berpengaruh terhadap bentuk mobil secara keseluruhan yaitu menggunakan ban dengan diameter 35mm, bobot mobil sangat ringan, dan sebagainya. Speed STO terbagi lagi menjadi sub-kategori, yaitu:
  • Italian Style: Merupakan kategori untuk speed dengan jenis setingan mobil menggunakan “monobar” (bagian FRP yang melintang ditengah-tengah chassis dan terdapat roller diatasnya), pada kategori ini terdapat batasan pada penggunaan motor / dinamo yaitu untuk single shaft maksimal menggunakan sprint dash, untuk double shaft menggunakan mach dash. Ciri lain pada layout circuit menggunakan lane changer / interchange (pindah jalur) dan rainbow changer. Mobil umumnya menggunakan large arched diameter tires.


  • Flat Race: Merupakan kategori speed dengan jenis setingan mobil se-ringan mungkin dengan penggunaan ban ULD (Ultra Large Diameter) dengan diameter maksimal adalah 35mm dan ciri lintasan / circuit menggunakan pindah jalur berupa fly-over dan rainbow changer. Pada kategori ini bergantung dari regulasi masing-masing penyelenggara, perlombaan dapat menggunakan motor / dinamo tertentu atau bebas.
    Speed STO menggunakan flat setup, dengan chassis MA yang sudah mengalami proses pengurangan bobot (chassis trimming), cukup seru juga bermain di kelas ini

    Speed STO dengan menggunakan chassis Super-II, chassis ini dapat lebih gesit lagi saat melewati lintasan dengan banyak tikungan, dan dari segi bobot jauh lebih ringan dibandingkan dengan chassis MA diatas.

    Berikut ini bobot miminum yang bisa dicapai oleh speed setup tersebut, untuk kategori speed STO memang semakin ringan maka mobil akan dapat semakin melesat tanpa beban

  • Semi Flat Race: Merupakan kategori yang sama dengan Flat Race hanya saja ada perbedaan pada segi lintasan / circuit menggunakan lintasan dengan pindah jalur menggunakan lane changer / interchange.
3. Specialize Event: Pada kategori ini masih merupakan kategori TOS juga hanya saja ada batasan regulasi yang membatasi spesifikasi mobil yang diperbolehkan ikut dalam perlombaan seperti misalkan hanya boleh menggunakan mesin khusus, atau jenis setup khusus, dan sebagainya. Contoh event yang ada: Mach Dash club (peserta hanya boleh menggunakan motor / dinamo mach dash saja), Hyper Dash race (peserta hanya boleh menggunakan motor / dinamo hyper dash saja), Japan Style race (mobil peserta mengadopsi gaya setingan Jepang – ringan, menggunakan hanging damper rendah (hikuo) ~ jenis ini sekarang sudah umum menjadi setingan sehari-hari dari setiap lomba STO (dulu disebut Japan style karena saat itu masih populer setingan “STO Jawa” atau STO dengan menggunakan Super-1 chassis dan roller naik turun… masih ingat?).

CIRI EXPERT CLASS:
  • Menggunakan semua part yang dirilis oleh Tamiya Inc. untuk lini Mini 4WD
  • Setup dengan tingkat kesulitan tinggi untuk lintasan technical / semi tecnical
  • Mengadopsi rules yang telah ditetapkan oleh Tamiya Inc. Japan
  • Menggunakan motor bebas (biasanya seri dash: hyper dash, sprint dash, ultra dash, dsb)
  • Biasanya pada kategori STO/TOS setup mobil menggunakan hikuo / norio damper setup
  • Dapat diikuti oleh racer berpengalaman dan dengan jam terbang tinggi, disarankan diikuti oleh orang dewasa dikarenakan resiko terjadi hal yang tak diinginkan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pemula (terutama kelas speed dimana mobil melesat sangat cepat).

STREET MINI 4WD:
Merupakan kelas dimana perlombaan mini 4wd dilakukan di lapangan terbuka dengan spesifikasi lintasan yang beragam, antara lain; perlombaan pada lantai yang rata, off road, dan indoor. Perlombaan pada kelas ini menggunakan alat bantu berupa Guide Stick atau stik pemandu yang digunakan untuk mengarahkan arah laju mobil pada arena, seperti pada serial anime “Dash Yonkuro”. Kelas ini relatif baru dan sedang dalam tahap pengembangan dan sosialisasi.
Guide stick yang digunakan dalam kelas Street Mini 4WD, kalian dapat membuatnya sendiri dengan menggunakan bahan kayu apa saja selama cukup kuat.

Sekilas mengenai Street Mini 4WD, awalnya kelas Mini 4WD ini populer di Italy dan setelah bertahun-tahun mereka melakukan aktifitas dan lain-lain di Italy akhirnya perkembangan Street Mini 4WD hingga ke Negara lain, salah satunya Indonesia, dan kebetulan beberapa waktu lalu saya mendapat kehormatan untuk menjadi perwakilan yang ditunjuk oleh Street Mini 4WD Italy sebagai pelopor untuk Street Mini 4WD Indonesia.

Untuk tetap mengembangkan Street Mini 4WD di Indonesia saya akan terus melakukan aktifitas sosialisasi dan kegiatan street run sendiri bersama teman-teman di Indonesia, nah jika kalian tertarik untuk berlari, disamping menyehatkan juga FUN karena kita berlari bersama Mini 4WD kita, kalian dapat bergabung dengan komunitas resmi Street Mini 4WD Indonesia, dan pastikan kalian benar-benar serius.

Lain waktu saya akan membahas khusus mengenai Street Mini 4WD di tulisan saya berikutnya atau kalian dapat cek pada artikel yang membahas PERATURAN RESMI STREET MINI 4WD INDONESIA di bawah ini:
https://furush.*************/2018/03/16/peraturan-resmi-street-mini-4wd-indonesia/

Untuk saat ini kita sudahi artikel yang sudah cukup panjang ini, dan jangan lupa cek website Street Mini 4WD Italy untuk referensi baik sejarah, latar belakang, setup mobil, regulasi dan sebagainya di: http://streetmini4wdhome.altervista.org/

Dasar Seting Rem dan Tamiya Tape

Halo teman-teman, kita berjumpa kembali dalam tulisan saya mengenai dasar rem dan juga setingan terkait rem. Dalam tulisan kali ini saya akan menjelaskan secara sederhana terkait rem, dan hal-hal yang perlu diketahui jika kalian baru dalam dunia hobi Mini 4WD.

AR/MA Rear brake set ~ set part rem belakang untuk chassis AR/MA sebagai pengganti / upgrade dari skid bar yang didapat dari kit tersebut.

Dalam dunia Mini 4WD terutama kelas original baik TOS/STO atau STCB (khusus chassis AR/MA), kita tentu tau bahwa rem memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat memaksimalkan fungsi dan juga performa Mini 4WD kita di lintasan, terkait dengan bagaimana mobil kita dapat melewati lintasan dan juga rintangan yang ada.

Yang terpenting dari rem adalah kita dapat memanfaatkan rem sebagai pengatur jarak lompatan dari mobil kita, dalam suatu kasus lintasan rem krusial sekali jika kita diharuskan untuk lompat dalam jarak yang jauh, atau dekat sekalipun. Secara sederhana rem memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Pengatur jarak lompatan mobil
  2. Pengatur kestabilan mobil saat melompat
  3. Meminimalisir terbalik saat melewati rintangan tertentu
Kita akan coba lihat lebih dekat terkait part busa rem dari Tamiya.
Brake set yang dirilis Tamiya dalam satu kemasan terdapat beberapa pilihan busa rem dengan kekuatan rem yang berbeda-beda.

Pada gambar diatas kita dapat melihat part brake set keluaran Tamiya dengan penjelasan masing-masing adalah:

Bagian paling kiri merupakan double tape dengan busa, yaitu perekat dua sisi dengan busa pada bagian tengahnya, ini digunakan untuk menempelkan busa rem yang tidak terdapat perekat pada sisinya, seperti busa rem hijau dan biru. Berikutnya ada reinforcing FRP pada set brake ini, FRP ini digunakan untuk merekatkan busa rem dan kemudian FRP ini dipasangkan pada bagian chassis.

Pada beberapa kit khusus didalamnya telah didapatkan lempengan / pelat pemasangan rem beserta busa rem nya, seperti pada gambar pertama yang kalian lihat diatas (kit AR Aero Avante). Kit tersebut beserta kit Starter Set lain telah mendapatkan set pelat rem dan busa remnya. Seperti pada gambar dibawah ini:

Starter set AR dan MA diatas mendapatkan brake set dan busa rem pilihan yaitu hitam dan abu-abu

Part terpisah dari set rem diatas dapat kalian beli sendiri dengan berbagai pilihan warna, akan tetapi pada set part tersebut hanya mendapatkan dua macam busa rem pilihan saja, yaitu busa rem hitam dan abu-abu seperti pada gambar dibawah ini:
Contoh brake set berwarna biru, ungu dan abu-abu.


Saya pribadi tidak menyarankan penggunaan part diatas, walaupun untuk awal memang sangat praktis karena tidak perlu menggunakan FRP guna memasangkan busa rem, dan tinggal “plug & play” saja pada chassis serta dapat mengatur panjang pendek posisi pelat rem.


juga pada video terkait tulisan / topik budget build diatas, penggunaan brake set plastik seperti pada gambar dan tes yang sudah saya uraikan di link diatas, maka brake set plastik diatas mudah sekali patah. Untuk itu ada baiknya jika kalian baru di hobi Mini 4WD ini untuk mengetahui hal tersebut, agar tidak mubazir dalam membeli part tersebut dan langsung saja membeli FRP lurus sebagai gantinya.

Penggunaan FRP lurus juga saya terapkan sebagai upgrade dari penggunaan brake set plastik diatas (kalian dapat lihat pada tulisan budget build di link diatas) dikarenakan part patah dan guna menunjukkan daya tahan part tersebut ke kalian. Untuk penggunaan FRP menurut saya merupakan upgrade yang sepadan dan sesuai dengan nilai yang saya keluarkan untuk mendapatkan FRP tersebut. Sebagai gambaran penggunaan FRP lurus sebagai pelat perekatan busa rem adalah sebagai berikut:

Penggunaan FRP lurus (reinforcing FRP) sebagai pelat perekatan busa rem pink.

Penggunaan FRP lurus pada Mini 4WD MS chassis budget build saya.

Kabar baiknya, brake set yang dirilis oleh Tamiya sudah mendapatkan FRP lurus didalamnya, seperti pada gambar yang saya post diatas. Dan juga beberapa rilis part rem setelahnya seperti berikut ini:
Brake set dengan busa biru rilis lebih awal sebelum akhirnya busa rem biru digantikan oleh busa rem hijau, dan busa rem pink merupakan rilis terakhir dari Tamiya dimana busa rem ini tergolong dalam pengereman yang paling pakem.

Dan sebagai review saja bahwa Tamiya dalam sejarah Mini 4WD telah merilis banyak sekali part rem sebagai contoh beberapa yang telah rilis sebelumnya dan (sebagain) sudah discontinue adalah:
Brake set dengan sliding damper dan tidak menggunakan busa rem akan tetapi karet rem (seperti penghapus pada pensil).

Masih menggunakan karet rem, berikut ini versi set rem praktis nya, tinggal dibaut saja ke bumper langsung. Akan tetapi bisa dipastikan kurang stabil dan rawan menyebabkan bumper patah.

Brake set khusus MS chassis (sebelum ada MA chassis), cukup populer dahulu digunakan oleh para pembalap Mini 4WD, akan tetapi bahan cenderung lebih buruk jika dibandingkan dengan set rem khusus AR/MA, terlebih busa rem abu-abu nya sangat mudah sobek. Saat ini bagian lepasan empat biji pada part ini banyak digunakan sebagai stabilizer roller depan.

Nah itu tadi sebagian rilis part rem yang telah lebih dulu rilis oleh Tamiya hingga part terakhir saat ini adalah part set rem khusus untuk AR/MA seperti pada gambar diatas. Akan tetapi tetap, lebih baik menggunakan FRP, disamping lebih kokoh, lebih stabil dan tentu saja lebih banyak variasi setingan yang dapat kita lakukan dengan fleksibilitas FRP yang mudah dipasangkan pada chassis, dapat dipotong dan dibor.

TINGKATAN KEKUATAN BUSA REM

Dalam penerapannya, busa rem memiliki jenis yang berbeda, dan masing-masing jenis tersebut memiliki tingkat kekuatan pengereman yang berbeda pula. Pada gambar dibawah ini kita dapat menggolongkan tingkat kekuatan pengereman dari masing-masing jenis busa rem (dibedakan oleh warna) Tamiya.
Kiri (biru-hijau) tidak terlalu pakem, tengah (hitam) medium, dan kanan (pink dan abu-abu) memiliki kepakeman yang maksimal.

Dari gambar diatas dapat kita ketahui tingkatan kepakeman dari masing-masing jenis busa rem, nah dari situ tentu kita dapat dengan bijak memilih dan menggunakan masing-masing busa rem untuk memaksimalkan performa mobil kita di lintasan, yaitu meraih jarak lompat yang pas, tanpa mobil harus terlalu mengerem sehingga kehilangan banyak waktu dan kecepatan yang mengakibatkan kita di diskualifikasi dari perlombaan karena melewati batas waktu minimum finish dan / atau kalah dengan mobil lawan yang lebih dulu memasuki garis finish.

PENGATURAN REM (SETINGAN MENDASAR REM)

Kita sudah tau jenis busa rem, tau masing-masing tingkat pengereman, dan bisa memasangkan pada pelat rem, lalu apa berikutnya? Dalam Mini 4WD kita perlu mengetahui hal mendasar mengenai bagaimana melakukan setingan terhadap rem yang kita pasangkan. Jadi pada perlombaan Mini 4WD busa rem tidak begitu saja kita pasangkan lantas mobil dapat dengan baik melaju di lintasan, mengapa?

Hal yang perlu diperhatikan pada setingan rem adalah:
  1. Apakah rem yang ditempelkan sudah rata dengan dasar lintasan (ground clearance rata)?
  2. Apakah rem yang ditempelkan sudah memenuhi ground clearance yang diperbolehkan sesuai peraturan?
  3. Apakah jenis rem, jarak lompatan sudah pas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh kondisi lintasan?
Tentu saja untuk menjawab pertanyaan diatas kita dapat melihat lebih mendalam terkait poin diatas satu persatu:


MERATAKAN REM DENGAN DASAR / PERMUKAAN LINTASAN:

Seperti yang telah saya bahas pada video Dasar Setup Rem dan Penanganannya kalian dapat melihat bagaimana rem harus rata dengan dasar / permukaan lintasan, hal tersebut ditujukan guna mendapatkan lompatan yang lurus saat mobil menghantam bank / tanjakan.

Jika salah satu sisi rem ada yang tidak rata, bisa dipastikan lompatan mobil akan miring. Menggunakan papan seting, kita bisa melihat apakah rem sudah rata atau belum (berlaku untuk semua jenis busa rem terpasang).

Untuk mencapai dasar permukaan busa rem yang rata dapat dilakukan beberapa hal sederhana berikut ini:
  1. Mengecek apakah pemasangan pelat FRP sudah lurus atau belum
  2. Melakukan pengampelasan busa rem menggunakan kertas amplas hingga didapat hasil yang rata.
Cara kedua telah saya praktekkan pada beberapa video test run di Channel saya yaitu pada rangkaian playlist / video “STO Murah / Budget Build” dan juga pada video lain kalian bisa cek, yaitu video test run terakhir saya melewati Phantom Changer, kalian bisa cek DISINI. Dan dalam tulisan ini akan saya jelaskan lagi secara mendetail menggunakan grafik visual / ilustrasi berikut ini.


Posisi memegang chassis lebih baik tanpa body (body dilepaskan) untuk memudahkan proses pengampelasan. Sebagai gambaran seperti yang sudah kalian lihat pada video test run pada lintasan Phantom Changer, seperti berikut ini:
Perhatikan posisi penekanan chassis dan agar diperhatikan bagaian roda untuk tidak ditahan / tertahan.

