R Wijaya
Balita GoCrot
Ijinkan Saya berbagi kisah tentang Dunia Perwayangan, Kebudayaan tinggi penuh dengan makna-makna, baik tersirat maupun tersurat. Kisah penuh dengan Adi Luhung Bangsa Ketimuran, yang kini telah Hilang Musnah, terdampar disisi. Dipojok kehidupan, Bagai Senjata Pusaka yang tak terpakai lagi. Hilang bersamaan dengan sifat-sifat keduniawian manusia. Sudah kodrat jaman, sudah kodrat Alam ini terjadi. Tinggal kita menyikapi kedepannya. Dipegang, diugemi atau dibiarkan??
Pilihan di masing masing individu.
Selarik kisah ini hanya sebagai pengeling eling bagi yang mau eling, bukan yang tak mau eling.
Kisah ini hadir untuk tak lebih dan tak bukan, tak ada maksut apa apa, apalagi urusan dunia yang serba materialitis ini.
Apresiasi buat Dunia Rasa Qolbu dari sanalah kisah ini datang, dari sanalah tulisan ini hadir, dari sanalah saya akan berbagi.
Kisah Sang Kesatrian Gagah Perkasa,Adil,Jujur dan Lurus.
Dialah Sang Arjuna SasraBhahu
=== Salam R Wijaya ===
DUNIA RASA QOLBU
Kepekaan Rasa pada Qalbu Diasah dari Petualangan Dewa-Dewa Pengasuh dan Pengayom Alam Semesta.
ARJUNA SASRABAHU
SUMANTRI & SUKRASANA.
Arjuna Sasrabahu adalah Putra Mahkota Kerajaan Maespati merupakan titisan Batara Wisnu. Batara Wisnu harus turun ke marcapada (dunia manusia) bertugas untuk menumpas Dasamuka yang sudah membuat kerusakan amat parah bagi kehidupan manusia diperbagai negara. Batara Wisnu harus menitis keraga manusia, untuk dapat memimpin pasukan menumpas Kerajaan Alengka dan membunuh Dasamuka atau Rahwana. Peristiwa itu merupakan rencana dari Sanghyang Otipati Jagatnata Batara Guru.
Namun ada yang luput dari pengamatan Sanghyang Otipati adalah kehadiran dua anak manusia, putra Resi Suwandageni dari Pertapaan Jatisarana. Tetapi kehadiran dua anak manusia ini sejak awal sudah terpantau oleh Semar dan Togog sebagai biang gara-gara sumber kehancuran tatanan alam dunia sekaligus memporak porandakan tatanan kehidupan manusia diseluruh Kerajaan manusia. Kedua anak manusia tersebut adalah Bambang Sumantri kelak diberi gelar Patih Suwanda dan adiknya Sukrasana.
Secara kasat mata dan garis keturunan rasanya tidak mungkin keduanya akan menjadi biang onar keseimbangan yang ditakuti Semar dan Togog. Maka supaya bisa memantau perkembangan tindak tanduk keduanya, Semar berinisiatif untuk melamar kerja di Kerajaan Maespati sebagai pengasuh Arjuna Sasrabahu kacil. Karena Semar sudah tahu, kelak dua orang itu akan datang dan mengabdi di Kerajaan Maespati ini. Kisahnya dimulai dengan uraian silsilah leluhur-leluhur Kerajaan Maespati.
Syahdan berdirilah Kerajaan besar di awal tahun Hindu Kuno, sekitar tahun 25 ribu BC (25 ribu sebelum masehi), kira-kira awal zaman ‘perunggu’. Kerajaan itu bernama Kerajaan Maespati. Adapun cerita Kerajaan Maespati yang terdapat dari salinan naskah kuno (codex) Hindu itu ternyata agak berlainan bila dibandingkan dengan tulisan ‘Purwacarita’.
Tapi disini tidak akan membahas perbedaan itu, karena prinsipnya Kerajaan Maespati adalah kerajaan yang luar biasa indah dan sangat megahnya untuk taraf kebudayaan kuno saat itu. Keraton dengan dekorasi interior dan struktur bangunan dengan konstruksi sangat menakjubkan, kuat, indah dan dengan bentangan-bentangan ruangan yang sangat luas, menyerupai ruang aula pada masa kini. Belum lagi langit-langit ruangan yang cukup tinggi untuk kebudayaan kuno saat itu.
Pilar-pilar dan balok-balok penopang bangunan, walau kelihatan sangat besar, namun dibuat dari bebatuan granit yaitu material batu gunung yang sangat kuat. Selain itu semua dinding dan tembok diukir dengan ukiran kualitas prima. Lantai kerajaan didisain menakjubkan karena setiap ruang mempunyai ketinggian lantai (leveling) berlain-lainan, disamping ditutup dengan batu gunung (sekarang dikenal sebagai marmer) dengan kualitas teratas dan warna-warna cerah menghiasi lantai setiap ruangan.
Walau belum mengenal teknologi jendela, namun setiap ruangan, lubang sirkulasi udara ditutup kain-kain teranyam dengan hiasan dari emas dan perak. Memang belum dikenal pintalan kain, maka tidak sehalus kain-kain sekarang, dan tentu jauh dari kehalusan kain sutra. Tetapi sebagai kelambu penghias ruang kerajaan, kain penutup jendela, singgasana raja, sudah cukup indah, karena anyaman hiasan dari emas dan perak itu.
Kursi singgasana raja dibuat dari bahan jati pilihan dengan bentuk ukiran yang luarbiasa, apalagi dihiasi dengan batu-batu permata dengan kombinasi warna-warna khas kebudayaan Hindu kuno. Semua ruang diberi pewangi ruangan yang disimpan di setiap sudut ruang. Pewangi itu berasal dari bakaran ramuan akar-akar, rerumputan dan dedaunan yang diolah sebagai jamu bakar, yang selain memberikan bau asap yang harum, juga sebagai pengusir serangga.
Jamu pewangi ruangan disimpan pada cungkup terbuat dari emas. Dan semua perabot rumah tangga, perabotan perjamuan tamu seperti gelas, piring dan pisau makan, sendok garpu, semua terbuat dari emas berhiasan intan berlian. Dan jangan dikata hiasan untuk pakaian raja dan mahkotanya. Karena jika tidak berhias intan berlian, pakaian kebesaran berhiasan anyaman emas, maka raja pada saat itu dianggap bukan raja terbesar.
Kerajaan Maespati ini didirikan dan dibesarkan oleh seorang ksatria bijak, luas wawasan pengetahuannya dan sangat arif, adil dalam memutuskan perkara-perkara hukum. Sehingga dicintai semua rakyat Maespati. Semua lapisan masyarakat merasa aman dan tenteram bernaung di bawah kepemimpinannya.
Bersambung...
Last edited: