• link terbaru forum gocrot per 16 November 2024 : KLIK DI SINI

[LOUNGE] PUISI YANG TERSERAK

Rembulan kembali bersinar
Ku terpukau melihat wajahmu
Yang terkena sorot cahaya sang luna
Cantikmu terlihat kian terpancar
Mengalahkan kerlip bintang di atas sana
Sungguh elok kupandang
Wajah cantik nan rupawan
Kau bidadari hati
Temanilah malamku ini
Biarkan ku melihat wajah cantikmu
Yang terkena sorot cahaya yang menenangkan
Cahaya dari sang raja malam




selamat malam minggu​
 
Pagi teras indah
Tak terasa terdampar dipojok sini
Terasa indah alunan kata
Terasa elok di telingga
Banyak tunas tunas
Banyak cikal bakal
Dalam merangkai kata
Indah menembus sukma
Elok melayang bak dinirwana
Dalam yang terserak
Yang tercerai
Ku coba menikmati
Selaksa kata tuk kupahami



Salam

R WIjaya
 
Tapi itulah kehidupan
Penuh warna
Penuh cinta
Kadang kita buta
Kadang kita sadar
Itulah kehidupan
Penuh dengan misteri

Misteri kehidupan adlah hak Illahi..

Semua tersurat semenjak kita bayi..

Jalan bayi itulah surga dr seorang suami..

Maka---- hormatilah seorang istri..

Istri adlh buath cinta yg penuh misteri....

Met malam Jum'at
Jgan lupa tirakat
Agar kita selamat dunia&akhirat


By jembuts
 
Kutulis beberapa rangkaian kata
Kata indah yang takk mampu terucap
Kujadikan satu dalam sebuah puisi
Puisi yang menggambarkan akan elokmu
Puisi yang penuh rasa syukur
Sukur atas penciptamu
Pencipta alam semesta
Yang juga telah menciptakanmu
Dengan kekokohanmu
Dengan tinggi menjulangmu
Begitu terlihat agung dirimu
Begitu penuh keindahan di dirimu
Kau juga penuh akan berjuta misteri
Tapi kau tetap indah dimataku
Gunung.....
Tetaplah berdiri
Jagalah kami
Tegurlah orang yang berniat jahat
 
gunung adalah pasak
pasak pasak sampai kedasar
pasak pasak menahan dorongan
agar tetap berdiri tegak
jangan kau kira gunung diam
jangan kau kira gunung tak bergerak
dia bergerak melalui kodrat
kodrat akan ketetapan
agar bumi tak bergoyang
agar bumi tegak berdiri
bergerak sesuai Sabda



salam


Shynici Kudo
 
qOugdhE.jpg




Aku Paitun Gundul
Aku dari ketiadaan
Aku muncul dari pinggiran
Yang terkikis dipinggir kota
Yang terbuang dari hiruk pikuk kehidupan
Kucing dan Payung yang menemani
Diantara berjuta orang
Terlunta lunta tak tentu arah
Tak tahu asal Tak tahu pulang
Hidup berjalan diatas panasnya Aspal Jalanan
Tanpa tahu yang terjadi
Aku Potret Nyata dari Kehidupan


# Paitun Gundul numpang dikenal disini ya.
 
gunung adalah pasak
pasak pasak sampai kedasar
pasak pasak menahan dorongan
agar tetap berdiri tegak
jangan kau kira gunung diam
jangan kau kira gunung tak bergerak
dia bergerak melalui kodrat
kodrat akan ketetapan
agar bumi tak bergoyang
agar bumi tegak berdiri
bergerak sesuai Sabda



salam


Shynici Kudo
saya juga punya pasak om
om mau pasak saya ? ???
 
Lintang Panjer Rahina

Nalika bumi isih sepi

Lintang panjer rahina wis tangi

Menehi Pepadhang sagung dumadi

Kang wiwit gumregah ngupaya rejeki

Para among tani wis ndalidir mecaki galengan

Mbok bakul sinambiwara wus sengkut makarya

Para ngulama tumungkul mengestu puja

Para santri wiridan ngaji

Jago kluruk sesautan

Melu tasbeh marang pangeran

Ndonya wis gagat rahina

Maringi kalodhangan janma ngupadi pangupajiwa
 
Lintang Panjer Rahina

Nalika bumi isih sepi

Lintang panjer rahina wis tangi

Menehi Pepadhang sagung dumadi

Kang wiwit gumregah ngupaya rejeki

Para among tani wis ndalidir mecaki galengan

Mbok bakul sinambiwara wus sengkut makarya

Para ngulama tumungkul mengestu puja

Para santri wiridan ngaji

Jago kluruk sesautan

Melu tasbeh marang pangeran

Ndonya wis gagat rahina

Maringi kalodhangan janma ngupadi pangupajiwa

kulo hatur nuwun yo puisi nipun, klawan boso jowo, werno sing bedo ?
 
CINTA

Yg waras jadi gila
Yg gila tetap gila

Waras dan gila sama sama tertawa

Akal tak mampu menampung
Coklat dikira telek lincung

Akhirnya jadi linglung



By jembuts
JEMBUT

Amung ono ing lakang
Kadang dowo kadang cepak
Ono sing kondo jare ngganggu
Ono sing kondo iku endah di sawang
Ono sing ngruwel saking dawane
Opo fungsine jembut ?
Aku ora weruh




cuk iki opo sing tak tulis nggaplek'i tenan
 
Kidung Wengi
(Hadi Pamungkas)

Wengi wis lumingsir jero
Cahyane sang candra katon surem
Tumiyung mangulon mapag tekane gagat raina
Kahanan katon tintrim

Mung swarane jangkrik sesahutan ngumbar lelagon
Kala-kala jegoge asu sing mecah wengi
Jalma manungsa wus padha lerem ing pangimpen
Nepsu-nepsu panguripan uwal saka nala

Gumanti impen-impen kang endah mbuntel panjangka urip
Mung kemrosake manuk codhot nrusuk ing pang-pang wit pelem
ngluru woh-wohan nggo ngganjel weteng
Sakwuse sawengi natas ngancani sepining bawana
Swarane jago kluruk padha pamer swara
Minangka pratandha yen bagaskara bakal tumeka

Cahya warna abang rampak-rampak
Pratandha ngjak jalma miwiti makarya
Ngobahake raga
Ngudi rejeki ngluru pangupajiwa
Sakwuse madhep kiblat
Ing tengahing pedhut manjing subuh
Nyeyuwun nugrahaning kang Maha Rat
 
JEMBUT

Amung ono ing lakang
Kadang dowo kadang cepak
Ono sing kondo jare ngganggu
Ono sing kondo iku endah di sawang
Ono sing ngruwel saking dawane
Opo fungsine jembut ?
Aku ora weruh




cuk iki opo sing tak tulis nggaplek'i tenan
Aku adlh tumbuhan perdu
Yg sellu dianggap mngganggu

Tak prnah menatap matahari
Aplgi bulan pda malam hari

Sellu kau senggol aku
Dikala kau perlu

Akarku bikin geli
Kau sllu menikmati

Kau sslu mlupakan aku
Pdhal setiap hari kau mnjengukku

Aku benci benci benciiii....
Yg menjaga dari iritasi&nfeksiii....

Haaaahaaa......jeembuuuts
 
Nyanyian Sukma
(Kahlil Gibran)

Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku, Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Karena aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya, Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahasia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkirkan oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan, Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesadaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan Kain atau Esau manakah yang mampu membawakannya berkumandang? Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya? Kidung itu tersembunyi bagai rahasia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian? Siapa berani memecah sunyi dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?
Kahlil Gibran
Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku, Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkberbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Karena aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya, Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahasia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkirkan oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan, Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesadaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan Kain atau Esau manakah yang mampu membawakannya berkumandang? Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya? Kidung itu tersembunyi bagai rahasia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian? Siapa berani memecah sunyi dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?
 
Back
Top