Setelah proses pengampelasan selesai, selanjutnya tinggal trial and error saja pada bagaimana mobil melaju di lintasan.

Sebagai ilustrasi saja, saya mencontohkan proses seting rem pada saat mencoba lintasan dengan Phantom Changer. Nah pada litnasan tersebut jelas mobil justru tidak diperbolehkan lompat jauh, dikarenakan mobil bisa dipastikan akan keluar lintasan karena lompat melewati Phantom Changer. Untuk itu saya melakukan penyesuaian setingan rem pada mobil FM-A dengan menggunakan tingkat kepakeman maksimal pada busa rem yaitu untuk penggunaan busa rem abu-abu.

Ternyata tidak hanya dengan menempelkan busa rem abu-abu lantas mobil dapat mendarat pada area yang kita kehendaki, rupanya dengan memasangkan busa rem abu-abu justru mobil menjadi terlampau pakem rem nya, alhasil mobil lebih banyak tersendat pada saat menghantam bank / tanjakan, dan terlampau “merambat” pada saat menanjak di Phantom Changer, tentu hal ini menjadi hal yang kurang baik dikarenakan mobil akan banyak kehilangan kecepatan dan waktu.

Solusinya disamping kita dapat menipiskan busa rem dengan mengampelas nya kembali, kita dapat melakukan hal yang jauh lebih sederhana, yaitu memasangkan Tamiya Tape. Nah sebelumnya kita akan bahas secara singkat dulu apa itu Tamiya Tape.

Tamiya Tape memiliki fungsi yang sederhana dan tak terbatas sebetulnya, tergantung kreatifitas kita. Beberapa orang menggunakan tape tersebut untuk menutup stabilizer wheel yang terpasang pada tiang roller, ada yang memasangkan pada body, bahkan menutup seluruh body dengan tape (sebagai pengganti decal), atau menutup ujung baut, dan sebagainya.

Nah pada konteks setingan rem, kita akan menggunakan Tamiya Tape untuk menutup sebagian dari busa rem abu-abu, tujuannya adalah agar tingkat kepakeman rem berkurang (karena setelah ditutup tape, bagian yang bergesekan dengan permukaan lintasan akan sebagian mengenai tape dan sebagian akan mengenai busa rem ~ tidak sepenuhnya mengenai busa rem).

Untuk lebih jelasnya kalian dapat lihat ilustrasi berikut ini:
Pengaturan Tamiya Tape dapat variatif tergantung dari banyak faktor yaitu penggunaan gear ratio, diameter pelek dan ban, jenis motor, dan sebagainya.

Setelah melakukan pengaturan Tamiya Tape pada busa rem abu-abu seperti pada video dan ilustrasi di atas, barulah saya dapat menemukan setingan yang ideal untuk melewati Phantom Changer dengan aman. Nah tentu saja sebelum melakukan seting terhadap rem, kita ketahui dulu lebih jauh karakter mobil kita, setingan yang kita gunakan, dan bagaimana efek dari setiap perubahan yang kita lakukan terhadap mobil kita. Sebagai acuan, dalam melakukan setingan, jangan terlalu banyak melakukan perubahan pada kondisi mobil saat ini, lakukanlah secara bertahap. Jika kaitannya dengan jarak lompatan maka secara sistematis mungkin dapat mengikuti langkah pengaturan berikut ini:
  1. Lakukan setingan pada rem terlebih dahulu
  2. Lakukan setingan pada ratio gir yang digunakan
  3. Lakukan setingan pada jenis motor (dinamo) yang digunakan
  4. Lakukan setingan pada diameter dan jenis ban yang digunakan
  5. Lakukan setingan pada jenis roller yang digunakan
Proses perubahan harus bertahap dan jangan gegabah melakukan setingan secara berantakan pada kondisi mobil saat ini, karena idealnya permasalahan pada mobil harus dicari tau secara bertahap mengikuti langkah diatas. Poin nomer 5 saya posisikan paling akhir karena sebisa mungkin (menurut saya dan pengalaman pribadi) mengubah jenis roller jika memang dirasa sudah harus dilakukan perubahan. Karena perubahan roller akan berpengaruh juga pada kecepatan menikung, lompat.

Dan yang paling penting sebelum melakukan perubahan, kita harus punya landasan dan alasan yang kuat mengapa kita lakukan perubahan tersebut. Misalkan, kita harus mengganti jenis motor, karena ternyata torsi dirasa kurang, nah mengacu pada grafik dibawah, apakah memang betul kondisi torsi mobil kurang? Lantas kita ganti dengan jenis motor yang mana? Lalu apakah efeknya jika kita ganti?
Jenis motor Tamiya baik single shaft dan double shaft, dengan masing-masing RPM serta voltase yang disarankan.

Disamping mengetahui jenis motor yang digunakan, ketahui juga efeknya terhadap kerja batere, lalu penggunaan jenis pelek, ban dan diameternya juga serta efeknya pada lintasan lurus atau menanjak. Untuk itu bisa mengacu pada gambar berikut:
Semakin besar diameter pelek maka kerja motor akan semakin berat dan konsumsi daya batere akan semakin boros. Gear ratio 5:1 akan semakin mudah menanjak dibandingkan dengan gear ratio yang lebih kecil (4:1, 4.1:1, 3.5:1, 3,7:1).

Sebetulnya sangat logis sih ilustrasi diatas, tinggal bagaimana kita menerapkannya pada mobil kita terhadap lintasan yang ada. Sebagai gambaran umum dan mendasar untuk single shaft motor, gear ratio yang digunakan adalah sebagai berikut ini:

Dan lebih lengkap tabel kompatibilitas gear terhadap masing-masing type chassis Mini 4WD:
Pada kolom atas dapat diartikan (searah jarum jam): Chassis Type 1-4, Zero, FM, Type 5, Super 1, Super 2, Super FM, Super TZ, Super X, Super XX, VS, Super TZX, AR, MS, MA.

Mengacu pada pemahaman diatas dan efek dari kombinasi: gear ratio, ban, pelek, motor, maka dapat kita kerucutkan proses seting hanya sebatas pengaturan pada jenis busa rem dan juga rem secara umum saja.

Disamping tadi kita diharuskan melakukan pengampelasan pada busa rem setiap kali melakukan seting rem, kita juga dapat melakukan kombinasi busa rem untuk mendapatkan efek yang serupa dengan penggunaan Tamiya Tape, hanya saja penggunaan busa rem ganda ini memiliki keunggulan tersendiri, yaitu dapat divariasikannya efek dari pengereman akibat dari penggunaan kombinasi busa rem yang berbeda-beda, lebih detail dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini:
Lakukan trial and error dari kombinasi masing-masing type busa rem dan ketahui mana yang paling ideal untuk lintasan yang ada.

Jangan lupa, penggunaan jenis busa rem dapat berpengaruh berbeda jika kita menggunakan kombinasi gir dan rasio gir yang berbeda pula, lebih jelas mengenai dasar gir dan bagaimana menghitung rasio gir dapat kalian baca pada artikel: Basic Gear & Gear Ratio


TOKO & Tempat RACE TAMIYA

TANGERANG :

Jordan Toys - QBIG BSD CITY - Jl. BSD Raya Utama, Lengkong Kulon, Kec. Pagedangan, Tangerang
Graha Tamiya - Jl. Scientia Boulevard, Curug Sangereng, Kec. Klp. Dua, Tangerang, Banten 15810 (Gading Serpong)
Roma Tamiya - Jl. Bintaro Utama Sektor 5 Blok. EA2 No. 37, Jurangmangu Timur, Pondok Aren

JAKARTA :
Brother tamiya - Jl.Alatif No.59 Cijantung, Jakarta Tim
Dolphin Tamiya - Mall Mangga Dua Square Lantai 1 Blok C No 15, Jl. Gunung Sahari Raya
Toko Tiga Belas - Jl Basuki Rahmat RT 04 / RW 01 no 38 Cipinang Besar Utara Jakarta Timur
A.M.S TAMIYA CIRCUIT - Mall grand cakung Blok c. Lantai dasar Jl. Sultan hamengkubuwono IX km. 25 Cakung Jakarta timur Jakarta

BEKASI:
LEGENDA TAMIYA - Jl. Asem Raya, RT.002/RW.005, Mustika Jaya, Kec. Mustika Jaya, Kota Bks, Jawa Barat 17158
Retsu Tamiya Store - Jl. Duta Bouleavard Barat, RT.001/RW.011, Harapan Baru, Kec. Bekasi Utara, Kota Bks, Jawa Barat 17123
Sinar Terang Tamiya - Jl. Taman Wisma Asri, RT.001/RW.013, Tlk. Pucung, Kec. Bekasi Utara, Kota Bks, Jawa Barat 17121
RB TAMIYA - Jl. Makam Mede, Mekarwangi, Kec. Cikarang Bar., Bekasi, Jawa Barat 17530
STB Tamiya - Pasar Modern No K069 - Kota harapan indah bekasi


BOGOR:
Vanda Tamiya - Jl. Raya Parung Ruko ATC Blk. I No.10, Parung
Tamiya Onho Store - Jl Lingkungan 01 Ciriung RT 002, RW.1, Ciriung, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16918

BANDUNG:
Vega Toys - JL Banda no 33 Bandung
Giant Hypersquare Pasteur Bandung Lantai 1
kaoshero - lantai UG Lucky Square Mall Jl. Terusan Jakarta No.77a Antapani Bandung
Henz 239 Tamiya (Tokopedia Online shop)
Creation HobbyShop - Jalan Soekarno Hatta No.590, Metro Indah Mall Lantai 1 Blok A2-19, Sekejati, Kec. Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40286

SEMARANG:
Tamiya Terminal Semarang - Lamper Kidul, Semarang Selatan, Semarang City, Central Java 50257
RAJAWALI TOYS SRI RATU - Pasaraya Sri Ratu 4th Floor, Jalan Pemuda 29-33, Pandansari, Semarang Tengah, Pandansari, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50139

SOLO:
Hartono Tamiya Center - Komplek pertokoan Hartono trade center solo baru Ruko GR F 05-09

SURABAYA:
Magnum Toys -- Kaza City Mall, Jl. Kapas Krampung No.45, Tambakrejo, Kec. Simokerto, Kota SBY, Jawa Timur 60142
Hobby Zone -- Royal Plaza Jalan Ahmad Yani Lantai 1 Blok HK3 No.16-18, Wonokromo, Kec. Wonokromo, Kota SBY, Jawa Timur 60231

JAWA TIMUR:
Maron Toys - Maron, Banyakan, Kediri, East Java 64157

BATAM:
RedNose Tamiya HQ - ruko Palm Spring blok C1 no 3A, 5 & 6 Batam Center

LAMPUNG:
Jordan Toys Lampung - Jl Ikan Bawal no 55, Teluk Betung Bandar Lampung

JOGJAKARTA:
Tamiya Jogya - Pasar Tlagareja - Kios Luar Timur no 26 Jl Godean KM 5 Jogyakarta
LALA Toys / Ridwan Tamiya - Pasar Angkasa Blok D1 - Jl Janti Lanud Adi Sucipto Jogya
Gulo Jowo Tamiya - Jl Parang Tritis KM 6,5 dusun Ngijo no 15 RT 03 Kec Sewon BANTUL Jogyakarta

MAKASAR:
Tamiya Makasar - Mall GTC Tanjung Bunga Lt 2 Makasar

MEDAN:
Asoka Tamiya - Jl. Bunga Asoka, Asam Kumbang, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20132
HOBBY AKIBA Inc. - Kenangan Baru, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20222

BALI:
CM Tamiya Hobby Shop - Jl. Gunung Rinjani No.11, Tegal Kertha, Kec. Denpasar Bar., Kota Denpasar, Bali 80112
Toko Mabes Tamiya - Jl. Pulau Singkep No.90A, Pedungan, Kec. Denpasar Sel., Kota Denpasar, Bali 80222

KALIMANTAN:
Siam Tamiya Shop - Jl. Siam No.219, Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78122
Aajr Toys Tamiya - Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan, Balikpapan City, East Kalimantan 76114
Rama Tamiya Center - JL. RE. Martadinata, Tlk. Lerong Ilir, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75243
TNT TAMIYA - Manunggal Jaya, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan

=============================================================================
Toko ONLINE SHOP

dari Tokopedia :
GG Model Tamiya
Tamiya Fighting Spirit
Tamiya Toys
Tamiya Racing Spirit
Henz 239 Tamiya - Bandung

dari Shoope :
Tamiya Indonesia
Tamiya Fighting Spirit
GG Model Tamiya
Richie_Tamiya

==============================================================================
Link Rules Perlombaan TAMIYA : https://drive.google.com/file/d/1D1jpyZq5J2C1aUOkhfCenhMDpe0IeuB6/view

aturan lainya STB :
 
Dasar Ban dan VELG pada Mini 4WD

Nah yang pertama perlu kita ketahui bahwa dari setiap perlombaan Mini 4WD tentu saja kita tau bahwa penting untuk menjaga performa mobil kita dalam melaju di lintasan, salah satunya dengan menggunakan pelek dan ban yang cocok dengan kondisi lintasan juga rintangan yang ada.
Pada setiap perlombaan perlu kita persiapkan terlebih dahulu ban dan pelek yang kita pasangkan pada Mini 4WD kita, diantaranya yang harus diperhatikan adalah:

  1. Bentuk secara umum lintasan
  2. Apakah lintasan menggunakan lebih banyak tikungan atau keping lintasan lurus?
  3. Apakah lintasan menggunakan rintangan dengan banyak tanjakan dan lompatan?
  4. Berapa jarak setelah keping lompatan ke keping berikutnya guna mengukur jarak lompatan mobil
  5. Time limit dari sesi perlombaan pada hari itu (hal tersebut berlaku berbeda-beda dari setiap event perlombaan satu ke lainnya, harap ditanyakan ke panitia terkait).
Sebelum membahas kelima poin di atas, perlu kita ketahui dan pahami dulu dasar dari apa saja type ban yang dirilis oleh Tamiya dan jenis-jenis pelek yang ada, akan tetapi tidak mendetail item per-item nya saya jabarkan di tulisan ini mengingat banyak sekali produk yang dirilis oleh Tamiya dari awal produksi hingga saat ini. Yang akan saya garis bawahi hanyalah kategori secara umum saja, misalkan ban hard, super hard, soft, pelek large, medium, dan sebagainya.
Beda generasi, beda chassis dan beda pula spesifikasinya, perbedaan jelas pada bentuk ban nya.

Pada tulisan ini juga akan saya singgung terkait kaitan antara ban dan pelek yang digunakan dengan kombinasi gear, batere, dan juga motor. Akan tetapi secara umum saja karena membahas hal-hal tersebut akan menjadi satu topik tersendiri untuk lain waktu.

KATEGORI PELEK:

Secara umum, definisi dari pelek (velg) / wheel / rim adalah: bingkai roda tempat meletakkan karet ban. Sedangkan secara umum juga jenis pelek yang diproduksi oleh Tamiya adalah:
1. Large Diameter Wheel: Pelek dengan diameter besar, yaitu: 23mm
Large diameter carbon wheels dengan hard arched tire.

Contoh kit dengan large diameter carbon wheels dengan hard arched tire.

Contoh kit dengan large diameter wheel dengan STOCK tire.

2. Ultra Large Diameter (ULD) Wheel: Pelek dengan diameter paling besar, yaitu: 25mm, pada part setnya disebut “Large diameter low height wheel”
Kit dengan menggunakan pelek jenis ULD, termasuk DCR-01 dimana menggunakan ULD dengan desain spoke, atau pelek memiliki jari-jari (tidak tertutup seperti pada contoh foto sebelumnya diatas) dan dengan karet low profile.

3. Medium Diameter Wheel: Pelek dengan diameter sedang, yaitu: 20mm
Medium wheel dengan karet ban low profile hard.

Contoh kit dengan medium wheel dengan karet ban low profile.

4. Small Diameter Wheel: Pelek dengan diameter kecil, yaitu: 17mm
Small diameter tire chrome plated.

Small diameter tire dengan narrow tread tire.

Contoh kit dengan small diameter narrow tread tire.

Small diameter WIDE tread tire.

Contoh kit dengan small diameter wide tread tire.

Contoh kit dengan small diameter stock tire.

5. Wild Series Wheel: Pelek khusus kelas Wild / Bigfoot, dengan diameter yaitu: 22.5mm
Nissan King Cab, salah satu kit “Wild Series” / big foot dari Tamiya.

Disamping pelek wild series yang terbilang sangat berbeda (karena ukuran yang sangat besar), pelek tersebut dapat digantikan dengan modifikasi lain tentu saja, bergantung dari kreatifitas kita, sebagai contoh pada kit Nissan King Cab saya, saya coba lakukan pergantian tread menggunakan TANK tread yaitu ban tank seperti pada foto berikut ini:

Setelah kita ketahui jenis dari masing-masing pelek, perlu kita ketahui lagi lebar dari permukaan karet ban, sisi permukaan ini disebut juga “tread”.
Sehingga tread dapat diartikan: lebar permukaan ban yang bersentuhan dengan dasar permukaan lintasan guna menciptakan traksi.
Dan traksi berarti: gaya gesek maksimum yang dihasilkan antara dua permukaan (ban vs permukaan) tanpa mengalami slip.

Kira-kira terminologi sederhana diatas cukup mudah diingat ya, untuk itu kita bisa melanjutkan ke pembahasan berikutnya terkait “lebar tread”.


LEBAR TREAD:

Pada masing-masing jenis ban terdapat variasi perbedaan lebar tread, yaitu sebagai berikut:
1. Narrow (sempit) Tread: Memiliki lebar 11mm dan ini biasanya didapatkan pada jenis pelek: Large Dia. Wheel, Medium Wheel, Medium Low Profile Wheel, Small Dia. Wheel dan ULD Wheel.
Narrow tread pada spoke wheels.

Contoh kit dengan narrow wheels dan dengan karet ban hard arched tire set.

Narrow wheels dengan low profile tire, tampak samping dan “cut-out”.


2. Wide (lebar) Tread: Memiliki lebar 15mm dan ini didapatkan pada jenis pelek: Large Dia. Wheel dan Small Dia. Wheel.
Contoh kit dengan kombinasi ban wide dan narrow, wide pada bagian belakang sedangkan pada bagian depan narrow. Pelek dan ban ini tergolong dalam stock tire.

Secara umum perbedaan yang tampak antara narrow dan wide.

Pada part keluaran lama terdapat tread yang lebih lebar lagi, seperti yang didapat dari part “one way wheel set” berwarna hijau yang cukup lawas berikut ini:

Pada umumnya tread lebar diposisikan pada bagian belakang mobil, sedangkan tread sempit pada bagian depan mobil. Akan tetapi ada part dan kit tersendiri dimana kita mendapatkan keempat pelek narrow / sempit didalamnya (biasanya beserta arched tire set – ban narrow dengan permukaan melengkung) – cek foto-foto diatas untuk referensi. Sedangkan untuk jenis pelek ULD belum ada yang memberikan wide tread pada rilis part nya, baik part terpisah atau bawaan kit.

3. Offset Tread: yaitu ban dengan bentuk tread yang berbeda dalam satu permukaan, yaitu dalam satu permukaan terdapat ketinggian dari tread yang berbeda, biasanya pada posisi tread tertinggi area yang bersentuhan dengan permukaan lintasan semakin tipis, offset tread tire keluar dalam diameter besar, medium dan kecil, serta dalam tiga tingkat kekenyalan ban yang berbeda, yaitu hard, medium, dan soft.
Keunikan dari ban offset ini adalah, jika pemasangan ban kita balik (bagian tread lebar ada di sisi luar ban) maka akan meningkatkan kestabilan mobil akan tetapi akan melambat di tikungan (karena mobil semakin lebar, disebabkan ban yang menapak ke lintasan lebih lebar). Dan jika pemasangan dibalik akan berdampak sebaliknya pula.

Contoh penggunaan offset tire pada mobil-mobil jadul saya, pada black egress menggunakan kombinasi hard offset pada bagian depan dan soft pada bagian belakang. Sedangkan kedua mobil lainnya menggunakan soft semua large diameter.


4. Tread Kombinasi: Yaitu tread ban yang dibuat dengan kombinasi penggabungan dua jenis ban yang berbeda, atau untuk tujuan mencapai diameter tertentu. Contohnya pada kelas SPEED, dimana setingan mobil dibuat seringan mungkin dengan rotasi ban semaksimal mungkin untuk mencapai jarak tempuh sejauh mungkin dengan waktu tempuh sesingkat mungkin. Singkat kata, mobil wajib CEPAT. Nah untuk mencapai itu terkait ban, pembalap biasanya membuat ULD custom dengan diameter maksimal 35mm dan lebar tread seminim mungkin yaitu 8mm.
Contoh ULD Speed Class adalah sebagai berikut:
Custom ULD dengan manggabungkan dua ban dengan jenis hard ditumpuk lalu dibubut tipis hingga bagian yang menyentuh lintasan hanya 3mm dari total lebar tread 8mm.

Untuk kelas expert (TOS/STO) pun tread kombinasi juga dibuat guna menciptakan efek “offset” yang sama dengan ban keluaran Tamiya yaitu offset tire, artinya hanya bagian tertentu ban saja yang menyentuh lintasan, ini dapat meningkatkan kelincahan mobil juga meminimalisir efek ban terseret saat berbelok (perhatikan konsep cara kerja one way wheel di bawah), dengan meminimalisir permukaan ban yang bergesekan dengan lintasan, maka semakin meningkatkan kecepatan saat berbelok.

Custom offset tread dengan menggunakan satu jenis ban akan tetapi dibentuk sedemikian rupa agar terbentuk satu bagian yang menonjol dan bagian tersebut yang bersentuhan dengan lintasan. Foto diatas merupakan AR Chassis dengan ban offset dan custom push suspension menggunakan part dari steering system. Mobil milik kawan saya dari UK – Inggris, Drew Bean.

Jika kalian tertarik dengan custom building terutama untuk topik-topik suspensi, kalian dapat melihat videonya di Channel YouTube saya, ada pada playlist khusus, berikut link masing-masing building:
Contoh custom tread dengan menggabungkan dua jenis ban yang berbeda, yaitu reston hitam pada sisi luar ban, dan karet biasa pada sisi dalam (perhatikan ban belakang) disamping menggunakan one way wheel set large diameter. Setingan lawas, dari tahun 2014 kira-kira.

Contoh kombinasi tread pada ban belakang (hard tire putih digabung dengan reston hitam pada sisi terluar) sedangkan pada gambar bawah ban depan menggunakan reston secara utuh dibubut tipis.

Contoh lain custom offset tread tire menggunakan ban hard putih (perhatikan ban depan) akan tetapi hanya satu ban saja dengan mekanisme bubut sedemikian rupa sehingga membentuk offset. Setingan terakhir (2017) pada FM-A Chassis.

Jika kalian ingin mengetahui proses unboxing, building hingga test run chassis terbaru dari Tamiya yaitu FM-A chassis diatas, kalian dapat melihatnya pada video berikut:

BAHAN VELG:

Pelek rilis Tamiya disamping menawarkan berbagai ukuran dan lebar tread, juga menawarkan beragam bahan juga, diantaranya adalah:
1. Plastik reguler: bahan ini umum kita dapatkan pada pelek yang kita dapat dari kit dan biasanya dengan pilihan warna yang beragam. Pelek dengan bahan ini cukup mudah penggunaannya (menembus pelek untuk digunakan dengan as 72mm), cukup lentur juga akan tetapi lebih rentan dol.

2. Carbon Reinforced: umumnya berbahan karbon dan berwarna hitam. Bahan tersebut menjadi pilihan utama dari pembalap Mini 4WD dikarenakan aspek daya tahan yang sangat baik, baik usia penggunaan (tidak mudah dol) dan juga dalam penggunaan yang cukup ekstrem, seperti terlempar keluar lintasan dan sebagainya.
Pilihan pelek carbon large diameter dengan variasi yang berbeda.

Pilihan pelek carbon medium diameter dengan variasi yang berbeda.

Contoh penggunaan pelek carbon spoke narrow dengan ban hard putih yang telah dibubut.

3. HG Aluminum: pelek dengan bahan alumunium dimana memiliki kekuatan yang paling baik (dibanding semua kategori bahan diatas), akan tetapi disamping penampilan yang sangat menarik dan terkesan “mahal”, pelek ini memiliki kelemahan, yaitu bagian lubang as merupakan bagian terpisah dan terbuat dari bahan yang cenderung lebih lembek (sejenis plastik) dan tidak cukup awet, sehingga untuk penggunaan dalam waktu singkat saja bagian ini akan rawan dol. Itu sebabnya pelek jenis ini lebih cocok untuk dipajang dan sebagai penambah aspek estetika dari Mini 4WD yang kita bangun. Pelek HG ini rilis untuk diameter medium dan juga large dengan medium terdapat pilihan warna hitam atau silver, sedangkan large hanya silver saja.
HG Aluminum wheel large diameter, dengan bushing plastik untuk memasangkan as roda.

Contoh large diameter HG Aluminum wheels pada mobil jadul saya. Dengan penggunaan ban yang berbeda-beda juga. Hard dibubut (pada foto teratas) dan hard arched tires pada dua sisa foto dibawahnya.

HG Aluminum wheel medium diameter dengan warna yang berbeda yaitu, black dan silver.

HG Aluminum wheels low profile heavy, untuk pelek yang ini memiliki bobot yang paling berat dibandingkan dengan rilis sebelumnya.


4. Chrome Plated: pelek dengan tampilan luar krom, tidak terbuat dari alumunium atau sejenisnya, hanya saja cat nya menggunakan finishing serupa krom. Sehingga memberikan tampilan yang menarik dan wah. Dari segi kekuatan jenis pelek ini cenderung yang paling buruk bahkan jika dibandingkan dengan jenis plastik reguler, dikarenakan bahan plastiknya berbeda, dan lebih mudah dol.
Chrome plated ULD set.

Chrome plated medium low profle wheels set.

Contoh kit “Aero Avante” yang mendapatkan chrome plated medium low profile wheel.


5. Fluorescent Wheel: pelek dengan pilihan warna fluorescent yaitu warna yang merefleksikan sinar ultraviolet sehingga menghasilkan tampilan yang lebih “ngejreng” dibandingkan dengan warna biasa yang cenderung menyerap sinar ultraviolet. Pelek ini juga banyak digunakan sebagai alternatif pilihan warna dari pelek reguler atau carbon.
Contoh produk pelek dengan fluorescent color, terdapat pilihan varian untuk large diameter dan juga medium.



PELEK KHUSUS:

Tamiya tak henti-hentinya melakukan inovasi pada produk Mini 4WD nya, diantaranya dengan merilis pelek khusus dengan aspek “mekanisme” didalamnya, pelek yang saya maksud adalah pelek “satu arah” atau one way wheel set dan bahkan pelek dengan sistem setir atau steering wheel set system.

1. One Way Wheel Set: One way wheel set dirancang agar mobil Mini 4WD menyerupai mobil sesungguhnya dan juga yang paling utama adalah guna mengeliminasi faktor “terseret” nya ban terluar saat mobil melewati tikungan. Dikarenakan Mini 4WD as nya terhubung antara satu ban dengan ban satu lagi, maka sudah jelas bahwa kedua ban berputar bersamaan dan sesuai juga dengan putaran pada gir, sedangkan pada saat mobil Mini 4WD melintas melewati tikungan, kita tau bahwa jarak tikungan terhadap ban berbeda, jarak tempuh untuk ban yang ada pada bagian dalam tikungan lebih pendek jika dibandingkan dengan jarak tempuh untuk ban pada bagian luar tikungan, ini membuat ban terluar “terseret” oleh ban dalam, dikarenakan ban dalam butuh lebih sedikit rotasi / putaran untuk dapat melewati tikungan tersebut (lebih detail lihat gambar di bawah). Sehingga dengan menggunakan one way wheel set ini diharapkan Mini 4WD dapat melesat lebih cepat di tikungan dan tanpa efek menyeret ban terluar.
Sayang sekali pelek tersebut kurang diminati, karena mekanisme kerjanya dirasa kurang efektif dan karena pada bagian dalam terdapat dua biji gir pinion maka dirasa pelek tersebut akan mudah bermasalah, disamping itu saat mobil dinayalakan pelek pun cenderung bergetar sehingga menyebabkan performa mobil kurang presisi, terutama pada lompatan.
Cara kerja one way wheel, dapat meningkatkan kecepatan mobil di tikungan.

Contoh produk one way wheel set. Tamiya merilis pilihan diameter untuk one way wheel set yaitu small, medium, dan large, juga dengan pilihan tread narrow dan wide (small diameter, rilis part lawas).

One way wheel small diameter dengan menggunakan reston biru pada chassis super-x.

2. Steering Wheel System Set: Beberapa tahun yang lalu dirilis part revolusioner dan cukup menarik dari Tamiya dengan fitur membuat Mini 4WD dapat membelokkan ban depannya! Nah ini hal baru dan lain daripada lainnya dikarenakan Mini 4WD seperti yang telah kita ketahui tidak dapat membelokkan ban depannya seperti pada mobil remote control. Maka dengan menggunakan part tersebut, saat mobil berbelok maka ban depan dari mobil tersebut akan “berbelok” mengikuti arah dari tikungan, sehingga dapat melewati tikungan dengan lebih cepat.
Akan tetapi sayang bahwa part ini tidak banyak digunakan, karena dirasa terlalu rentan dan juga mudah rusak (bahan plastik lembek, ban bergetar saat mobil di nyalakan – efeknya pada lompatan, dan juga karena bahan lembak maka pelek mudah mengalami deformasi bentuk).
Berikut ini penampakan steering wheel system terpasang pada mobil:

Dalam kemasan steering wheel set, kita mendapatkan dua pilihan pelek yaitu large dan small.

Steering wheel pada MS (foto atas) dan VS chassis dengan menggunakan versi large diameternya, sedangkan pada small diameter nya dapat kalian lihat dibawah.

Steering wheel set small diameter dengan offset small diameter tire pada bagian depan, dan one way wheel set pada bagian belakang dengan narrow tread tire. Chassis VS.

3. Small Dia. Semi-pneumatic Tires: Ban anti kempis atau ban kopong. Sebetulnya ini masuk juga ke jenis ban sih, akan tetapi dikarenakan bentuk pelek nya pun kusus, maka akan saya masukkan pada poin ini juga. Ban tersebut dibuat dengan tujuan untuk meminimalisir membal, seperti saat mobil melewati “gundukan” pada lintasan, maka karena bagian tengah ban (dan bagian tengah pelek pun ada rongga), mobil tidak membal, dan dapat lewat dengan mudah.
Ban tersebut cukup unik, akan tetapi kembali tidak menjadi favorit di kalangan pembalap Mini 4WD, dikarenakan pertama hanya rilis untuk diameter kecil saja, dan juga traksi ban ke permukaan trek dirasa kurang maksimal, karena ban kopong sehingga saat mobil melaju sangat kencang, dia cenderung “kempis” dan mobil jadi serasa menyeret larinya.
Berikut ini penampakan semi-pneumatic wheel set:
Semi pneumatic wheels & tire set, dan contoh terpasang pada mobil jadul saya, jangan dicontoh ya setingannya hehe, kalau tidak salah mobil tahun 2011.


4. Nut Fastened Wheel & Tire Set:
Jenis wheel set dan ban berikut ini mengedepankan aspek praktis dan juga mudah, seperti yang dapat kalian lihat pada referensi gambar berikut, bahwa ban dan pelek dipasangkan menggunakan as khusus yang memiliki ujung drat pemasangan mur, dan disini pemasangan menggunakan lock-nut untuk mengencangkan pelek pada tempatnya. Pelek tersebut kurang favorit dikarenakan tergolong rentan dan mudah bengkok

Terdapat beberapa pilihan ban dan varian pelek yang dapat kalian pilih. Akan tetapi part tersebut hanya terbatas pada small diameter wheel saja.


