Virangel
GURU BK MESUM
Part 3
DIMI, APA YANG KAMU LAKUKAN KE SAYA ITU… JAHARA
DIMI, APA YANG KAMU LAKUKAN KE SAYA ITU… JAHARA
Pondokan itu terletak di pinggir areal persawahan di sepanjang pinggiran persawahan yang masih belum terjamah pembangunan kost-kostan. Tembok batu tinggi berwarna hijau tosca tampak memagari kompleks besar yang terdiri ruang kelas, kantor, asrama puteri, dan mushola yang dapat menampung 50 orang santri.
Sekaligus berfungsi sebagai pesantren, tepat jam 4 dini hari penghuninya harus bangun untuk sholat tahajud dan witir. Sambil menunggu waktu subuh, para santriwati biasanya menyetor hapalan pada mentor masing-masing, karena saat-saat inilah otak manusia berada dalam kondisi paling prima untuk menghapal ayat-ayat suci.
Memasuki waktu dhuha, barulah para penghuninya berangkat kuliah seperti mahasiswa pada umumnya. Kegiatan belajar mengajar di pesantren baru dimulai lagi ba'da ashar hingga 2 jam setelah Isya untuk beristirahat.
Namun malam ini ada yang berbeda.
Berkali-kali Dimi tersenyum seorang diri, terkadang mendesah, terkadang mengeluh sambil sesekali berucap istighfar. Lampu kamar sudah dipadamkan, dan yang ada hanyalah cahaya layar ponsel yang tidak bisa lepas dari tangan Dimi sejak tadi, tapi senyum cerah di wajah manis itu seolah ingin lebih bersinar lebih terang dari matahari di Padang Arafah.
"Ukhti, kenapa anti senyum-senyum sendiri?" bertanya Husna, teman sekamarnya.
"Ndak. Ndak ada apa-apa, ana tidak apa-apa...." sahut Dimi gelagapan dengan wajah yang bersemu. Menyebut nama seorang aktivis kampus berambut gondrong dan berjambang tebal beresiko membuat Dimi menjadi bulan-bulanan, setidaknya selama satu tahun ke depan. Untuk itu, Dimi memilih bungkam.
Melangkah di jalan Tuhan bukan berarti engkau tidak boleh jatuh cinta. Husna sendiri sudah dipinang oleh teman masa kecilnya di Malang. Selepas lulus kuliah, insyaallah cinta keduanya akan dipersatukan dalam akad nikah. Dan kini melihat tanda dan gejala si kecil Dimi mulai dilanda virus-virus cinta, Husna terlalu penasaran untuk tidak bertanya.
"Siapa? Bang Gaza, ya?"
"Astaghfirullah! Mbak Husna apaan, sih?"
"Kalau bukan Bang Gaza, pasti Akhie Romadhoni..."
"Husy! Mbak!" delik Dimi panik.
Husna terkikik-kikik melihat Dimi yang makin salah tingkah. Hingga akhirnya cubitan keras yang mendarat di pinggang Husna membungkamnya untuk berhenti menggoda sang adik kelas yang wajahnya kini semakin mirip kepiting rebus.
°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°
Dimi baru berumur 19 tahun bulan lalu, tapi anak itu sepertinya lebih tertarik membaca buku-buku sastra dan menulis cerita ketimbang ta'aruf dengan lawan jenis.
Sang gadis aktif di sebuah situs berbagi cerita bernama wattpad, meski hanya Husna seorang yang tahu rahasia ini. Reputasi dunia oranye yang pernah terkenal sebagai sarang cerita mesum adalah tentu menjadi penyebabnya.
Teknologi adalah pedang bermata dua, bisa menghantar kita ke surga, atau malah menjatuhkan kita ke dasar neraka, begitulah prinsip Dimi. Generasi muda perlu dimudahkan dalam mengakses bahan bacaan yang bergizi, itu adalah alasan Dimi gigih mengkampanyekan gerakan membaca sehat di dunia oranye.
Dari dulu, Dimi paling muak dengan cerita-cerita bersampul seronok yang diembel-embeli adegan seks untuk menarik pembaca. Pornografi dapat merusak otak dan merusak moral generasi muda! Titik. Bagi Dimi itu adalah nilai yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Begitulah setidaknya. Perjuangannya memberangus literasi beracun masih terus berjalan, sampai maestro dari kerajaan lendir menyerang.
°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°
@ajayvijayhotahai, Dimi hanya tahu nama pengarang yang selalu berhasil membuatnya memendam dongkol karena status-status sang penulis mesum yang ia rasa sering nyinyir terhadap gerakan wattpad bebas pornografi.
