matur nuwun TS ucapkan kepada semua, atas perhatiannya semoga tulisan ini membawa manfaat dan pen eling eling bagi kita semua, untuk mawas diri, menghargai sesama dan yang terpenting mengetahui nilai nilai luhur bangsa kita, betapa tingginya BUDI PERKERTI dan Kayanya leluhur leluhur kita dahulu. yang pada Zaman sekarang nilai nilai luhur telah luntur tergerus modernisasi. Leluhur leluhur begitu cintanya terhadap bangsa ini, sehingga lewat karya karya beliau kita selalu diingatkan, tetapi banyak dari kita tidak menyadari.
sekelumit catatan ini bisa memberi manfaat bagi kita semua.
akhirnya Seduluran sak lawase buat semua
RAMALAN RONGGOWARSITO
SERAT JOKO LODANG
RONGeh jleg tumiBA
GAgaran santoSA
WARtane meh teKA
SIkara karoDA
TAtage tan kaTON
BArang barang ngeRONG
SAguh tanpa raga
KAtali kawaWAR
DAdal amekaSI
TONda murang taTA
Gambuh
Praptaningpang ngethengkrang sru muwus
Eling eling pastry larsaning Hyang Widhi
Gunung mendhak jurang mbrejul
Ingusir praja kasor
Sumurupa kanda kang tinamtu
Nadyan medak medaking gunung wus pasti
Maksih katon tabetipun
Beda lawan jurang gesong
Tanpa tawing enggal jugrugipun
Kalakone karsaning Hyang wus pinasti
Yen ngidak sangkalanipun
Sirna tata estining wong
Sinom
Sacipta cipta tan polih
Kang reraton raton rantas
Mrih luhur asor pinanggih
Bebendu gung nekani
Kongas ing kanistanipun
Wong agung nis gungira
Sudireng wiring jrih lalis
Ingkang cilik tan tolih ring cilikira
Njaba putih njero kuning
Ngulama mangsah maksiat
Madat madon minum main
Kaji kaji ambating
Dulban kethu putih mamprung
Wadoan nir wadonira
Prabaweng salaka rukmi
Kabeh kabeh mung maroon tingalira
Jroning jaman keneng sarik
Marmane saisiningrat
Sangsarane saya mecit
Nir sad estining urip
Iku ta sengkalanipun
Pantoning nandang sudara
Tes wus tobat mosik
Sru nalangsa narima ngandel ing sukma
Megatruh
- Mbok prawan sangga wang duhkiteng kalbu
Jaka lodang nabda malih
Nanging ana marmanipun
Ing weca kang wus pinesthi
Estinen murih kelakon
- Sangkalane maksih nunggal jamanipun
Neng sajroning madyaakir
Wiku sapta ngesthi ratu
Adil parimarmeng dasih
Ing kono kersaning manon
- Tinemu wong ngantuk anemu kethuk
Malenuk samargi margi
Marmane bungah kang nemu
Marga jroning kethuk isi
Kencana sesotya abyor
Terjemanah bebas
Joko lodang datang berayun ayun diantara dahan dahan pohon, kemudian duduk tanpa kesopanan dan berkata dengan keras. “Ingat ingatlah sudah menjadi kehendak Tuhan bahwa gunung gunung yang tinggi itu akan merendah sedangkan jurang yang curam akan tampil kepermukaan (akan tejadi wolak walik jaman) karena kalah perang maka akan diusir darnegaranya.
Namun jangan salah terima mengurai kata kata ini, sebab bagaimanapun juga meskipun merendah kalau gunung akan tetap masih terlihat bekasnya. Lain sekali jurang yang curam
Jurang yang curam, meskipun dapat melembung, namun kalau tidak ada tanggulnya sangat rawan dan mudah longsor
Sinom
Waktu itu kehedak tidak ada yang terwujud, apa yang dicita citakan buyar, apa yang direncanakan berantakan,segalanya salah perhitungan, ingin menang malah kalah, karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan. Yang tampak hanyalah perbuatan perbuatan tercela. Orang besar kehilangan kebesarannya, lebih baik tercemar nama daripada mati, sedangkan yang kecil tidak mau mengerti keadaan.
Banyak orang yang tampak alim, tetapi hanyalah semu belaka, diluar tampak baik, tetapi didalamnya tidak. Banyak ulama berbuat maksiat, mengerjakan madat,madon,minum dan berjudi. Para haji melemparkan ikat kepala hajinya. Orang wanita hilang kewanitaannya karena terkena pengaruh harta benda.semuanya saja waktu itu hanya harta bendaalah yang menjadi tujuan.
Hanya harta bendalah yang dihormati pada jaman itu. Oleh karena itu seluruh isi dunia penderitaan,kesengsaraan makin menjadi jadi. Penghabisan oenderitaan bila semua sudah mulai bertobat dan menyerahkan diri kepada kekuasaan Tuhan Seru Sekalian Alam
Megatruh
Mendengar segala itu, mbok perawan merasa sedih, kemudian joko lodang berkata lagi “ Tetapi ketahuilah bahwa ada hokum sebab musabab, didalam ramalan, yang sudah ditentukan haruslah diusahakan supaya segera dan dapat terjadi
Jamannya masih sama, pada akhir pertengahan jaman. Akan ada keadilan antara sesame manusia, itu sudah menjadi kehendak Tuhan.
Diwaktu itulah seolah olah orang yang mengantuk mendapat kethuk (gong kecil) yang berada banyak jalan, yang mendapat gembira hatinya sebab didalam benda tersebut isinya tidak lain emas dan kencana
Demikian terjemahan bebas Serat Joko Lodang. Karena sifatnya ramalan yang tidak terang terangan serta tergubah dalam bentuk karya sastra yang penuh dengan symbol symbol maka tentu saja menimbulkan berbagai macam penafsiran (multidimensi penafsiran)
Termasuk sekalian pembaca yang budiman disini. Semoga tulisan ini membawa manfaat bagi kita semua.
salam
Selanjutnya akan membahas tentang Serat Sabda Jati..