KATEGORI BAN:

Nah setelah kita ketahui jenis-jenis pelek dan masing-masing perbedaannya, kita akan bahas jenis-jenis karet ban yang digunakan dalam Mini 4WD.
Secara umum jika kita lihat part yang beredar di pasaran, kita dapat membedakan jenis ban sebagai berikut:

1. Stock Tire (ban karet hitam bawaan kit / box): ban jenis ini umum kita dapatkan pada semua kit Mini 4WD yang kita beli, diantaranya adalah kit PRO yang mendapatkan pelek large diameter dengan ban karet stock.
Jenis karet ini juga didapatkan pada ban small, terutama kit yang keluar cukup lama, dan termasuk juga ban duri (spike tire) atau ban pacul istilah lainnya.
Spike wheel cocok juga digunakan untuk kategori kelas Street Mini 4WD dimana kita sebagian besar waktu bermain di luar ruang tanpa lintasan. Lantas apa lintasannya, menggunakan aspal/semen/lantai apa adanya bahkan tanah, seru dan berbeda, sekaligus olahraga seperti pada anime Dash! Yonkuro

2. Soft Tire: ban empuk dengan komposisi karet yang lebih kenyal dibandingkan ban stock, biasanya memiliki visual yang cukup jelas dibandingkan dengan ban stock, yaitu transparan.

3. Medium Tire: ban dengan kekenyalan medium, secara bahan ini sama dengan stock tire, akan tetapi masuk kategori non-stock karena bukan ban bawaan kit pada umumnya, dan merupakan ban dengan bentuk “khusus” dibandingkan dengan stock (stock biasanya pada ban small dan large juga spike), bentuk khusus ini disebut dengan “low profile”. Low profile tire merupakan ban dengan ketebalan karet yang “rata” dan cenderung lebih “tipis” dibandingkan stock tire, jadi low profile ini mengacu ke BENTUK ya, walaupun secara umum rilis dengan jenis kekenyalan medium, akan tetapi ada juga low profile tire dengan kategori HARD dan SUPER HARD.
Agar tidak bingung dengan ban stock, kira-kira definisi sederhananya begini:
– Stock tire itu pada umumnya memiliki bentuk tread yang agak cembung, dan tidak selalu dengan karet kekenyalan medium, akan tetapi ada juga yang hard dan soft.
– Low profile tire itu pada umumnya memiliki bentuk tread yang rata / agak tipis, dan tidak selalu dengan karet kekenyalan medium, akan tetapi ada juga yang hard dan super hard.
Medium low profile tire, sekalipun bentuknya low profile akan tetapi kekenyalan karetnya tergolong “medium”.

4. Hard dan Superhard: ban dengan kekenyalan yang keras, diantara pilihan jenis karet, jenis inilah yang banyak dipilih oleh pembalap Mini 4WD terutama di kelas stock race (STB/STCB) dan expert class (TOS/STO) dikarenakan dengan menggunakan ban ini maka mobil dapat meminimalisir membal pada saat mendarat. Dan tak sedikit yang membubut ban tersebut lagi hingga mencapai diameter tertentu atau ketebalan tertentu. Ciri visual yang tampak biasanya untuk ban hard berwarna putih (atau warna lainnya).
Super hard low profile tire with medium diameter wheel.


5. Sponge / Reston / Low Rebound: Ketiga jenis bahan ban ini akan saya masukkan dalam satu poin ini, dikarenakan tergolong kategori dengan jenis bahan non karet, dan ketiganya memiliki ciri yang relatif mirip satu sama lain.
Sponge atau busa dan reston memiliki bahan yang sedikit berbeda, reston memiliki traksi yang lebih tinggi dibandingkan sponge, dan memang reston merupakan rilis produk setelah sponge.
Ban sponge jadul yang rilis lebih dulu sebelum reston.

Ban reston yang rilis setelah ban sponge jadul.

Low rebound merupakan ban rilis terbaru untuk jenis bahan non karet. Dan low rebound ini dipasarkan dengan fitur memiliki daya redam hentakan yang paling tinggi, dari segi bahan mirip dnegan memory foam, sehingga pada saat mobil mendarat dan ban menghentak, dia akan menyerap hentakan. Bahan mirip memory foam, hal tersebut tampak jelas saat kita menekan ban dan ban akan kembali ke posisi semula untuk beberapa saat (tidak langsung kembali ke posisi semula).

Ban low rebound keluaran terbaru dari Tamiya.

Low rebound tire dipasangkan pada medium carbon wheel set. Pada mobil expert class (STO/TOS) budget build yang saya bangun sebelumnya.

Perbedaan paling jelas antara sponge, reston, dan low rebound adalah pada tekstur dan “pori-pori” nya, untuk sponge lebih rapat, reston sedikit lebih kasar, dan low rebound yang paling kasar serta lebih empuk.

Low rebound merupakan ban rilis terbaru untuk jenis bahan non karet. Dan low rebound ini dipasarkan dengan fitur memiliki daya redam hentakan yang paling tinggi, dari segi bahan mirip dnegan memory foam, sehingga pada saat mobil mendarat dan ban menghentak, dia akan menyerap hentakan. Bahan mirip memory foam, hal tersebut tampak jelas saat kita menekan ban dan ban akan kembali ke posisi semula untuk beberapa saat (tidak langsung kembali ke posisi semula).
Referensi produk telah saya bahas dalam video:

CUSTOM TREAD PADA SPONGE TIRES:

Pada kelas Street Mini 4WD terkadang kite perlu melakukan modifikasi pada ban busa dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan stabilitas dan juga grip pada permukaan lantai baik permukaan licin atau kasar, semakin lebar semakin stabil akan tetapi semakin lambat dalam membelokkan mobil, sedangkan semakin tipis (narrow) maka semakin lincah akan tetapi semakin sulit dikendalikan (stabilitas berkurang).

Sebagai gambaran berikut ini custom tread pada ban busa, disini menggunakan busa abu-abu dan juga busa dari hand grip sepeda (bahan sama persis dengan busa hitam Tamiya).

Disamping menambahkan pola garis pada tread ban busa, dapat juga melakukan pembubutan guna membentuk permukaan ban menjadi lebih “rounded” atau melengkung, bentuk tersebut dapat meningkatkan stabilitas dan grip pada permukaan lantai yang licin maupun berpasir

Kesimpulan dari ban busa diatas adalah, kita dapat menggunakan dengan berbagai custom juga tak kalah dengan jenis karet stock ataupun hard pada kelas expert, dengan penggunaan ban busa disamping grip lebih maksimal, juga dapat digunakan pada hampir semua permukaan lantai baik licin, bergelombang, berpasir, dan basah.

Nah setelah kita tahu dari segi jenis, bahan dan hal seputar pelek dan ban, sekarang kita dapat menjawab pertanyaan berikut ini:
BAN APA YANG COCOK? Tentu saja jawabannya ada pada faktor berikut:

1. Bentuk secara umum lintasan: Apakah lintasan super teknikal, teknikal, semi speed, atau high speed?
Super teknikal: sudah pasti lintasan akan banyak tanjakan dan belokan, untuk itu ban dengan bahan karet sponge – soft – medium dengan pelek small – medium akan cocok


Teknikal: sudah pasti akan lebih banyak lompatan dan sedikit tanjakan dan juga ada rintangan lain seperti washboard, karpet, dan sebagainya, untuk itu ban yang cocok adalah ban karet medium – hard – super hard dengan pelek medium – large

Semi speed: kemungkinan akan berupa kombinasi antara keping belok dan lurus dengan porsi lebih banyak keping lurus dan minim lompatan, untuk itu pelek medium – large akan cocok dengan karet soft / sponge – medium

High speed: lintasan biasanya sedikit belokan dan banyak keping lurus, untuk itu ban yang cocok adalah dengan karet soft – medium dengan pelek large – ultra large diameter.

2. Apakah lintasan menggunakan lebih banyak tikungan atau keping lintasan lurus?
Setelah pada poin diatas diputuskan akan menggunakan pelek dan ban apa, maka berikutnya adalah menentukan jenis / type motor yang akan digunakan dan sekiranya cocok dengan karakter lintasan. Untuk lintasan dengan banyak tikungan gunakan motor dengan torsi besar, sedangkan untuk lintasan dengan banyak keping lurus gunakan motor dengan RPM yang tinggi.

3. Apakah lintasan menggunakan rintangan dengan banyak tanjakan dan lompatan?
Untuk lintasan dengan banyak tanjakan jelas kita harus mengedepankan torsi motor, untuk itu gunakan jenis motor yang sesuai. Lalu bagaimana jika terdapat banyak lompatan, tentu saja kembali ke apa yang ingin kita capai, apakah kita ingin mobil kita lompat jauh, atau pendek? Tentu saja kombinasi antara motor dan ban (juga faktor lain seperti rem, damper, rasio gir) berpengaruh sekali.

4. Berapa jarak setelah keping lompatan ke keping berikutnya guna mengukur jarak lompatan mobil?
Ini seperti yang saya jawab pada poin diatas, variabelnya sangat banyak dan kombinasi setingannya pun sangat luas sekali. Dan pengaruh utama adalah faktor setingan rem.

5. Time limit dari sesi perlombaan pada hari itu (hal tersebut berlaku berbeda-beda dari setiap event perlombaan satu ke lainnya, harap ditanyakan ke panitia terkait).
Batas waktu sangat penting, dikarenakan jika mobil kita finish akan tetapi batas waktu tidak terpenuhi, maka mobil kita tetap akan di diskualifikasi, oleh sebab itu kita tidak dapat bermodalkan “yang penting finish”. Mobil harus finish dan juga harus finish dalam batas waktu yang telah ditentukan. Bagaimana menentukan batas waktu? Biasanya dari catatan waktu tercepat (BTO: Best Time Overall) PLUS 2 detik, misalkan BTO hari itu adalah 23,5 detik maka batas waktu adalah 25,5 detik. Ketentuan ini fleksibel bergantung dari kebijakan panitia masing-masing, ada yang plus 3 detik, ada yang plus 5 detik (untuk event lomba dengan peserta pemula, agar tidak terlalu sulit).

Lalu apakah semua teori diatas berlaku MUTLAK? Jawabannya TENTU TIDAK! Kenapa? Karena dalam dunia Mini 4WD terutama jika sudah berada di event perlombaan, maka banyak sekali faktor eksternal dan faktor lain yang dapat mempengaruhi perlombaan. Belum lagi kita bahas mengenai motor dan rasio gir. Saya akan simpan topik itu pada tulisan saya di lain waktu saja.
 
Basic Gear & Gear Ratio
Halo teman-teman, dalam tulisan saya kali ini kita akan membahas mengenai gir dan juga rasio gir, nah seperti yang sudah kita ketahui bahwa dalam hobi Mini 4WD kita mengetahui ada satu komponen utama yang berperan penting dalam mekanisme penggerak di mobil yang kita gunakan dalam perlombaan, yaitu gir.

Sepanjang produksi Tamiya dari tahun ke tahun, Tamiya telah memproduksi berbagai macam jenis dan type gir dengan rasio yang berbeda juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula. Secara umum fungsi dari gir pada Mini 4WD adalah untuk menghasilkan gerak pada roda dimana sumber gerak ditimbulkan oleh motor penggerak.


Motor penggerak dalam hal ini adalah motor dengan as tunggal atau ganda (pada chassis PRO: MS/MS-L/MA) dimana motor sendiri terdiri dari beragam jenis seperti; FA-130 (Stock motor), Atomic Tuned, Torque Tuned, Rev Tuned, Hyper Dash, Hyper Dash PRO, dsb) – pembahasan mendetail mengenai motor akan saya tuliskan pada artikel terpisah. Melalui sumber daya baterai AA sebanyak dua biji pada chassis, motor menghasilkan tenaga gerak dimana tenaga / daya gerak itu kemudian dipindahkan (ditransmisikan) ke gir penggerak melalui gigi gir pinion pada as motor dipindahkan (ditransmisikan) ke gigi pada “counter gear” pada chassis.

Sedangkan definisi gir adalah sebagai berikut:

Gir: Roda gigi yang bekerja pada suatu mesin yang fungsinya adalah untuk mentransmisikan daya. Gir merupakan bagian mesin yang bentuk sederhananya bergerigi, dapat berputar dan biasanya terhubung dengan gir lain untuk mengirimkan torsi.

Mesin (Motor): Suatu mekanisme dimana terdapat dua buah gir atau lebih yang bekerja bersama-sama akan menghasilkan tenaga mekanis melalui perputarannya.

Gear telah ada sejak jaman Archimedes (sepertinya gak perlu dibahas ya? Hehe), dan di dunia modern penggunaan gir yang paling sederhana dapat kita temui pada mekanisme kerja jam tangan atau jam dinding.

Gir banyak sekali tipe nya, tergantung pada rancangan mesin yang akan menggunakannya.

SECARA UMUM JENIS GIR:

1. Gir Luar (gir eksternal)

Gir luar adalah gir yang bagian bergeriginya terletak di bagian luar silinder. Dapat di sekeliling piringan silinder atau di bagian atas piringan sesuai dengan kebutuhan.

Contoh gir luar:
  • Gir spur
  • Gir spiral (helix / heliks / helical)
  • Gir spiral ganda
  • Gir bevel
  • Gir cacing
  • Gir mahkota
  • Gir hipoid
  • Gir episiklik
  • Gir pinion
  • Gir non sirkular
  • Gir counter (roda gigi bantu)
Pada Mini 4WD Gir yang digunakan adalah: GIR SPUR, GIR PINION, GIR MAHKOTA, GIR CACING, COUNTER GEAR, GIR BEVEL (straight bevel), POROS PROPELLER
Gear set pada single shaft chassis

Gear set pada double shaft chassis (PRO chassis)

2. Gir Dalam (gir internal)
Sebuah gir yang geriginya terletak di bagian dalam piringan. Jadi bentuknya seperti tutup botol yang bergerigi. Gir dalam selalu terhubung dengan gir luar secara pararel, sehingga tidak dapat mengubah arah putarannya.

RPM DAN TORSI:

RPM:
Pada sebuah mekanisme mesin, kita seringkali mendengar istilah RPM (Rotasi Per Menit). RPM adalah salah satu istilah yang berhubungan dengan gir yaitu berapa kemampuan putaran satu gir dalam waktu satu menit. Semakin banyak jumlah putaran per menit, maka semakin tinggi RPM nya, semakin tinggi RPM, maka semakin tinggi pula kecepatan maksimum yang dapat dihasilkan.

TORSI: Tenaga untuk menggerakkan, menarik, atau menjalankan sesuatu (pulling power). Dapat disebut juga sebagai momen gaya yaitu besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi.


Torsi tidak hanya diterapkan pada mekanisme gir saja, akan tetapi dalam keseharian kita, misalkan kita mengeluarkan tenaga untuk memutar sebuah baut menggunakan obeng, maka tenaga yang kita keluarkan menghasilkan torsi juga.

ISTILAH UMUM LAIN:

  • Aksis (sumbu) / As
  • Pitch atau ruang antar gigi
  • Jumlah gigi atau “T” (Teeth)
  • Propeller shaft (poros baling-baling)
  • Counter shaft (poros bantu)
  • Sudut heliks: yaitu sudut yang dibentuk oleh gigi roda, dalam Mini 4WD, sudut heliks NOL dapat kita temui pada semua mekanisme gir pada Mini 4WD terutama pada GIR SPUR
    • Sudut Heliks NOL: dapat kita lihat pada gir spur, gir counter, dsb.
    • Sudut Heliks:
      • Pada gir mahkota berwarna pink dan hitam (karbon)
      • Pada gir cacing pada kit 1/32 Mini 4WD Series (seperti Toyota Land Cruiser, dsb)

==========================================================================
ANATOMI GIR:

Nah setelah kita ketahui istilah dan jenis secara umum pada gir, kita dapat melihat dan memahami lebih dekat ANATOMI dari gir, pada pembahasan ini saya akan membahas secara spesifik gir yang digunakan pada Mini 4WD saja, yaitu: GIR SPUR, GIR PINION, GIR MAHKOTA, GIR CACING, COUNTER GEAR / SHAFT, GIR BEVEL, POROS PROPELLER dan Sudut Heliks.