Nama itu baru muncul awal tahun ini. Follower-nya baru 1.400, kalah jauh dari Dimi yang menyentuh angka 20.000 lebih. Anak bau kencur, batin Dimi, meski seringkali ia mendengar nama newbie itu menjadi buah bibir di lini masa. Konon kabarnya sang penulis dulunya adalah maestro cerita porno sebelum pindah ke wattpad, tapi Dimi tidak peduli.
Yang jelas, gerakan wattpad bebas pornografi yang diperjuangkannya selama ini terancam karena pengikut setia sang penulis mesum ikut hijrah dari dunia lendir ke dunia oranye, bahkan orang itu malah mendapat banyak penggemar baru yang memuji-muji bahwa cerita erotis bisa juga dikemas secara elegan. Cih! Di mata Dimi, sampah tetaplah sampah. Sampai Yaumul Kiamat pun Dimi bersumpah tidak akan pernah membaca cerita-cerita semacam itu.
Selama ini Dimi hanya mampu bersabar melihat tingkah laku si penulis mesum. Tapi ketika orang itu menulis cerita religi abal-abal yang penuh narasi provokatif, Dimi tidak bisa lagi berdiam diri. Teritorinya sudah dimasuki.
Sebuah laporan kepada admin, sudah cukup untuk membuat cerita itu dilenyapkan dari muka bumi.
Dimi... yang kamu lakukan ke saya itu.... jahara....
°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°●°
Notifikasi di layar ponsel membuat percakapan Dimi dengan cinta platoniknya terhenti. Komentar dari seorang pembaca yang juga di-follow-nya muncul di lini masa. Dari sebuah cerita yang judulnya memang sudah diganti, tapi Dimi yakin itu adalah cerita yang sama yang kemarin diberangusnya.
@puteri_ceria: turut berduka cita atas lapak Drama Religi Faling Varokah-nya.
@deceitfulfacade: tampol ampe miring-miring!
Wajah Dimi yang tadinya kasmaran berubah merah padam. Dari mana logiknya cerita si penulis mesum yang sudah ia ganyang berani-berani menampakkan diri kembali di dunia oranye? Terlebih lagi, cerita itu kini mendapat vote dan komentar bekali-kali lipat dari sebelumnya. Kebanyakan ucapan simpati dari pembaca kepada sang penulis yang ceritanya dihapus dengan semena-mena.
Dimi memajukan bibirnya, gemas sendiri dengan persistensi penulis yang satu ini. Rasanya baru kemarin malam Dimi melaporkan cerita itu dengan alasan menyinggung SARA, tapi hari ini si penulis mesum sudah merilis ulang karyanya dengan judul yang berbeda. Memang, kali ini narasi-narasi provokatif dan kata-kata umpatan sudah dihilangkan, tapi tetap saja hujatan kepada sang pelapor (yakni dirinya) di kolom komentar tak ayal membuat telinga Dimi memerah.
Huh! Ini tidak bisa dibiarkan!
Telunjuk Dimi sudah berada di atas tombol 'report' untuk kali kedua, ketika sudut matanya menangkap sebuah paragraf baru yang belum pernah ia baca di cerita sebelumnya...
"Mungkin dari awal aku memang sudah ditakdirkan sebagai penghuni neraka. Tapi jika nama Tuhan hanya boleh diseru oleh orang-orang suci, di mana tempat para pendosa untuk kembali?"
Mendadak gerakan jari Dimi berhenti... dan tanpa sadar matanya ikut bergerak merunuti paragraf selanjutnya...
"Selama ini cerita religi seolah-olah hanya boleh disuarakan dari bibir orang-orang alim dan sholeh. Kali ini, aku mau bikin sebaliknya. Tentang para pendosa yang mencari jalan kembali menuju Tuhan dari tempat yang paling berlumpur."
Dimi terdiam, tidak menyangka kata-kata itu bisa keluar dari tangan seorang penulis yang begitu liberal menggunakan kata-kata berlendir dalam cerita-ceritanya. Lama, Dimi memandangi layar ponsel dan hanya mendapati pantulan wajahnya sendiri di dalamnya...
"Dimi, kenapa anti menangis?"
Husna yang muncul dari balik punggungnya membuat Dimi tersentak. Jarinya yang tadinya hendak menekan tombol 'report' malah terpeleset ke tombol 'follow'.
"ASTAGHFIRULLAH!!!" jerit Dimi panik.