Lihat diri
Melihat dan senang,
Membaca lalu terpana,
Mendengar kemudian terngiang,
Bercanda muncul simpatiknya.
Senyum disebut ceria,
Ramah disebut perhatian,
Sering berbicara disebut ada hati disana,
Jalur pribadi disebut pendekatan.
Hallo..
Sudahlah.
Letakkan picingmu pada kewajaran,
Bising itu membuatku muak dan heran,
Gaduhmu menjadi gundahku,
Pertahananmu menggelitik selera tawaku.
Hallo...
Payah.
Dewasa itu tak sekedar nyata,
Dibalik sana ada gerak irama pemantik karsa,
Ooh..kau seperti anak ayam yang lupa jalan pulang,
Kekanakan yang dibilang kedewasaan,
Memprihatinkan.
Lihat diri,
Kupas esensi,
Bukan sekedar halusinasi.
Gunakan hati layaknya bingkai,
Bukan menempatkan seperti bangkai,
Jadilah terpuji.
Masihkah pandai?
Atau belajar agar pandai?
Asal jangan seperti keledai.