Sebelum membahas secara mendetail poin-poin di atas, kita akan lihat terlebih dahulu anatomi umum dari gir pada Mini 4WD dan part yang bersangkutan dengan mekanisme gir:


Dan penjelasan dari masing-masing poin di atas adalah sebagain berikut:

1. GIR SPUR (Spur Gear):
merupakan gir / roda gigi yang memiliki gigi lurus dan biasanya dipasang pada poros parallel dan berfungsi untuk mentransmisikan gerakan diantara dua poros parallel. Secara umum ketika dua roda gigi spur berada pada satu alur, roda gigi yang lebih besar disebut “gear” sedangkan roda gigi yang lebih kecil disebut “pinion”. Spur sendiri memiliki arti kata “MEMACU”.
Pada Mini 4WD gir spur dipasangkan pada as roda.
Single Shaft chassis:

Double Shaft chassis:



2. GIR PINION:

merupakan bagian dari gir spur dengan roda gigi yang lebih kecil dibandingkan dengan roda gigi berlawanan (counter) yang lebih besar.
Pada Mini 4WD gir pinion biasanya dipasangkan pada motor penggerak.
Penampakan pinion pada Mini 4WD:
Gir pinion metal (atas) dan gir pinion plastik (bawah) keduanya berjumlah 8 gigi (8 T), sedangkan yang berwarna hitam adalah gir pinion karbon (jenis ini memiliki bahan yang paling kuat)

Single Shaft motor:
Motor type FA-130 (motor / dinamo kotakan) dengan gir pinion berjumlah 12 gigi (12 T)

Double Shaft motor:
Gir pinion pada double shaft motor dengan jenis pinion adalah pinion kuningan dengan jumlah gigi 8 (8 T)


Pada Mini 4WD pinion memiliki jumlah gigi yang berbeda, akan tetapi yang umum digunakan saat ini adalah pinion dengan jumlah gigi (Teeth) 8 (8T Pinion), ada juga pinion 12T khusus untuk mekanisme roda gigi pada chassis TYPE 1 dan TYPE 3,


3. GIR MAHKOTA (Crown Gear):
merupakan satu bentuk roda gigi bevel yang gigi-giginya sejajar dan tidak bersudut terhadap aksis, bentuk gigi-giginya menyerupai mahkota. Roda gigi mahkota hanya bisa dipasangkan secara akurat dengan roda gigi bevel atau spur.

  • Gir mahkota pink dan hitam (carbon / karbon):
  • Gir mahkota oranye:

  • Tamiya AO part untuk crown gear pink

  • Set “easy locking gear cover” karbon lengkap dengan counter gear dan pinion karbon juga, untuk mengetahui apa itu easy locking
4. GIR CACING:
menyerupai roda gigi heliks hanya saja sudut gigi-giginya mendekati 90 derajat disamping bentuknya yang panjang mengikuti arah aksial, juga bisa dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur, roda gigi cacing mampu mencapai rasio yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah. Karakteristik roda gigi cacing adalah batangnya selalu bisa menggerakkan roda gigi spur, dan jarang sekali roda gigi spur yang mampu menggerakkan roda gigi cacing, oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa pasangan roda gigi cacing merupakan transmisi satu arah.
gir yang terletak diantara dua buah per (gambar atas), atau yang dekat dengan panah merah (gambar bawah)

Itu sebabnya pada kit 1/32 scale series seperti yang saya bahas di video unboxing kit Toyota Land Cruiser, setelah kit kita bangun, kita tidak dapat memutarkan rodanya dengan tangan (akan terasa tersangkut), hal tersebut dikarenakan kita berupaya memutarkan gir spur melalui as roda, sedangkan jelas pada gir cacing hal tersebut tidak dapat dilakukan, karena transmisinya yang satu arah, oleh sebab itu hanya melalui sumber gerak pada motor yang dapat memutar rodanya.


5. COUNTER GEAR:
Merupakan roda gigi bantu yang terpasang pada poros bantu yang berfungsi meneruskan transmisi dari motor penggerak ke gir akhir sehingga menghasilkan gerak dan putaran roda gigi yang diharapkan. Counter gear juga bertindak sebagai “counter” atau membalik arah putaran gerak. Counter sendiri memiliki arti kata “melawan”. Dalam hal ini jika kita melihat mekanisme roda gigi pada Mini 4WD, maka tanpa adanya counter gear maka motor akan menyebabkan mobil berjalan mundur, dalam dunia hobi mini 4WD jika suatu mekanisme roda gigi tidak memiliki counter gear maka disebut juga dengan “gir langsung”.

Gir counter biru muda pada kombinasi rasio gir 3.5:1 untuk single shaft motor

Kelas Mini 4WD dengan mekanisme gir langsung yaitu kelas sloop dan nascar, dimana motor yang digunakan memiliki arah rotasi poros penggerak yang berlawanan dengan motor Mini 4WD pada kelas STANDAR ORIGINAL. Ilustrasi sederhana, coba pasangkan motor pabrikan Tamiya di mobil nascar, maka mobil akan berjalan mundur, begitu juga sebaliknya jika kita pasangkan motor nascar pada mekanisme roda gigi Tamiya original (dengan menggunakan counter gear) maka mobil akan berjalan mundur.
Contoh gir langsung, dan pemasangannya pada chassis

Counter gear ini juga bertindak sebagai “idler gear” atau gir idle, lebih detail mengenai ini dapat kalian baca pada poin dibawah.

Penampakan counter gear pada Mini 4WD:
(atas) counter gear pada single shaft chassis, (bawah) counter gear pada double shaft chassis (PRO chassis)

6. GIR BEVEL (pada chassis PRO – MS/MS-L/MA):
merupakan roda gigi dengan bentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di permukaannya, dan roda gigi bevel dapat berbentuk lurus seperti spur (straight bevel) atau spiral (helix / heliks / helical) seperti roda gigi helix. Pada roda gigi bevel kedua poros jika ditarik garis imajiner ke tengah maka akan saling berpotongan dan ada pada satu titik.

Pada chassis PRO, ini dapat kita lihat pada gir pinion pada motor dan juga gir bevel lurus pada counter gear, jika kita perhatikan poros motor dan poros counter gear nya berada pada satu garis yang lurus sejajar (akan tetapi tidak paralel).


7. POROS BALING-BALING (Propeller Shaft):
poros yang mentransmisikan daya gerak dari motor penggerak ke poros roda.
Dalam Mini 4WD propeller shaft memiliki fungsi yang sama yaitu mentransmisikan daya gerak dari mekanisme roda gigi belakang yang menggerakkan roda belakang ke roda depan, pada chassis FM/SFM/FM-A mekanismenya terbalik, sumber daya gerak utama ada di depan chassis, dan propeller shaft mentransmisikan daya gerak ke roda belakang.
Penampakan propeller shaft pada Mini 4WD dan juga keseluruhan komponen gir setelah kita bahas sebelumnya:

8. Sudut Heliks:
Sebetulnya sih ini antara iya dan tidak, karena jika kita lihat pada gir mahkota pada gir pink dan hitam juga pada gir oranye, jika kita perhatikan dari sisi samping piringan gir, bagian gigi gir tidak lurus seperti spur, akan tetapi sedikit membentuk sudut / heliks, nah, apakah ini bisa disebut sudut heliks? Saya tidak akan bahas lebih panjang. Yang jelas kedua jenis gir mahkota tersebut tampak jelas berbeda gigi-giginya.

=================================================================

BERDASARKAN SUMBER GERAK:

Nah setelah tadi kita bahas terkait anatomi dan dasar gir, sekarang kita akan bagi gir dalam dua type sesuai dengan sumber geraknya, dalam hal ini ada DUA hal yaitu DRIVE dan DRIVEN. Dimana drive adalah gerak, dan driven adalah digerakkan.

Untuk itu pada Mini 4WD jelas bahwa:

  1. DRIVE GEAR adalah roda gigi yang bergerak SECARA LANGSUNG disebabkan dari berputarnya motor penggerak (sumber daya gerak). Dalam Mini 4WD Drive Gear adalah PINION GEAR.
  2. DRIVEN GEARS adalah gir yang digerakkan oleh gir penggerak yaitu:
    1. spur gear
    2. pinion gir pada propeller shaft
  3. IDLER GEAR terletak antara drive gear dan driven gear karena merupakan gir yang digerakkan oleh gir penggerak juga dengan tujuan menyalurkan transmisi gerak ke gir berikutnya juga mengubah arah putaran dari poros sumber gerak ke poros tujuan gerak. Dalam Mini 4WD Idler Gear adalah COUNTER GEAR. Dalam produk Tamiya dapat kita lihat pada gear train dari kit TANK atau EDUCATIONAL KIT CRAWLER, dan kit NON-MINI 4WD lainnya dimana gear train nya melibatkan cukup banyak gir (lebih dari tiga buah gir).


    Contoh girbox beserta gear train nya untuk produk Tamiya Non-Mini 4WD
Mekanisme roda gigi, poros gerak, roda, dan juga sumber daya gerak dapat kita klasifikasikan sesuai konteks yaitu:

DRIVETRAIN: Merupakan kumpulan dari komponen dalam kendaraan dimana bertujuan memindahkan daya gerak dari transmisi utama ke komponen roda, diantaranya dari poros penggerak pada motor, ke mekanisme roda gigi, hingga ke poros roda itu sendiri hingga mengakibatkan kendaraan bergerak maju / mundur. Pada mobil sesungguhnya melibatkan juga kerja dari universal joint, gir diferensial, dan sebagainya.

GEAR TRAIN: Berbeda dengan drivetrain, gear train merupakan sekumpulan / rangkaian gir dan mekanismenya yang diposisikan pada suatu frame (dalam hal ini rangka chassis Mini 4WD) dimana gigi-giginya saling bersentuhan dan berinteraksi sehingga dalam mekanisme geraknya menghasilkan TRANSMISI yang mulus.

Sebagai perbedaan, ilustrasi sederhana dalam mini 4WD sesuai konteks yaitu:

  • Jika as roda bengkok, maka akan mengganggu DRIVETRAIN nya
  • Jika gigi pada roda gigi ada yang patah, maka akan mengganggu GEAR TRAIN nya sehingga TRANSMISI girnya tidak sempurna (sehingga dapat berakibat pada drivetrain nya juga)
Kira-kira seperti itu, agar tidak bingung. Cukup mudah dan sederhana ya.


============================================================================

Nah setelah kita membahas mengenai gir secara mendalam, sekarang tentu kita harus membahas juga tentang RASIO GIR.

RASIO GIR (GEAR RATIO):

Rasio gir adalah perbandingan antara dua gir yang bekerja kaitannya dengan putaran gir yang dihasilkan. Prinsip secara mendasar adalah SEMAKIN BESAR drive gear maka akan menghasilkan putaran yang semakin cepat (RPM yang tinggi).

Untuk dapat mendapatkan rasio gir, paling tidak harus ada minimal dua gir yang saling bersentuhan satu sama lain dalam satu rangkaian gear train.

Dalam Mini 4WD kita menemukan tiga buah gir dalam satu gear train, dengan susunan sebagai berikut:

PINION (DRIVER) – COUNTER GEAR (IDLER) – SPUR GEAR (DRIVEN).
Gear train pada single shaft chassis untuk jenis chassis Type-3, dapat kalian lihat kombinasi gir yang berbeda akan menghasilkan rasio yang berbeda pula

Berikut ini penampakan gear train pada single shaft chassis dan double shaft chassis beserta dengan urutan susunannya:
MA Chassis, double shaft motor dan gear train nya, cukup jelas susunan gir dan komponen lainnya

AR Chassis, single shaft motor dan gear train nya, sedikit kurang jelas karena tampak dari bawah


CARA MENGHITUNG RASIO GIR:

Dalam Mini 4WD ada banyak kombinasi gir yang menghasilkan rasio tertentu, untuk gambaran saja berikut ini merupakan tabel RASIO GIR dari Tamiya yang dapat kalian simpan dan gunakan sebagai acuan dasar, cukup lengkap mulai dari chassis Type-2 sampai chassis terbaru.

Tabel kompatibilitas rasio gir dan penggunaan pada chassis yang sesuai, pada edisi sebelumnya dari tabel TIDAK terdapat keterangan Type-1 chassis, type 1 sudah tidak dicantumkan, akan tetapi secara umum sama dengan Type-3 kok

Lalu bagaimana cara menghitung rasio gir? Sebetulnya caranya cukup mudah dan sederhana, tinggal siapkan kertasn dan kalkulator, sebelum menghitung rasio pada gir Mini 4WD, kita akan pelajari secara mendasar dulu untuk kombinasi dua gir dan bagaimana mencari rasionya.

1. DUA KOMBINASI GIR:
Untuk mengetahui rasio gir, paling tidak kita harus memiliki dua roda gigi yang saling bersinggungan dalam suatu gear train. Dalam kondisi ini, gir pertama adalah gir DRIVER dan gir kedua merupakan gir DRIVEN. Contoh dua kombinasi gir dapat kita lihat pada Mini 4WD kelas NASCAR dan SLOOP.


Yang harus kita lakukan untuk menghitung rasio gir adalah:
  • Hitung jumlah gigi pada roda gigi pertama (DRIVER)
  • Hitung jumlah gigi pada roda gigi kedua (DRIVEN)
  • Lakukan pembagian dengan rumus sebagai berikut:
Misalkan roda gigi gir DRIVER: 20 gigi, roda gigi gir DRIVEN: 30 gigi, maka:

Sehingga rumus menghitung rasio diatas dapat kita simpulkan:

DRIVEN : DRIVER -> 30 : 20 = 1.5 ATAU 1.5 : 1

ARTINYA:
“Gir driver membutuhkan SATU SETENGAH KALI PUTARAN (1.5) agar dapat membuat gir driven berputar SATU PUTARAN PENUH.” – hal tersebut masuk akal, dikarenakan gir driven nya lebih besar, maka ia akan berputar lebih lambat.


2. TIGA KOMBINASI GIR:
Seperti yang sudah saya sebutkan dan kita ketahui bersama, bahwa pada Mini 4WD terutama kelas standard original, sudah pasti setiap mobil akan menggunakan tiga kombinas roda gigi penggerak, yaitu PINION (DRIVER) – COUNTER GEAR (IDLER) – SPUR GEAR (DRIVEN).

Dengan cara yang sama dengan metode penghitungan kombinas dua gir, maka kita tentukan dulu berapa jumlah gigi pada masing-masing roda gigi. Dan untuk ilustrasi pada artikel ini saya akan menggunakan roda gigi yang sama dengan kombinasi pada dua roda gigi penggerak diatas. Yaitu roda gigi dengan 20 gigi dan 30 gigi dan tambahan roda gigi DRIVER nya adalah pinion 7T (7 gigi).

Maka untuk kombinasi tiga gigi kita dapat menghitung secara langsung yaitu dengan membagikan jumlah gigi DRIVEN (30T) terhadap gigi DRIVER (7T) dengan mengabaikan IDLER (20T) yang ada diantara kedua gir tersebut. Untuk itu kita mendapatkan:

Sehingga rumus menghitung rasio diatas dapat kita simpulkan:

DRIVEN : DRIVER -> 30 : 7 = 4.3 ATAU 4.3 : 1
ARTINYA:
“Gir driver membutuhkan EMPAT KOMA TIGA KALI PUTARAN (4.3) agar dapat membuat gir driven berputar SATU PUTARAN PENUH.”

Jika dikehendaki (dan disarankan untuk Mini 4WD), kita hitung juga gir IDLER nya yaitu pada Mini 4WD counter gear nya, sehingga dengan menggunakan rumus yang sama kita dapat menghitung rasio gir diatas adalah:

Rumus tersebut dapat diaplikasikan pada gear train dengan kombinasi lebih dari tiga gir juga, akan tetapi kita tidak akan membahas ke arah sana dikarenakan pembahasan akan sebatas pada roda gigi pada Mini 4WD saja.



GIR RASIO PADA MINI 4WD:

Sekarang kita akan masuk pada gir rasio pada Mini 4WD, dan kita akan coba gunakan formula diatas untuk menghitung rasio pada roda gigi Mini 4WD dengan terlebih dahulu kalian hitung jumlah gigi pada masing-masing roda gigi yang hendak kalian cari tahu rasionya.

