Ode Luka
puntung-puntung rokok berserakan
botol-botol tergeletak
kuhitung, satu, dua, tiga, empat ...
teringat deret puisimu
inisial “R”
saat bara menderas
hingga pagi beraras
namun aku masih haus nian, sayang
hujan turun rimis-rimis
pada lengkung cakrawala tipis
rembulan tersungkur dalam gelap
dan kecewa ...
kau aku lelah menghitung kealpaan
karna mencari tidak selalu menemukan
itu yang kau sebut sebagai batas, bukan?
burung terbang makin gelisah
malam menghamburkan kenangan pucat
seribu kunangkunang menyeruak
kita didera keindahan yang
menyesakkan dada
kau buka jendela
langit amis darah
pecut jantung kian menderah
jauh teramat dekat, sayang
lupakan ... lupakan!
angin menggetarkan dedaun
kau bacakan aku sajak-sajak usang
kuceritakan padamu tentang lukisan
yang tak pernah dimengerti
kuhibur kau dengan cinta yang setia
karna, setia adalah hiburan bagi cinta
namun menyisakan tapi
... pisau sudah tergenggam
dan ritus harus berjalan
karena kita terlalu tak mampu bersidekap
ranjau dan jerat membuta
kita terperangkap
ayo, mulai ... carilah akhir
berawal dari epidermis
dan bulu-bulu tipis
mengusap sedikit menekan
makin ke dalam
makin basah makin perih
terus menari mengiris-iris belantara nesatapa
mempermainkan batas nadi/vena
tahukah kau rasanya
mengorek segala luka-luka purba
sambil mencari anak-anak yang hilang
bagai terus mengusap duka beralang
lekas beri aku satu gelas lagi
sebab entah kapan gulita akan usai
sedang aku makin haus, sayang
lolong anjing sunyi luas sepadang
pada hari-hari kita yang adalah perang
oi, cinta bermata pedang!
terlalu lama kita lupa bagaimana bersidekap
bagai lembar-lembar berserakan
tercerawut
terputus
dan tak pernah lengkap
simpanlah pada diri
dan sendiri
kau dengar ...
tapak kuda menjauh berderap
hendak lari dari peradaban
cinta hanya langit gelap, sayang
yang mati seharusnya hidup
yang hidup seharusnya mati
sampai kita pada tapal batas
sudah ...
jangan pernah kembali, sayang
jangan pernah kembali,
simpan saja buat diri
yang terlalu sendiri
: puisi terakhir untuk dia dan segala kenangan akannya