Bahasa Burung
Dalam pengembaraannya, Nasrudin singgah di ibukota. Di sana langsung timbul kabar
burung bahwa Nasrudin telah menguasai bahasa burung-burung. Raja sendiri akhirnya
mendengar kabar itu. Maka dipanggillah Nasrudin ke istana.
Saat itu kebetulan ada seekor burung hantu yang sering berteriak di dekat istana.
Bertanyalah raja pada Nasrudin, "Coba katakan, apa yang diucapkan burung hantu itu!"
"Ia mengatakan," kata Nasrudin, "Jika raja tidak berhenti menyengsarakan rakyat,
maka kerajaannya akan segera runtuh seperti sarangnya."
Jatuhnya Jubah
Nasrudin pulang malam bersama teman-temannya. Di pintu rumah mereka berpisah. Di
dalam rumah, istri Nasrudin sudah menanti dengan marah. "Aku telah bersusah payah
memasak untukmu sore tadi !" katanya sambil menjewer Nasrudin. Karena kuatnya,
Nasrudin terpelanting dan jatuh menabrak peti.
Mendengar suara gaduh, teman-teman Nasrudin yang belum terlalu jauh kembali, dan
bertanya dari balik pintu,
"Ada apa Nasrudin, malam-malam begini ribut sekali?"
"Jubahku jatuh dan menabrak peti," jawab Nasrudin.
"Jubah jatuh saja ribut sekali ?"
"Tentu saja," sesal Nasrudin, "Karena aku masih berada di dalamnya."
Bersembunyi
Suatu malam seorang pencuri memasuki rumah Nasrudin. Kabetulan Nasrudin sedang
melihatnya. Karena ia sedang sendirian aja, Nasrudin cepat-cepat bersembunyi di
dalam peti. Sementara itu pencuri memulai aksi menggerayangi rumah. Sekian lama
kemudian, pencuri belum menemukan sesuatu yang berharga. Akhirnya ia membuka
peti besar, dan memergoki Nasrudin yang bersembunyi.
"Aha!" kata si pencuri, "Apa yang sedang kau lakukan di sini, ha?"
"Aku malu, karena aku tidak memiliki apa-apa yang bisa kau ambil. Itulah sebabnya
aku bersembunyi di sini."
Relativitas Keju
Setelah bepergian jauh, Nasrudin tiba kembali di rumah. Istrinya menyambut dengan gembira,
"Aku punya sepotong keju untukmu," kata istrinya.
Alhamdulillah," puji Nasrudin, "Aku suka keju. Keju itu baik untuk kesehatan perut."
Tidak lama Nasrudin kembali pergi. Ketika ia kembali, istrinya menyambutnya dengan
gembira juga.
"Adakah keju untukku ?" tanya Nasrudin.
"Tidak ada lagi," kata istrinya.
Kata Nasrudin, "Yah, tidak apa-apa. Lagipula keju itu tidak baik bagi kesehatan gigi."
"Jadi mana yang benar ?" kata istri Nasrudin bertanya-tanya, "Keju itu baik untuk perut
atau tidak baik untuk gigi ?"
"Itu tergantung," sambut Nasrudin, "Tergantung apakah kejunya ada atau tidak."