Berdasarkan informasi jumlah roda gigi yang ada, kita dapat ketahui rasio gir nya dengan menggunakan rumus diatas, yaitu sebagai contoh:

SINGLE SHAFT CHASSIS:

KOMBINASI BIRU (gir counter) DAN HIJAU MUDA (gir spur):
Pinion (DRIVER):
8T


Gir Counter (IDLER): terdapat 2 roda gigi dalam counter gir, yaitu:

  • Roda gigi besar (Large Gear – LG): 24T
  • Roda gigi kecil (Small Gear – SG): 18T
Perhatikan pada gir counter terdapat dua roda gigi yang memiliki jumlah gigi yang berbeda, kita sebut saja roda gigi besar (Large Gear – LG), dan roda gigi kecil (Small Gear – SG)

Gir Spur (DRIVEN): 30T

Sehingga menggunakan rumus diatas; kita hitung masing-masing gir yang bersentuhan, yaitu pinion dan gir counter besar, dikalikan, gir counter kecil dan gir spur.

Sehingga:

HASIL: Rasio gir untuk kombinasi gir biru dan hijau muda dengan pinion 8T pada single shaft chassis adalah 5 : 1



DOUBLE SHAFT CHASSIS:

KOMBINASI KUNING (gir counter) DAN PINK (gir spur):

PINION (DRIVER):
8T


Gir Counter (IDLER): Terdapat 2 roda gigi:
  • LG: 28T
  • SG: 21T
Gir Spur (DRIVEN): 22T

Sehingga:

HASIL: Rasio gir pada double shaft chassis untuk kombinasi kuning dan pink dengan pinion 8T adalah 3.7 : 1

Sehingga kita dapat menyimpulkan rumus untuk menghitung gir rasio pada Mini 4WD adalah:

Keterangan:

LG: Large Gear

SG: Small Gear

P: Pinion

S: Spur




CUSTOM GEAR RATIO PADA STREET MINI 4WD:


Pada kelas Street Mini 4WD, kita diperbolehkan menggunakan rasio gir kastem, yaitu dengan membuat rasio sendiri berdasarkan penggabungan dari gir yang ada. Sebagai contoh pada ilustrasi dibawah:


KOMBINASI COUNTER GIR:

LG: 28T
(dari gir besar (LG) kuning atau hijau PRO) dan SG: 18T (dari gir kecil (SG) biru pada single shaft chassis), P: 8T, S: 26T (spur kuning dari single shaft chassis).

Maka:


HASIL:
Rasio untuk kombinasi gir kastem pada double shaft (PRO) chassis adalah 5.04 : 1

Masih menggunakan rasio gir kastem diatas, saya menggunakan kombinasi gir nya untuk mobil Street Mini 4WD saya dengan chassis MA (PRO) dan dikarenakan build semi independen suspensi nya pada chassis itu, maka untuk menggunakan gir spur kuning (26T) agak sedikit longgar, untuk itu saya menggantinya dengan menggunakan spur gir coklat (28T).


Counter Gear: hijau (LG): 28T + biru (SG): 18T

Spur Gear
: coklat: 28T

Sehingga rasio gir nya:


HASIL: Kombinasi rasio gir kastem diatas adalah 5.46 : 1

Pada kelas Street Mini 4WD memang kita lebih dapat ber eksperimen dengan menciptakan rasio yang kita kehendaki guna mencapat tujuan dari kombinasi gir tersebut, misalkan ingin mencapai rasio gir tertentu agar mobil tidak lari terlalu kencang dan menghasilkan torsi yang lebih besar sehingga lebih kuat di tanjakan, dan sebagainya. Semua kembali ke kreatifitas kita.

Jika dirasa larinya mobil masih terlalu kencang dan kita hendak membuat custom gear dengan torsi yang lebih tinggi lagi, maka cara mudah adalah dengan custom gear yang ada kita tinggal mengganti pinion pada motor yang digunakan menggunakan pinion dengan jumlah gigi yang lebih sedikit
dalam hal ini 7T, contoh pinion 7T adalah sebagai berikut:
Pinion 7T yang saya dapatkan dari kit (kalau tidak salah) antara Amphibi kit, Tamiya Crawler Kit atau Swimming Manta Ray kit, salah satunya deh yang jelas

Umum digunakan pada kelas Street Mini 4WD untuk rasio kastem ini oleh teman-teman pembalap Street Mini 4WD dari Italy, mereka telah lebih dulu dan lebih lama dalam bermain di kelas ini, sebagai contoh berikut ini rasio kastem yang dihasilkan dengan penggabungan gir-gir berikut:

Kalau begitu bagaimanakah efek gir dan rasio gir pada Mini 4WD? Sebagai kesimpulan kita dapat melihat ilustrasi grafis berikut ini agar mempermudah, dan silahkan kalian share dengan komunitas atau teman-teman untuk membagikan informasi terkait gir ini.


file daftar Gear : https://drive.google.com/file/d/1tPZ75EROM8s8zaLD_V_eDAjCRiF0Jj23/
 
Dasar Terkait Roller Mini 4WD

Halo teman-teman, pada tulisan kali ini saya akan membahas singkat mengenai ROLLERS. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dalam mini 4WD wajib hukumnya untuk memasangkan roller pada mobil Mini 4WD kita, kenapa? Ya karena apapun kelasnya, mobil Mini 4WD kita berjalan memanfaatkan fungsi roller untuk membantu performa mobil di lintasan.


Di dunia Mini 4WD mulai awal Tamiya merilis kit pertamanya hingga saat ini, terdapat banyak sekali varian dan jenis dari roller. Nah diatas kalian dapat melihat secara umum jenis roller, dan secara spesifik tampak diameter ukurannya seperti pada gambar. Jika kita amati ukuran diameter roller adalah 9mm hingga 20mm, khusus untuk jenis roller “double roller” maka diameter terkecil adalah 8mm.

Contoh penggunaan “double roller 8-9mm” pada bagian depan mobil, dan menggunakan roller dengan diameter 19mm pada bagian belakang atas dan bawah.

Diameter roller dapat mempengaruhi performa mobil di lintasan, sebagai gambaran sederhananya:
  1. Semakin lebar diameter roller, maka akan semakin stabil di lompatan, akan tetapi semakin lambat di tikungan.
  2. Semakin kecil diameter roller, maka akan semakin kencang di tikungan, akan tetapi tidak stabil saat lompat.

Sebagai ilustrasi sederhama, berikut ini contoh penggunaan diameter roller terkait performa mobil di lintasan:

Pada single shaft chassis terutama chassis yang telah rilis cukup lama, maka untuk roller belakang dipasangkan pada akar belakang (rear attachment), dan sesuai dengan jenis chassisnya banyak sekali pilihan bentuk akar bergantung dari kit / chassisnya. Pada kelas TOB akar tidak boleh ditukar antara chassis satu dan lainnya, akan tetapi pada kelas STCB dapat ditukar. Untuk lebih memahami perbedaan keduanya, dapat dilihat pada artikel yang telah saya tulis sebelumnya membahas mengenai varian kelas Mini 4WD, kalian dapat melihatnya kembali di tulisan Klasifikasi Tamiya Mini 4WD

Berbagai varian akar belakang untuk single shaft chassis.

Lebih detail dari penggunaan posisi roller pada setingan STCB dapat kalian lihat pada video test run yang saya lakukan dengan menggunakan kit Shadow Shark Yellow Special, dan kalian dapat melihatnya DISINI

Jenis roller sendiri dari segi bahan dan jenis part / item dapat kita bedakan menjadi:
  1. Roller plastik
  2. Roller aluminum
  3. Roller High Grade
  4. Roller Limited
Kita akan bahas singkat masing-masing poin diatas.

1. ROLLER PLASTIK:

Menggunakan bahan plastik yang umum kita jumpai pada material kit dan part Tamiya Mini 4WD, dan roller plastik ini juga dapat kita temui pada sebagian besar kit dan umumnya roller pada kit tergolong dalam roller dengan diameter 12-13mm. Untuk kita yang rilis cukup lawas kemungkinan akan mendapatkan roller plastik yang sedikit berbeda dari bentuk dan diameter (biasanya lebih kecil).

Berikut ini contoh kit lawas yang sudah discontinued dan jenis roller yang termasuk didalam kitnya, hingga rilis kit setelahnya (dengan jenis roller yang berbeda yang didapatkan didalam kit tersebut), untuk itu saya mengambil contoh kit varian untuk “AVANTE”.
Pada kit Avante sendiri diluar gambar-gambar diatas sebenarnya masih banyak sekali varian kit nya, kalian bisa searching sendiri di internet.

Pada roller plastik berbeda dengan roller aluminum, perbedaan yang mencolok jelas pada aspek bahan, dan juga pada mekanisme penggunaannya / pemasangannya pada mobil. Pada roller plastik ada bagian yang tak dapat dipisahkan dari roller tersebut, yaitu “bushing” atau kuningan yang kita masukkan ke tengah-tengah lubang roller, dan bagian inilah yang membantu putaran roller bekerja dengan baik saat roller kita pasangkan pada bumper chassis.
Berbagai jenis kit yang mendapatkan roller plastik, dan umumnya kit rilis baru mendapatkan jenis roller yang sama (perhatikan gambar).

Pemasangan roller plastik biasa bisa tanpa bushing kuningan, akan tetapi terbatas pada pemakaian “default” saja yaitu pada baut hitam bawaan kit, sehingga jika kita memasangkan roller plastik pada baut panjang, terutama untuk menambahkan roller lagi atau stabilizer, maka penggunaan bushing diwajibkan, jika tidak maka roller tidak dapat berputar.
Contoh pemasangan roller TANPA BUSHING kuningan, dan menggunakan baut hitam bawaan kit.

Untuk kit khusus seperti starter kit / pack, maka tidak hanya roller yang kita dapatkan akan tetapi FRP juga, contohnya seperti pada gambar berikut ini:
Contoh pemasangan roller dengan penambahan spacer dan roller lagi pada bagian baut yang sama, sehingga mewajibkan menggunakan bushing kuningan.


PENGGUNAAN ROLLER PLASTIK PADA LOMBA:

Roller plastik hingga saat ini pun masih digunakan untuk kelas lomba berhadiah, sehingga dalam lomba kelas TOB (Tamiya Original Box) atau dulu dikenal dengan istilah standard box / murnian, dan juga kelas STCB (Standard Tamiya Cross Box) yaitu kelas yang lebih advance lagi dari segi tingkat kesulitan dan juga kompleksitas seting mobil, untuk lebih jelas mengenai “kelas-kelas dan varian pada Mini 4WD” kalian dapat melihatnya pada artikel yang sudah saya tuliskan sebelumnya DISINI
Contoh penggunaan roller plastik pada kelas STCB (atas) dengan kit Shadow Shark Yellow Special (AR Chassis), dan kelas TOB (bawah) dengan kit DCR-01 (MA Chassis).

Setingan DCR-01 (MA Chassis) dengan upgrade dari kelas TOB ke kelas STCB, terdapat peningkatan part pada roller depan dan belakang, depan menggunakan roller naga (double roller plastic) dan belakang bawah menggunakan roller 13mm plastik dengan ring karet.

Berbeda dengan setigan pada TOB dimana roller menggunakan roller bawaan, pada kelas STCB roller menggunakan roller naga, atau double roller plastik dengan diameter 12-13mm tanpa ring karet.

Double roller low friction plastic (red-blue) 12-13mm. Memiliki bentuk yang serupa dengan aluminum double roller. Berbeda dengan roller plastik biasa, pada double roller ini tidak memiliki bushing, sehingga pemasangannya langsung pada baut roller tersebut. Roller ini dikenal dengan sebutan “roller naga” diantara para racer Indonesia.

Roller naga tidak hanya bisa didapatkan pada roller part terpisah, akan tetapi justru julukan “roller naga” ini didapatkan karena roller tersebut pertama dikenal dari Dragon Series kit. Itu sebabnya disebut roller naga (dragon) selanjutnya.

Seperti yang saya sebutkan diatas, untuk roller naga dengan baut panjang tidak membutuhkan bushing kuningan, dikarenakan lubang roller naga sendiri sudah menyesuaikan dengan diameter baut. Akan tetapi pada roller lain, sekalipun pada part set itu mendapatkan baut (pada gambar Tiang AO) maka pemasangannya tetap menggunakan bushing kuninggan (lihat gambar diatas).

Contoh roller dengan diameter yang lebih besar, dengan jenis plastik dan tergolong “low friction”. Pada roller ini menggunakan bushing kuningan juga.

Pada beberapa part roller set terdapat istilah “Low Friction” atau minim gesekan, sebetulnya istilah ini digunakan sebagai marketing label / istilah pemasaran saja untuk menonjolkan keunggulan produk terkait, dimana biasanya roller plastik menjadi pilihan kedua diantara para pembalap Mini 4WD dibandingkan dengan roller aluminum. Oleh sebab itu untuk menonjolkan “diferensiasi” dari roller tersebut sekalipun terbuat dari plastik, digunakanlah istilah “low friction”.



2. ROLLER ALUMINUM

Roller aluminum (alumunium) merupakan jenis roller yang sangat populer dikalangan para pembalap Mini 4WD, dikarenakan beberapa faktor unggulan berikut, yaitu:
  1. Daya tahan yang baik (tidak mudah rusak / bengkok)
  2. Friksi yang minim dan rotasi yang maksimal (dikarenakan menggunakan bearing)
  3. Variasi setingan yang luas (rubber ring, plastic ring, ringless)
  4. Pilihan jenis / bentuk yang cukup banyak (ball guide roller 13mm, double roller 8-9mm, 12-13mm, 19mm, 17mm, HG, spoke, aero, dsb).
Beberapa jenis roller aluminum, seluruhnya menggunakan bearing sebagai pengganti dari bushing kuningan (pada roller plastik) sehingga putaran roller lebih lancar dan maksimal.

PENGGUNAAN ROLLER ALUMINUM PADA PERLOMBAAN:

Roller jenis ini populer di kalangan pembalap Mini 4WD, seperti yang saya sebutkan diatas. Disamping rotasi maksimal yang dapat dicapai, daya tahan, juga variasi setingan yang dapat dibangun dan mencapai aspek tertentu.

Misalkan, kita ingin meningkatkan kecepatan berbelok dari Mini 4WD kita, maka kita dapat mencapai hal tersebut dengan menggunakan roller aluminum dengan diameter kecil. Dan jika kita ingin mencapai lompatan yang stabil, maka kita dapat menggunakan roller dengan diameter besar seperti 19mm contohnya. Dan jika kita hendak mengatasi mobil yang terpental saat melewati pindah jalur / lane changer, maka kita dapat mengatasi antara roller depan menggunakan double roller 12-13mm dengan rubber ring, atau roller belakang bawah 19mm dengan rubber ring (ring karet).

Dan jangan lupa, kemungkinan setingan diantara poin-poin diatas yang telah saya sebutkan adalah luas sekali atau bahkan tak terbatas kemungkinannya. Batasnya hanya jam terbang dan kreatifitas kita selaku pembalap Mini 4WD dan bagaimana kemampuan kita beradaptasi dengan lintasan dan rintangannya.

Super-2 FM chassis dengan double roller 8-9mm pada bagian depan dan 19mm HG pada bagian belakang.

Setingan dengan diameter roller depan kecil merupakan setingan paling aman untuk mengatasi rintangan wash boards seperti pada gambar diatas. Dikarenakan kecilnya celah kemiringan yang diciptakan saat mobil miring terangkat oleh wash boards dan menghantam dinding trek.

Jangan lupa pada setiap perlombaan perlu kita lakukan analisa rintangan pada lintasan, tentu saja lintasan dengan banyak tikungan akan berbeda setingan mobil dengan lintasan yang memiliki rintangan lompatan yang cukup beragam.

Faktor ini hanya dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pengalaman dan jam terbang dalam berlomba

Gambar diatas mewakili dua setingan yang memiliki karakteristik yang berbeda, mengesampingkan jenis chassis, kita lihat kedua setingan diatas.


