Sudah beberapa pekan tidurku gelisah, dan selalu terbangun dengan mimpi yang sama, yaitu mimpi bayi atau anak kecil. Kalau searching Mbah Gogel sih artinya mau dapat rezeki, tapi entahlah ini firasat apa.....
Selalu terbangun di jam 1 dini hari ke bawah, sepertinya ini petunjuk juga agar aku Tahajud, berdo'a padaNya, untuk membuka tabir. Tapi aku takut ya Tuhan, aku takut tak bisa menerima sesuatu yang akan Kau tunjukkan padaku, seperti saat lalu, semuanya Kau tunjukkan padaku dengan melaksanakan Tahajud semua terbuka sendiri. Tapi aku takut tak bisa menerima kenyataan, andai itu buruk, aku punya tiga anak yang harus kujaga....
Karena tak bisa tidur lagi, akhirnya aku coba sambung kembali kisah hidup aku, langsung ku ketik di HP bututku, tanpa konsep dan tanpa edit. Ternyata menulis kisah nyata itu lebih sulit karena menyangkut memorable....
Maafkan kalo banyak typo dan acak"an, karena aku langsung nulis gitu aja tanpa konsep dan edit...
Namaku inisial M, lahir di kota berlater Z. Masa kecilku kurang bahagia, tak banyak yang ku ingat, hanya saja aku ingat dulu tinggal di rumah bilik bersama ortu dan saudara " dari Alm Bapak. Tanah tempat rumah kami tinggal pun bukan milik sendiri, tapi nyewa punya orang lain, jadi tiap bulan harus bayar sewa.
Aku tak seperti anak lainnya yang bisa bermanja" pada orang tuanya, karena waktu itu kedua ortuku bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ya.... kami dari golongan ekonomi bawah...
Ayahku bekerja di bengkel las, sedangkan ibuku bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga orang China. Sehari hari aku diasuh nenek dan uwa dari bapak.
Tapi bapak terkadang kerja di luar kota di Jakarta, padahal dia punya penyakit asma, sedangkan kerja di bengkel las. Bapakku sakit"an hingga kadang nganggur lama. Mungkin karena kesal, ibuku pernah berkata : " Kalo kamu udah gede, jangan sayang sama Bapak kamu, toh dia ga mau kerja buat nafkahin anak istrinya".Aku yang waktu itu belum hideng kalo kata orang Sunda mah, cuma bisa ngangguk, padahal ga paham banget apa artinya.
Mungkin ibuku sedang kesal hingga berkata begitu, karena tuntutan ekonomi, karena sekarang kerasa sama aku gimana pusingnya mengatur rumah tangga kalo ga ada uang.
Ibuku juga temperamen, dia ringan tangan, pernah aku disiksanya, kepalaku dijedotin ke ranjang besi hingga hidungku berdarah darah.
Maafkan aku ibu, bukan maksud menyudutkan, tapi aku cuma mengingat masa kecil. Aku tak dendam padamu Ibu, maafkan juga anakmu ini yang ga bisa bahagiain Ibu.
Tapi kekerasan yang aku terima di masa kecil dan pernikahan sedikit banyak berpengaruh pada kehidupanku sekarang, jika pikiranku sedang kosong, aku seperti ada yang bisikin dan kalo sedang emosi, kadang aku lempar barang yang ada di dekatku kalo aku kesal dan marah karena anak merajuk atau berantem. Tapi sesudahnya aku nyesel banget, Astaghfirullahaladzim... Jika aku menyakiti anak"ku berarti aku juga menyakiti diriku sendiri. Maafkan Mamah ya Nak, belum bisa bahagiain kalian dan Mamah bukan ibu yang sempurna.
Setidaknya nasib kalian lebih beruntung dari Ibu dulu, yang karena keterbatasan ekonomi, baju sekolah pun ga pernah punya yang baru, selalu bekas kakak Ibu, tapi Ibu tak pernah mengeluh dan menuntut banyak pada ortu.
Ketika aku SD, Ibu berhenti kerja dan mulai usaha dagang kecil"an yaitu gorengan buat dititip ke warung".Waktu itu tahun 90 an, belum banyak warung dan makanan banyak variasi kaya sekarang. Di siang hari, kadang aku ngambil dagangan di orang lain buat nambahin uang jajan. Jika anak lain pergi ke Madrasah hanya untuk belajar, aku ke Madrasah sambil dagang, waktu itu es mambo masih jajanan favorit.
Pagi sebelum berangkat ke sekolah, aku nganterin dagangan dulu ke warung".Aku punya kakak cewek satu, tapi dia mah jarang disuruh" kaya aku, kayanya ortuku pilih kasih, aku aja yang paling sering disuruh", tapi aku ga pernah melawan. Waktu aku kecil,tak pernah dan tak punya keberanian buat melawan orang lain,ya...karena aku orang miskin jadi ga punya keberanian...
Dalam hal belajar pun aku tak pernah didampingi ortu, selalu belajar sendiri. Alhamdulillah aku dikarunia otak encer dan gampang menyerap pelajaran yang ku terima, mungkin karena hobi membaca, walaupun makan juga ga pernah istimewa dan tempat tinggal kurang memadai untuk belajar. Tapi waktu itu enteng aja, mungkin karena masih SD, dan aku selalu meraih peringkat pertama.
Yang aku ingat juga waktu SD, aku pernah suka sama seseorang, kayanya seneng banget lihat bocah itu, tapi ga berani ngungkapin, cuman bisa mengagumi, karena sadar diri aku ini anak dari keluarga miskin sedangkan dia anak dari keluarga berada. Mungkin itu yang namanya cinta monyet....