Pada mobil belakang, chassis hitam (MS Chassis):

  1. Roller depan 12-13mm ringless, mengedepankan kombinasi keamanan saat melewati lane changer dan juga memiliki kecepatan yang lebih tinggi melewati tikungan.
  2. Roller belakang 17mm dengan ring plastik, meningkatkan kecepatan pada tikungan dan membantu menstabilkan mobil saat lompat.
  3. Long tail, meningkatkan stabilitas saat lompat, juga keamanan mobil saat melewati rintangan jump ramps.


    Contoh STO Murah / budget build. Dapat kalian lihat build lengkap dan kisaran harga serta item list nya di artikel diatas, serta link untuk playlist lengkap di channel saya.
Pada mobil depan, chassis orange (Super-2 Chassis):

  1. Menggunakan 19mm roller pada bagian depan dan belakang, memaksimalkan stabilitas saat lompat.
  2. Mengimbangi penggunaan roller diameter lebar, maka pada bumper depan dan belakang menggunakan sliding damper, untuk meningkatkan kecepatan saat melewati digital curve, dan juga chicane.
  3. Short tail, meningkatkan kecepatan saat memasuki bank dan tanjakan.
Terkait mobil ini dapat kalian lihat pada berbagai video di Playlist di YouTube Channel saya mulai dari Asia Challenge 2016, sampai terakhir saya gunakan pada Asia Challenge Indonesia 2017 di Jakarta.

Penggunaan sliding damper untuk mobil ini saya gunakan pada saat mengikuti Asia Challenge 2016 di Hongkong, dikarenakan lintasan memiliki tikungan dan digital curve, sehingga cukup membantu.

Jika kalian kurang suka dengan part sliding damper dari Tamiya, tentu saja kalian dapat MEMBUAT SENDIRI dengan menggunakan baik FRP maupun HG Plate, cara paling mudah dapat kalian lihat DISINI

Sedangkan untuk pemasangan dan penggunaan dari sliding damper set Tamiya dapat kalian lihat pada playlist membangun Super-2 untuk Asia Challenge Hongkong 2016

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai salah satu varian dalam penggunaan roller, diantaranya adalah menggunakan double roller untuk meningkatkan keamanan saat melewati rintangan pindah jalur / lane changer, akan tetapi tidak selalu double roller 12-13mm saja yang dapat melewati lane changer, roller dengan diameter 19mm pun dapat dengan aman melewati pindah jalur, diantara dengan cara menambah derajat kemiringan roller tersebut.

Penggunaan double roller dengan ring karet (rubber ring) dapat meningkatkan keamanan memasuki lane changer / pindah jalur dengan cara membalik posisi roller sehingga karet ada pada bagian bawah.

Cara kedua dengan menggunakan roller ringless sekalipun tetap dapat aman melewati pindah jalur, yaitu dengan menambah derajat kemiringan roller depan seperti pada gambar.

Derajat kemiringan roller depan dapat dicapai dengan cara menggunakan “Tamiya Angle Adjuster” seperti pada gambar di bawah ini:
Tamiya Angle Adjuster terdapat dua pilihan, yang hitam adalah carbon sehingga memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan yang merah.

Disamping menggunakan angle adjuster, kalian dapat membuat sendiri derajat kemiringan roller dengan menggunakan potongan FRP, seperti pada gambar berikut ini:

Perlu diingat semakin miring derajat roller depan, maka panjang mobil akan semakin bertambah juga dikarenakan faktor menunduknya tiang roller depan dan stabilizer akan semakin menambah dimensi panjang dari keseluruhan mobil (lihat gambar diatas). Untuk itu harap perhatikan panjang maksimal mobil sesuai rules yang berlaku. Jika panjang melewati, maka kalian dapat mengatasi dengan cara memotong bagian depan stabilizer atas sehingga panjang maksimal berkurang.

Varian penggunaan roller, pada gambar merupakan pemasangan roller untuk kelas Mini 4WD speed, dimana tiang roller menggunakan shaft motor / dinamo yang dipasangkan pada FRP / roller attachment point.


Jangan lupa untuk pemasangan roller menggunakan baut panjang dengan posisi roller ada pada bagian bawah FRP / HG plate / bumper, maka pastikan kepala baut tidak menonjol sehingga menyebabkan gesekan ke permukaan lintasan yang mengakibatkan lintasan rusak. Untuk itu kalian dapat “menanam” kepala baut roller dengan cara melakukan pengeboran pada permukaan FRP / HG Plate dengan menggunakan router bit / mata bor router seperti berikut ini:

“Router countersink bit” dari Tamiya.

Jika kalian tidak memiliki router seperti di atas, kalian tetap dapat menanam kepala baut kalian dengan metode yang lebih sederhana dan dengan peralatan yang sederhana juga tentunya.

Nah kira-kira itu saja untuk pembahasan sederhana terkait roller, dan kalian dapat melihat secara langsung pembahasan lebih lanjut mengenai roller ini di channel saya pada video yang membahas roller. Kalian dapat melihatnya DISINI

Sebagai KESIMPULAN dari perbedaan beberapa roller yang saya bahas di video diatas, berikut ini tabel nya:

Perbandingan bobot jenis roller, penimbangan dan foto diambil oleh Eka Lanus untuk grup Facebook Bali STO (Balisto).

10 Tips Mendasar Untuk Mini 4WD

Halo teman-teman, berikut ini sebagian dari apa yang bisa saya bagikan untuk kalian yang baru di dunia Mini 4WD, dan semoga tips-tips berikut bermanfaat.

1. Gunakan baut dengan kepala rata / flat untuk mencegah kepala baut yang digunakan bergesekan dengan permukaan lintasan, gunakan countersink bit untuk handy drill kalian dan lakukan pengeboran pada FRP yang dituju, atau jika tidak memiliki counter sink bit, dapat menggunakan router bit atau bahkan obeng dengan kepala flat / min.

2. Gunakan Tamiya Tape untuk melindungi permukaan bawah FRP pelat rem agar tidak bergesekan langsung dengan permukaan lintasan, dapat juga digunakan sebagai “rem” dengan fungsi pengaturan yang dapat disesuaikan, seperti dalam artikel Dasar Seting Rem dan Tamiya Tape diatas

3. Gunakan cairan zippo untuk beberapa hal berikut ini:

– Membersihkan ban: dengan menggunakan sikat / kuas, celupkan sikat ke cairan zippo, dan angkat dengan membiarkan kelebihan cairan zippo menetes ke wadah (gunakan sedikit / secukupnya saja pada kuas), setelah itu nyalakan mesin dalam kondisi menghadap ke atas / ke bawah, dan gesekkan sikat / kuas ke ban yang dituju, ulangi hingga bersih.
– Membersihkan busa rem: busa rem yang terpasang terkadang lekas kotor jika kita aktif menggunakan mobil tersebut pada lintasa, cara membersihkannya dapat menggunakan cairan zippo dan tissue, caranya tuangkan sedikit saja cairan zippo pada tissue, lalu usapkan ke rem yang kotor hingga bersih.
– Membersihkan bearing: baik bearing roller dan roda, cairan zippo dapat terbukti ampuh membersihkan bearing dari kotoran. Caranya sederhana untuk kondisi sedang dalam perlombaan Mini 4WD; roller dan bearing dalam kondisi terpasang dapat ditetesi cairan zippo menggunakan kuas lukis dengan ujung kecil (agar mudah masuk ke sela-sela) dan teteskan beberapa kali sembari memutar bearing. Dalam kondisi perawatan; bearing dalam kondisi terlepas, masukkan dalam wadah kaca / plastik yang bersih, tuangkan cairan zippo kedalam wadah, dan masukkan bearing, diamkan semalaman, esoknya / saat hendak digunakan angkat bearing dan bersihkan dengan tissue sebelum memasangkan pada Mini 4WD kita.
Cara merawat bearing baik bearing roda dan roller dapat kalian lihat pada video:
Perawatan bearing roda dan roller
Setelah penggunaan beberapa saat terkadang roller bearing akan sedikit “macet” putarannya, untuk itu dapat lakukan hal sederhana berikut ini:
Memulihkan rotasi roller dan perawatannya

4. Gunakan wash bensin (wash benzene) untuk hal berikut:
– Membersihkan motor yang kotor: selain menggunakan contact cleaner, wash bensin dapat digunakan untuk membersihkan motor yang kotor, dengan cara masukkan motor ke dalam wadah yang terisi wash bensin, tutup wadah, dan kocok-kocok kemasan hingga kotoran keluar. Perhatian: masukkan motor dalam kondisi DINGIN, dan JANGAN memasukkan dalam kondisi panas, dikarenakan wash bensin sangat mudah terbakar, dan setelah kotoran keluar semua, angkat motor dan PASTIKAN disemprot kembali dengan contact cleaner hingga merata untuk mengembalikan efisiensi kinerja dan hantaran listrik serta lubrikasi yang maksimal.
– Membersihkan busa rem dan ban (dengan cara yang sama dengan poin no.3 diatas), dan harap diperhatikan untuk penggunaan wash bensin pada busa rem dan ban karet hitam dalam jangka waktu lama akan membuat busa rem dan ban karet hitam rusak (ban karet dengan tingkat kekenyalan yang lebih keras akan lebih tahan lama). Hal tersebut disebabkan oleh sifat pelarut yang dimiliki oleh wash bensin (solvent). Lebih detail terkait bahan kimia ini dapat kalian pelajari pada artikel Wikipedia berikut ini

5. Coak dan lubangi motor untuk hal berikut:
terkadang hal kecil yang cukup vital dalam perlombaan menjadi terlewatkan dan mengakibatkan kita tidak maksimal dalam perlombaan, diantaranya menyemprot motor yang sedang kita pakai dengan menggunakan contact cleaner, guna efisiensi dan memudahkan kita dalam melakukan hal tersebut, ada baiknya kita melakukan pemotongan pada tutup motor dan / atau mengebor pada sisi atas (yang mudah dijangkau) sehingga pada saat sebelum turun lomba, mobil dapat kita *************************************************************** dengan contact cleaner tanpa perlu melepaskan body nya terlebih dahulu. Untuk itu perlu dipahami masing-masing fungsi melubangi:
– Mencoak tutup motor: tujuannya memudahkan kita untuk melihat kondisi carbon brush yang ada, apakah sudah menipis, rusak, atau masih baik. Dan juga untuk memudahkan kita menyemprot contact cleaner.
– Melubangi dengan bor (diameter lubang kurang lebih 1.5mm): Tujuannya sama dengan diatas yaitu memudahkan penyemprotan, dan posisi lubang dapat kita atur, misalkan untuk chassis AR, posisi lubang dapat diposisikan pada bagian atas (dekat dengan sayap / spoiler body) sehingga saat menyemprotkan contact cleaner tidak perlu membuka motor cover bawah atau body (karena chassis AR cenderung lebih tertutup dibandingkan chassis lainnya). Akan tetapi dengan lubang saja kita tidak dapat mengecek kondisi carbon brush dari motor yang kita pakai (karena tidak terlihat).

Berikut ini video tutorial sederhana mengenai
bagaimana mencoak / memotong tutup motor untuk menyemprotkan contact cleaner

6. Perpanjang usia pelek yang kalian pakai dengan melakukan hal berikut:
– Gunakan as 72mm reinforced: dengan menggunakan as dengan panjang 72mm maka penggunaan pelek akan lebih awet, dengan syarat, pelek harus ditembus oleh as tersebut sehingga meningkatkan kekuatan dalam pemasangannya pada as. Dan dengan menggunakan as tersebut maka performa mobil Mini 4WD kita pun akan semakin stabil, mendarat tidak semembal jika kita menggunakan as hollow, dan meminimalisir mobil keluar lintasan. Mobil jarang keluar lintasan, maka meminimalisir kemungkinan pelek akan rusak saat mobil terlempar / menabrak.
– HINDARI menggunakan as hollow, dikarenakan as hollow sekalipun lebih ringan, akan tetapi dengan mengedepankan aspek “ringan” as tersebut mengorbankan aspek “kekuatan” sehingga as hollow lebih mudah bengkok, lebih rentan mentiung sehingga mobil rawan membal.
– Maksimalkan rotasi / putaran shaft dengan menggunakan bearing pada roda, sehingga mobil pun dapat lebih kencang melaju. Tamiya merilis banyak sekali jenis bearing roda, disini akan saya bahas TIGA type yang umum digunakan dan paling baik fungsinya, yaitu:
  • Round hole bearing: yaitu bearing dengan bagian tengah lingkaran sehingga memaksimalkan rotasi dan meminimalisir friksi atau gesekan antara shaft dan bearing.
  • Hex hole bearing: yaitu bearing dengan bagian tengah hexagonal sehingga shaft pada saat dipasangkan terpasang sesuai dengan jumlah sisinya (hexagonal) dan bagian tengah bearing akan berputar bersamaan dengan putaran shaft.
  • AO 620: yaitu bearing TERBAIK diantara ketiga bearing ini, dikarenakan konstruksinya lebih kokoh dan minim getaran saat mobil dinyalakan sehingga berdampak pada lompatan yang anteng sehingga meminimalis mobil miring.
7. Tembus pelek kalian agar tidak mudah terlepas saat mobil dijalankan.
Bagaimana cara menembus peleknya? Cara mudah menembus pelek dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
– Dengan menggunakan wheel puller / puncher (treker): terdapat berbagai merek dan type, silahkan gunakan yang paling nyaman untuk kalian.
review mengenai wheel trekker / wheel puller
– Dengan menggunakan baut panjang: dengan memutar baut panjang masuk ke dalam lubang pada pelek, dan pada akhirnya pelek akan tembus juga, gunakan cara berikut jika kalian tidak memiliki wheel puncher / puller.
Demonstrasinya dapat kalian lihat pada beberapa video building saya (agak lupa yang mana tepatnya, bisa lihat FM-A chassis expert building video, atau making independent suspension for MA chassis for street Mini 4WD) ~ Silahkan search saja.
– Dengan cara yang agak “keras” yaitu dengan menggunakan as 60mm yang tidak dipakai (akan tetapi kondisi masih bagus / lurus tidak bengkok), caranya masukkan ujung as 60mm seperti pemasangan as normal ke pelek, lalu dalam kondisi terpasang, posisikan pelek tegak lurus di lantai yang cukup solid, dan perlahan pukul ujung as terluar dengan palu secara berhati-hati hingga as menembus pelek. Cara tersebut dapat juga digunakan sebagai proses lanjutan dari poin kedua diatas (dengan menggunakan baut panjang), sehingga pemasangan as yang sebenarnya nantinya tidak terlalu keras (bermanfaat terutama jika kalian memasangkan as manual tanpa wheel puller (trekker)).

8. Gunakan waktu yang ada untuk “mencari mesin”:
Saat berlomba penting untuk kita ketahui motor (mesin) yang cocok untuk lintasan saat itu, dalam hal ini jika kita memutuskan menggunakan satu jenis mesin, misalkan Hyper Dash 3, maka hindari setingan dengan terlalu sering mengganti-ganti mesin, dikarenakan variabel setingan akan terlalu banyak berubah dan berujung akan membuat kita semakin bingung dalam menentukan dan menemukan setingan yang tepat untuk lintasan saat itu.
Sehingga tentukan dulu lintasan tersebut cocok menggunakan motor jenis apa, dan dari situ kita barulah mengganti motor yang digunakan dengan TYPE YANG SAMA, maksudnya adalah jika kita menggunakan Hyper Dash 3 (misalkan), dan kita coba melepaskan mobil di lintasan, dan finish, kita lakukan lagi dan finish lagi, maka kita telah “menemukan mesin yang pas / cocok” nah jangan habiskan mesin tersebut dengan menggunakannya terus menerus, simpan motor untuk digunakan pada babak dua dan selanjutnya. Langkah berikutnya adalah menemukan “mesin yang pas” di jenis yang sama, yaitu dengan memasangkan Hyper Dash 3 yang lain dan mencobanya kembali di lintasan, terkadang mesin dengan jenis sama BELUM TENTU memiliki performa yang sama, terkadang lebih baik, atau bahkan terkadang lebih buruk. Lakukan ini hingga dirasa pada babak dua dan seterusnya kita memiliki “cadangan” mesin pas yang memadai.

9. Gunakan minimal DUA mobil untuk satu event perlombaan:
Alasannya tentu saja jelas, satu mobil tidaklah cukup untuk satu event, namanya perlombaan dimana kita menggunakan penggerak motor untuk mobil Mini 4WD kita, maka ada peran gravitasi dan fisika disini, sehingga jika terjadi hal yang tidak dapat kita kontrol seperti mobil menabrak, dan mengakibatkan rusak parah, dan pada babak atas tidak ada cukup waktu untuk melakukan perbaikan, maka ada baiknya kita siap satu mobil lagi untuk kita gunakan sebagai cadangan.
Untuk itu, perlu menurunkan kedua mobil tersebut pada babak pertama perlombaan agar kedua mobil tersebut mampu finish, dan gunakan dengan strategi yang baik pada babak atas sehingga kedua mobil pun siap digunakan dan saling melengkapi dan diharapkan dapat membawa pembalap menjadi juara di event tersebut.

10. Berdoa.
Ya terkadang apapun bisa terjadi di babak atas dan di perlombaan Mini 4WD.



JARGON / ISTILAH DI MINI 4WD
Halo teman-teman, kali ini saya akan sedikit berbagi mengenai istilah-istilah (jargon) yang umum digunakan dalam dunia Mini 4WD khususnya Indonesia, dalam hal ini saya akan coba mencakup istilah-istilah umum yang sering didengar dan digunakan oleh penghobi Mini 4WD. Nah apa saja, kita lihat berikut ini:

1. SCRUT:
Nah ini sering kita dengan di dalam setiap event Mini 4WD ya, kira-kira apa sih scrut itu dan darimana asal mula kata tersebut. Secara umum scrut adalah suatu proses pengecekan dan inspeksi mobil milik peserta lomba yang dilakukan oleh panitia (panitia scrut) sebagai satu proses validasi bahwa mobil tersebut layak mengikuti perlombaan dan telah memenuhi peraturan resmi Mini 4WD yang diberlakukan dalam lomba tersebut.
Untuk mengetahui peraturan secara umum dari Mini 4WD kalian dapat mempelajarinya pada artikel berikut ini, perlu diingat peraturan dibawah ini adalah untuk event Indonesia Cup, sehingga setiap penyelenggara untuk event lain menggunakan peraturan yang berbeda-beda, walaupun secara umum sama seperti dimensi mobil (panjang, lebar, tinggi, ground clearance, dsb) dan proses scrut biasanya menggunakan alat-alat berikut:
  • Dimension checker (kotak dimensi – kotak scrut)
  • Setting gauge (penggaris seting – seting bar)
  • Setting plate (papan seting)
  • Senter dan kaca pembesar
  • Digital scale (timbangan digital)
Peraturan resmi Indonesia Cup:

Peraturan Resmi Indonesia Cup 2018

Nah jadi secara umum sih itu, lantas apa dan darimana asal muasal kata scrut tersebut, secara itu bukan kata dalam Bahasa Indonesia sama sekali? Dari yang saya tanyakan ke teman-teman penghobi dan pembalap Mini 4WD sih, scrut sendiri ya bisa diartikan sebagai pemeriksaan mobil atau standar mobil yang memenuhi regulasi / peraturan, sehingga kata tersebut sudah menjadi kata “slang”. Dan darimana asal muasalnya? Rata-rata tidak ada yang tahu dan hanya menjawab “yah sudah dari dulu istilah itu digunakan”.

Jika boleh pake teori cocoklogi, saya menemukan kata dalam Bahasa Inggris yang mungkin entah kebetulan atau bagaimana cocok dengan istilah scrut. Berikut ini kata tersebut:

Scrutiny: Pengawasan

Scrutinize: Meneliti

Sumber terjemah: Google Translate.

Untuk mempermudah pengucapan akhirnya diucapkan “SCRUT” saja. Jadi masuk donk arti katanya? Bagaimana menurut kalian?

Berikut ini contoh proses scrut yang dilakukan oleh panitia: Basic Mini 4WD Car Inspection


2. BTO (Best Time Overall):
Istilah ini digunakan kepada mobil dengan catatan waktu tercepat. Dalam satu perlombaan Mini 4WD biasanya pada garis start / finish terdapat TIMER atau alat pencatat waktu dimana cara kerjanya adalah pada saat mobil diletakkan pada kotak start, lalu posisi kotak start diturunkan dan mobil melesat melewati sensor pada timer, maka timer dari posisi waktu 00:00 akan mulai menghitung akan berhenti saat mobil melewati sensor setelah 3 putaran penuh (finish).
Sebagai ilustrasi saja, misalkan dalam suatu lomba mobil dapat finish dalam 3 putaran penuh dalam catatan waktu 23.08 detik, dan tidak ada mobil lain yang mampu finish lebih cepat dari catatan waktu itu, maka catatan waktu tersebut menjadi catatan waktu tercepat sementara (BTO Sementara), mengapa sementara? Karena dalam satu event catatan waktu itu dapat dipecahkan lagi oleh pembalap lainnya, misalkan ada yang mampu finish 3 putaran penuh dalam waktu 22.05 maka “BTO pecah”. Dan jika perlombaan selesai tidak ada yang berhasil memecahkan angka catatan waktu tersebut maka pembalap dengan catatan waktu tadi berhak mendapatkan piala BTO.

3. TIME LIMIT: Adalah batas waktu.
Dimana penentuan batas waktu ini adalah “catatan waktu tercepat DITAMBAH sekian detik”. Penambahan sekian detik bergantung kebijakan dari masing-nmasing penyelenggara. Pada Indonesia Cup SURABAYA (dan beberapa kota lain) time limit adalah BTO+2 detik. Sehingga jika BTO sementara adalah 23.08 maka time limit adalah 25.08. Jika pembalap mampu finish 3 putaran penuh dalam waktu 25.09 maka dia tidak mendapatkan kupon untuk babak berikutnya. Akan tetapi jika dia finish dengan catatan waktu 25.07 maka diperbolehkan. Bagaimana jika pembalap finish dengan catatan waktu SAMA dengan batas waktu minimum? Maka pembalap tetap mendapatkan kupon babak berikutnya dan finish dianggap sah.
Time Limit dapat BERGESER menjadi lebih kecil jika BTO pecah. Misalkan time limit semula 25.08 (dari catatan waktu tercepat / BTO sementara 23.08) lantas ada pembalap yang memecahkan catatan waktu tersebut di angka 22.05, maka catatan waktu mengikuti (dinamis) yaitu catatan waktu baru DITAMBAH 2 detik, yaitu 24.05. Sehingga pembalap harus memenuhi catatan waktu SAMA DENGAN atau lebih cepat agar dapat finish dengan SAH dan melanjutkan ke babak berikutnya.

4. KLONTANG: Satu kata yang sangat populer di Mini 4WD, yaitu klontang.
Yang artinya mobil keluar lintasan. Udah gitu aja. Kalo keinjek ya bukan klontang lagi, tapi apes hehe.

5. DIS: Berasal dari kata diskualifikasi, apabila peserta dinyatakan tidak dapat melanjutkan perlombaan lain karena satu dan lain hal.
Misalkan pelanggaran peraturan dengan sanksi penalti yang cukup keras, atau sekedar mobilnya tidak memenuhi peraturan dan kena “scrut”. Biasanya untuk scrut mobil ada kebijaksanaan pembalap mendapatkan tiga kali kesempatan untuk kena scrut, jadi jika kali ketiga kena scrut maka mobil dianggap gugur dan pembalap tidak mendapatkan kupon babak berikutnya.

6. KUPON / KARTU LOMBA: Suatu bentuk lembaran kertas yang digunakan sebagai tanda validasi berjalannya perlombaan yang berlaku untuk setiap peserta yang mengikuti perlombaan. Secara sederhana, dalam setiap perlombaan, dimanapun, pasti membutuhkan satu bukti keikutsertaan peserta dalam perlombaan tersebut. Dalam perlombaan Mini 4WD di Indonesia khususnya para peserta setiap kali mendaftarkan diri akan mendapatkan satu paket kupon, normalnya satu paket itu terdiri dari 50 lembar kupon. Bentuk bukti pendaftaran lain adalah kartu lomba, sama hal nya dengan kupon, hanya saja berupa kartu, dan sama juga satu lembar kartu (paket) terdapat 50x kesempatan mencoba / lomba.

Model Kupon:
Kupon terdiri dari lembaran dengan kolom kotak pada bagian sisi mukanya, dan kotak-kota tersebut nantinya akan ditulis urutan lomba si pembalap pada babak berikutnya. Satu paket kupon terdiri dari 50 lembar, dimana satu lembar kupon digunakan setiap kali peserta turun lomba, jika klontang, maka kupon tadi hangus dan peserta harus menggunakan satu kupon lain untuk lomba lagi, begitu terus hingga kupon habis. Bagaimana jika peserta finish? Maka peserta berhak mendapatkan kupon babak berikutnya (babak 2, mekanisme yang sama berlaku di babak berikutnya juga, dan seterusnya sampai babak final) dan urutan lomba peserta dituliskan pada kolom pada lembar kupon babak 2 tersebut sehingga peserta tau pada race keberapa ia harus turun lomba lagi dan di jalur A, B, atau C (untuk lintasan 3 jalur).

Model Kartu:
Sama halnya dengan kupon, untuk kartu lebih praktis, dikarenakan hanya tediri dari satu lembar saja, dan 50 lembar kupon digantikan dalam bentuk 50 kotak kosong, dimana kotak tersebut akan dilubangi atau dicoret oleh panitia setiap kali peserta turun lomba. Jika kotak habis maka peserta boleh melakukan pendaftaran kembali dan mendapatkan kartu baru. Mekanisme penggunaan kartu sama dengan kupon, hanya saja kalau kupon setelah disobek dan diletakkan di box start maka tidak diambil kembali (karena sisa kupon baru sudah di tangan peserta), sedangkan untuk kartu tidak ada sobek menyobek, jadi kartu diletakkan pada box start, dilubangi / dicoret oleh panitia, dan kartu diambil kembali oleh peserta.

7. NJOT: Istilah yang umum diucapkan untuk menyebut “suspensi”.
Populer saat MS dengan modifikasi suspensi banyak digunakan poleh pembalap Mini 4WD. Dalam kata slang njot digunakan untuk mendeskripsikan gerakan naik-turun, bentuk kata ulang nya “njot-njotan”. Efek yang sama jika kita menggunakan suspensi pada mobil Mini 4WD kita. Istilah lain yang umum digunakan: MS Fleksi (fleksibel), MS Lentur.

8. AKAR:
Tidak ada hubungannya dengan tanaman ya, hehe.
Jadi akar disini adalah REAR ATTACHMENT atau REAR ROLLER STAY yaitu part dimana kita memasangkan roller atau part lain, ada juga yang menyebut bumper belakang (jika akar menyatu dengan chassis, seperti pada chassis AR, MA), sedangkan sebagian besar chassis dengan single shaft motor menggunakan mekanisme akar lepas, yaitu bagian akarnya terlepas / terpisah dari chassis utamanya. Sehingga dalam pemasangannya memerlukan mur dan baut.
Pada dasarnya akar dapat langsung digunakan dan dipasangkan roller, terutama untuk kelas perlombaan STB dan STCB, akan tetapi pada kelas TOS / STO dimana mobil dituntut menggunakan motor yang lebih kencang, maka akar pun membutuhkan penguatan dengan tambahan FRP sebagai part yang dipasangkan.

Pemasangan FRP pada akar dapat mengacu pada grafik berikut (grafik sebagai acuan untuk pemasangan FRP pada FRP lainnya juga, misalkan FRP extension pada FRP lurus):
Pada dasarnya FRP dapat digunakan baik pada bagian depan atau belakang chassis, batasannya hanyalah kreatifitas kita saja.
Jika kalian belum familiar dengan kata FRP, dan ingin tahu apa itu FRP, kalian dapat melihat pada video berikut: Basic of FRP and What Is FRP?


9. AGOY (Akar Goyang): Merupakan modifikasi yang menghasilkan part akar memiliki kemiripan fungsi dan karakteristik dengan sliding damper part dari Tamiya. Modifikasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kelincahan mobil saat melewati tikungan dan juga menambah fleksibilitas dari akar itu sendiri.

10. HANGING: Merupakan bentuk setingan yang dihasilkan dari kombinasi antara FRP (Fiber Reinforced Polymer) dan juga Mass Damper sehingga menghasilkan satu kesatuan “build” yang disebut “hanging” yang memiliki arti “menggantung”. Dan sesuai dengan artinya hanging merupakan build dimana FRP dan mass damper berada menggantung pada chassis / mobil. Bentuk konvensional hanging (disebut juga BIRD CAGE – kandang burung) dulu umum digunakan oleh pembalap Mini 4WD, hingga akhir-akhir ini terjadi inovasi yang mengakibatkan bentuk dari hanging tersebut beragam. Disamping itu adanya rules bahwa bentuk “kandang” tidak diperbolehkan lagi (walaupun pada beberapa perlombaan masih diperbolehkan).

Dalam perkembangannya, hanging damper saat ini mengalami perubahan bentuk dan juga istilah diantaranya yang populer adalah HIKUO, NORIO, FURONTO HIKUO (Front Hikuo), HOEIRO.

Penjelasan dari masing-masing adalah sebagai berikut:
Nama-nama di bawah tergolong dalam istilah Slang Jepang.
Berdasarkan bentuknya / strukturnya:
  1. Hikuo(ヒクオ) =低男(低(hiku) = Low,男(o) = Man) = 低いよ(Hikui yo)(Low setup)
  2. hoeiruis “Whale”: It is because you have a whale as a reference.

  1. Norio is the slang of Hikuo.
“Nori” is 乗り(on board), putting the mass damper

Secara umum bisa dikatakan sebagai hikuo apabila lengan FRP yang memanjang dari bagian belakang mobil ke bagian tengah (untuk hikuo) atau dari bumper depan ke tengah chassis (untuk front hikuo) posisinya LEBIH RENDAH dari tinggi maksimal pelek.
Untuk melihat keunggulan dan kekurangan dari Norio Setup kalian dapat membaca pada artikel berikut:

EASY Jump Ramp?

Untuk melihat tutorial building Norio setup dapat kalian lihat pada video berikut: Building Mini 4WD For Asia Challenge Hongkong

Kalian dapat melihat tutorial singkat membangun hoeiro setup pada video ini: Building Hoerio Setup featuring Plasmagenetic

Cara paling mudah untuk membangun hikuo adalah dengan menggunakan FRP biasa dan peralatan seperti gerinda / rotary tool dan juga alat pendukung lain seperti kikir, tang, obeng, kunci pas dan lain sebagainya.


Tutorial video dapat kalian lihat disini: How To Build Hikuo
 
Tamiya.
Kirain dah punah, maenan dari jaman gue kecil nih.
Nice tread.
Penjelasan lengkap.
Thank om :beer:
 
selamat atas lapaknya ya om,
TAMIYA kata yang melegenda
sebuah permainan yang memadukan ketrampilan dan pengetahuan

inget2 masa itu, ??
 
Tamiya masih exis... setiap minggu dan setiap bulan ada perlombaan...

perusahaan Tamiya bersama dengan cabangnya... dan distribusi serta seller nya saling kerjasama untuk meningkatkan produknya terjual dan tetap asyik bermain

setiap toko tamiya pasti ada tempat race nya jadi ga spt dulu kita beli tempat race nya

kemudian tamiya membuat class class baru dan aturan barunya... itu yg membuat masih eksis
Class : STB/TOB, STB/TOB ++, DCR ++, STO/TOS, dan sloop (jaman bahuela), Street Tamiya

ada yg mau gabung om om mbak mbak disini ?
 
Dulu mimin sempet main tamiya produksi dalam negeri. Asalnya dari bali. Gak perlu dinamo atau batre .. cukup pake tali rapiah sudah bahagia
:lari:

IMG_7463.JPG
 
Ijin naruh jejak om suhu
 
Waktu ku kecil ayahku beliin tamiya harganya seingetku cuma 8.500,- rupiah 😅 entah sekarang berapa harganya..
 
Back
Top